10. Cogan

47 4 0
                                    

Bagian 10: Cogan

•••

ANDREA dibuat kaget dengan pemandangan dihadapannya.

Aldrian yang melihat itu, langsung mendecak dan menyentil dahi Andrea keras. "Aduh!" serunya kaget, seraya mengusap-usap dahinya. Lalu, maniknya kembali melirik pemandangan didepannya.

"Eh abang, masuk bang." Andrea mempersilahkan kakak laki-lakinya beserta temannya masuk. Saat sampai diruang santai, dirinya dapat menangkap Zara yang terlihat gugup dan malu.

Andrea terkikik. Menghampiri Zara, dan menarik tangan cewek itu. "Bang, Rea sama Zara ke atas ya." ucapnya, terburu-buru menarik tangan Zara ke arah kamarnya dilantai dua. Sesampainya dikamar, Andrea dan Zara tiba-tiba menjerit.

Fangirling on.

"Aaa! Seumur hidup, gue belum pernah ngeliat abang gue bawa temen secakep itu ke rumah!!" Andrea rasanya ingin kembali menjerit, ketiga teman kakaknya itu sangatlah tampan.

"Anjir, Andrea ketimpa rezeki ini namanya." Zara berbicara. Andrea dan Zara yang nekat, keluar lalu mengintip dari celah lantai atas. Tanpa tahu bahwa sedari tadi Aldrian yang baru saja keluar dari kamarnya, menangkap mereka berdua. Aldrian tersenyum jahil.

Satu,

Dua,

Tiga.

"DOR!!"

Bruk!!

Andrea dan Zara meringis, sedangkan Aldrian dibelakang mereka tertawa terpingkal-pingkal. "Re, awas kek. Tangan gue sakit ini, adoh." Sadar telah menindih tangan Zara, Andrea buru-buru bangkit, dan membantu Zara. Aldrian masih saja sibuk terpingkal.

Andrea berjalan ke arah belakang kakaknya itu, lalu mengangkat sikutnya, dan BOOM!

"ANJIRR!!" pekik Aldrian seraya mengusap-usap pundaknya. Andrea tersenyum puas. "Makanya, jangan jadi abang durhaka. Kualat kan lo. Yuk, Ra." Andrea menarik tangan Zara yang sedang terkikik. Sampai dikamar, Andrea membaringkan tubuhnya dikasur, kemudian meraih ponselnya untuk bermain Temple Run 2.

Zara sedang sibuk mengutak-atik lemari pakaian milik Andrea, setelah selesai mengutak-atiknya, Zara berdecak heran sembari menggelengkan kepalanya. "Bingung gue sama lo, Re. Lo tuh cewek atau cowok sih? Baju kok cuma kaos sama celana doang. Dress cuma ada dua. Ckck."

"Serah gue lah." timpal Andrea cuek, beberapa menit kemudian gadis itu berteriak-teriak heboh layaknya orang sinting. "LO SIH, RA!! INI PADAHAL GUE DIKIT LAGI BIKIN HIGHSCORE YANG BARU!!! AH, TEMPE!!!" Zara bergidik ngeri, dan melihat sesuatu yang ganjil disalah satu dinding kamar Andrea.

"Lukisan apaan ini, Re? Kok bau-baunya mencurigakan ya," ucap Zara. Dengan kekuatan melesat, Andrea melempar ponselnya ke arah kasur, dan dengan sigap menghalangi Zara memandang lukisan itu.

"Hehe, bukan apa-apa kok." Andrea terpaksa cengengesan, namun malah membuat Zara semakin curiga. "Suer, gak ada apa-apanya kok. Cuma lukisan biasa." ujar Andrea mencoba meyakinkan Zara yang terlihat semakin curiga itu.

"Ah, gimana kalo ke taman komplek aja. Biasanya kan jam segini banyak cowok ganteng lho, Ra." ajak Andrea. "Yang bener lo?! Ayo deh ayo!" sorak Zara bersemangat. Setelah Zara berbalik dan keluar dari kamarnya, Andrea menurunkan tangannya, kemudian menghela napas lega.

Dengan cepat Andrea melepas lukisan itu, dan menaruhnya ke dalam sebuah ruas kecil disebelah meja belajarnya. "Untung gak ketauan," gumamnya. Lantas segera berganti baju.

Sampai ditaman komplek, ternyata benar saja. Banyak remaja cowok tinggi plus ganteng yang nongkrong disana. Sekedar main basket, kumpul skateboard, atau cuma lari-lari ngabisin waktu bareng temen-temen mereka. Zara sama Andrea sendiri cuma bisa lirik-lirik aja, karena mereka gak punya keberanian buat nyapa cowok-cowok ganteng itu.

insanity ;✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang