4. Sangat Indah

50 5 0
                                    

Bagian 4: Sangat Indah

Mulmed Januarius Purnama Saputra

•••

ARI terus berlari cepat menuju studio dekat sebuah kafe, milik tantenya. Lagi dan lagi, seorang Januarius Purnama Saputra atau kerap di sapa Ari terlambat mengikuti latihan band.

Nafas pemuda itu terengah-engah begitu sampai di studio. Dengan pelan, Ari mendorong pintu studio itu hingga terbuka. Di sambut tatapan kesal teman-teman satu band nya itu.

"LO KEMANA AJA?!!" teriak tiga orang temannya itu. Ari membalas dengan cengirannya. "Sori. Ketiduran gue." balasnya seraya membuka salah satu kaleng soda, lalu meminumnya hingga setengah.

Bima, si gitaris melayangkan tatapan sengit pada Ari yang sedang sibuk berleha-leha karena terlalu lelah berlari. "Waktu gue ke buang cuma gara-gara lo. Tau ga?" katanya.

Ari nyengir, lantas menjawab "Selo kali."

Lihat? Sebetapa menyebalkannya seorang Januarius. Giliran mereka bertiga —Bima, Ghany, dan Aji— sibuk latihan, vokalis band mereka malah santai-santai tak perduli.

Merasa ada yang tak beres, Ghany sebagai drummers menanyakan kenapa Ari bisa sampai ketiduran. Padahal setahu Ghany, Ari itu anak yang sangat disiplin. "Emang kenapa sih lo sampe ketiduran gitu?"

Ari berpikir sejenak, entah kenapa tidurnya tadi sangat nyenyak sekali. Mengangkat bahunya cuek, "Kecapean kali gue, gak tau juga."

Aji, si bassist menghela napas pasrah. "Ya udah, sekarang kita latihan. Audisi tinggal dua minggu lagi." ucapnya menengahi.

Dan dengan itu, mereka melakukan latihan sebagaimana mestinya.

•••

Ari menghempaskan tubuhnya pada ranjang tercinta. Pemuda berambut pirang itu, menatap sebuah kotak musik yang bisa membuat dirinya tidur dengan nyenyak.

"Benda pembawa keberuntungan ini.." gumam lelaki itu seraya memutar balikkan kotak musik itu. Meletakkannya di atas nakas, kedua mata Ari teralih pada sebuah bingkai foto. Dimana dirinya, Bella dan Renza berada.

Foto itu di ambil ketika mereka lulus Sekolah Menengah Pertama. Saat itu, semuanya baik-baik saja. Hingga sesuatu membuat mereka bertiga terpecah belah. Hanya karena sebuah perasaan, mereka berpisah.

Sungguh tragis menurut Ari.

Di raihnya bingkai foto berwarna hitam itu, tangannya hinggap, dan beralih mengelus foto itu. Posisinya adalah, Renza, Bella, dan Ari saling berangkulan. Uh, rasanya Ari ingin menangis, tapi dirinya tak bisa.

Karena semua yang telah terjadi, tak akan pernah bisa kembali ke awal.

Paginya, Ari bersiap-siap berangkat ke sekolah. Setelah pamit pada Mamanya, Ari berjalan menuju garasi dan mendapati kedua ban motor favoritnya itu bocor. Ingin sekali rasanya Ari menjedotkan kepalanya ke tembok.

Jadilah cowok itu berjalan menuju halte, dan menaiki bis arah tujuan sekolahnya. Saat Ari duduk, di sebelahnya terdapat perempuan yang sedang mendengarkan musik melalui headphone. Dan ketika gadis itu menyenandungkan bagian reff nya, Ari ikut bernyanyi.

Dengan suara emasnya, tentunya.

"All my senses come to life

While I'm stumbling home as drunk as I

insanity ;✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang