#16

5.3K 378 66
                                        

Suara pintu terkunci terdengar. Chanyeol memasuki apartemennya dengan gontai, bayang bayang sahabatnya yang bertengkar masih melekat di otaknya.

Chanyeol merebahkan tubuhnya pada sofa, ia melonggarkan dari yang terasa mencekik lehernya. Chanyeol merogoh sakunya untuk mengambil benda persegi, ia menghubungi seseorang dan menempelkan benda persegi pada telinganya.

"Heera-a apa kau sudah pulang?"

"hmm, aku baru memasuki apartemenku."

Chanyeol melirik jam yang bertengger manis pada tanganya. "Kenapa kau baru pulang?" Tanya Chanyeol lemas.

"aku mampir sebentar ke rumah bibi setelah dari rumah Hyemi eonni"

"Apa yang di katakan Hyemi ?"

"Hyemi eonni menangis saat mengetahuinya."

Heera melangkahkan kakinya menuju lemari es dan mengambil satu botol air mineral. Ia kembali pada sofa dan mendaratkan bokongnya dengan asal.

Chanyeol menghela nafas sebentar. "bisakah kau selalu berada di sisi mereka ? aku pikir masalah ini akan sangat rumit. Ah apa kau melihat Luhan Hyung saat berkunjung ke sanah ?"

Heera Nampak berpikir, ia mengingat ngingat kembali kejadian tadi siang. "se,, sepertinya iya. Aku melihatnya keluar dari lift tapi kami tidak sempat bertegur sapa, karena jarak kami dan Luhan oppa lumayan jauh. Wae ?" Tanya Heera penasaran.

"ah Tidak, aku hanya bertanya." Chanyeol melirik jam yang bertengger manis pada tangannya. Ia mengusap wajahnya kasar dan menghela nafas.

"Tidurlah ini sudah malam, bukankah kau ada kelas besok ?" lanjut Chanyeol.

Heera tersenyum manis. "baiklah, kau juga. Good Night Chan-I"

Chanyeol tersenyum geli mendengar kata Chan-I yang keluar dari mulut Heera. "Hmm, Good Night . Saranghae" Bisik Chanyeol di akhir kalimat.

Sambungan telpon mereka terputus, Chanyeol memutuskan membersihkan tubuhnya dan segera merebahkan tubuhnya pada Kasur dan telelap dalam mimpi indahnya.

Jam sudah menunjukan pukul 11 malam dan Luhan terlihat baru membuka pintu apartemennya. Ia membaringkan tubuhnya pada sofa ruang tamu, Luhan melonggarkan dasinya yang terasa mencekik lehernya.

Luhan menutup matanya dengan tangan kanan yang ia letakkan tepat di atas matanya yang tertutup.

Tangisan dan suara parau Hyemi masih terngiang di telinganya. Saat melihat keadaan Hyemi yang sangat berantakan membuat hati Luhan terasa remuk.

Luhan menekan tombol yang terletak di samping sebuah pintu dan tak lama pintu terbuka.

Seorang gadis dengan wajah pucat dan mata yang sembab berada dihadapan luhan, ia sedikit terkejut melihat gadis yang selalu ada di pikirannya.

"kenapa Oppa ke sini?" Tanya Hyemi pelan. Ia memcoba sedikit memalingkan wajahnya agar tidak bisa terlihat oleh Luhan, namun usahanya tentu sia sia.

Luhan melangkahkan satu langkahnya namun ia menghentikannya saat Hyemi melangkahkan kakinya kebelakang.

Luhan mengerutkan keningnya bingung. "Hyemi kau kenapa ?"

"jika Oppa mencari Sehun, dia tidak ada di sini" Hyemi memelankan suaranya di akhir ucapannya. Terdengar nada sedih dari ucapan yang dilontarkan Hyemi.

Luhan menatap mata Hyemi yang kini tengah menatapnya.

Luhan menarik dengan kencang tangan Hyemi dan memeluknya dengan erat.

Married Because Of AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang