Chapter 14

29 0 0
                                    


"Ih...harus berapa kali sih aku bilang sama Kakak kalau aku tuh kecapean"sebalnya dengan menggembungkan pipi chubbynya.Entah mengapa ia terlihat sangat cantik dan lucu saat begitu."Udah deh gak usah kayak gitu"ucapku dan mencubit pipi chubbynya.

Mentari pagi mulai menyinari ruang kamarku.Silaunya sinar matahari membuatku menggeliyat dan seakan-akan memaksaku untuk segera bangun dari tidurku.Terlihat seorang perempuan paruh baya menatapku sambil memegang tirai jendela kamarku.Siapa lagi kalau bukan ibu tiriku.Aku menatapnya kesal.

"Ngapain sih lo disini ganggu aja"bentakku

"Ma'af kalau mama mengganggumu nak,tapi.."

"Apa lo bilang mama,asal lo tau ya lo tuh bukan mama gua ngerti.Dan satu lagi , lo gak akan bisa dan gak akan pernah bisa gantiin posisi mama"ucapku mendekat .Mungkin karena suaraku yang amat keras terdengar oleh seisi rumah sampai –sampai papa dan Al datang menghampiri kami.

"Ada apa ini?"tanya papa sedangkan Al langsung mendekati mamanya.

"Ali apa yang lo lakuin sama nyokap gua?"tanya Al penuh tanya karena melihat mamanya yang menitikkan air mata.

"Ma ada apa ini?"tanya halus Al

"Ali papa tanya ada apa ini dan kenapa kamu buat mama kamu kayak gini?"bentak papa padaku.

"Pa wanita murahan ini bukan mamaku ngerti.."tunjukku

"Ali kamu.."bentak papa dan akan menamparku namun dicegah oleh wanita itu.

"Jangan mas.."ucapnya menahan tangan papa sedangkan aku hanya diam mematung menatap tak percaya bahwa papa akan menamparku.

"Kenapa gak diterusin pa?tampar Ali ,tampar Ali sekarang pa kalo itu buat papa seneng"ucapku emosi

"Sudah pa,mendingan kita kebawah aja"saran Al.Merekapun turun kebawah.

Aku menutup pintu sangat keras,kutendangi semua benda terlihat dimataku.Aku mengacak acak rambutku dangan frustasi."Dasar wanita murahan,semua ini salah lo"batinku kesal.Akupun segera beranjak dari tempat tidur dan segera mandi.

Kuturuni anak tangga satu per satu dan segera menghampiri pak Mamat supir dirumahku.Terlihat ia sedang membersihkan motorku.

"Eh ..den Ali ini kuncinya"sapa pak Mamat.Aku tak membalas sapaan nya karena moodku hari ini sedang sangat buruk ya penyebabnya tadi pagi.

Kulirik arloji yang melekat ditangan kiriku.Waktu menunjukkan pukul 8 dan itu bertanda aku sudah terlambat untuk masuk sekolah.Kuputuskan untuk pergi kesebuah tempat favoritku "danau".

Kuparkirkan motorku didekat pohon dan segera ku langkahkan kakiku menuju pohon dekat danau ituKuambil ponsel yang ada didalam saku celanaku dan segera untuk mengabari Ardhea kalau hari ini aku tidak masuk sekolah.Setelah itu,kulepaskan baju seragamku dan kutaruh kedalam tas.

"Kak Ali"panggil seseorang padaku.Aku menoleh pada sosok orang yang memanggilku tadi.Aku kaget ternyata ia adalah Prilly.

"Prilly" pekikku

"Kok kak Ali bisa disini sih,kok gak sekolah?"tanyanya menghampiriku dan duduk disampingku.

"Bukan urusan lo.Oh ya lo udah sembuh?"tanyaku balik.

"Ya sudah dong kak"jawabnya sok kuat

"Tapi muka lo pucat"ucapku menatapnya

"Apaan sih kak orang aku udah sembuh".Aku hanya mengangguk paham."Oh iya lo kok tadi malam bisa pingsan sih?"tanyaku

"Ih...harus berapa kali sih aku bilang sama Kakak kalau aku tuh kecapean"sebalnya dengan menggembungkan pipi chubbynya.Entah mengapa ia terlihat sangat cantik dan lucu saat begitu."Udah deh gak usah kayak gitu"ucapku dan mencubit pipi chubbynya.

"Aduh...sakit tau kak,kaka kalo nyubit jangan pakek perasaan dong"dumelnya sambil mengelus –elus pipinya.

"Apaan sih lo "tawaku sambil menjitaki pelan kepalanya dan kamipun bermain kejar –kejaran.

Disatu sisi terlihat beberapa siswa sedang kebingungan diruang Osis.

"Mana nih Ali?"tanya Ninda

"Gua juga gak tau"jawab Vika

"Mos hari ini harusnya Ali yang ngisi ,terus Alinya gak ada gimana dong ini"cemas Rima.

"Mendingan kita tanya Winda aja ,tuh orangnya"saran Elok

"Winda..."panggil mereka serempak.Windapun menghampiri kami dengan raut wjah cemas.

"Apa ada?"tanya Winda kesal

"Ma'af Win ,gua mau tanya lo liat Ali gak?"tanya Ninda

"Iya lo liat Ali gak"timpal Elok

"Gua juga lagi nyariin Ali tau,bentar –bentar gua tanya si.."ucapnya menatap sekeliling ruangan dan ia melihat Ardhea yang sedang berjalan cemas melewati ruangan.Windapun dengan segera memanggilnya.

"Ardhea.."panggilnya

"Iya ada apa?"tanya Ardhea menghampiri kami.

Lo tau Ali dimana gak?"tanya Winda

"Iya lo tau gak Ali dimana kasian tuh adik kelas kita udah nungguin dilapangan"jelas Vika

"Oh Alinya gak masuk ,dia tadi sms gua.Katanya sih lagi sakit"

"What...Ali sakit?Terus gimana keadaannya sekarang?"tanya Winda heboh.

"Apaan sih lo Win heboh banget lo.Perasaan Alinya gak pernah ada ras ..."kata Ardhea berhenti karena tiba –tiba saja Rio datang.Ia mendapat tatapan tajam dari Winda

Tiba tiba Rio datang dan langsung ikut menimpali percakapan mereka. "siapa yang sakit ?"

"Oh itu Ali yang sakit "jawab Winda sedikit gugup

"Terus ngapain kalian masih ada disini ?gak kasian sama adek kelas kita yang lagi nungguin kita dilapangan?"tanya Rio

"Gimana dong ini?"cemas Ninda

"Mendingan kita bubarin tuh adek kelas ,suruh aja masuk kelas.Gimana ?"tanya Ardhea

"Tumben lo pinter ,Ar"celetk Vika

"Heh...lo pikir kemarin –kemarin gua gak pinter gitu"kesal Ardhea.

"Udah –udah jangan berantem mulu deh"Elok.

"betul tuh kata Elok ,mendingan kalian berdua urus adek kelas suruh masuk kelas nanti kita materi aja"tunjuk Winda pada Vika dan Ardhea.

"Apa"kata mereka bersamaan.

"gak usah banyak bantah cepetan"suruh winda.Merekapun pergi dengan perasaan kesal.


SOFTGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang