7

2.8K 260 3
                                    

Aku pulang ke rumah yang kosong. Dingin. Tak bernyawa. Aku baru sadar bahwa aku merindukan rumah yang dulu. Rumah yang kami hidupi dengan cinta. Cinta... Aku tertawa setiap kali aku memikirkan cinta.

Aku? aku pernah merasakan cinta! Kalau kalian lihat aku yang sekarang, kalian tidak akan percaya itu karena aku yang sekarang adalah pribadi yang berbeda. Aku mencemooh setiap sinetron murahan yang mengagungkan cinta. Aku meremehkan setiap pasangan yang berlalu di hadapanku dengan bergandengan atau berpelukan mesra. Jelas sekali mereka tidak mengerti bahwa cinta itu memiliki efek samping ketika kau berhenti untuk mempercayainya.

Aku menyedihkan katamu? Ohh, tidak. Aku hanya sedang menyelamatkan diriku dari kerasnya efek samping itu.

Aku membuka kamarku dan menyalakan lampu. Aku melihat sekelilingku. Dulu, aku berpikir bahwa kamar ini begitu cute. Barang-barang ku bergandengan mesra dengan barang-barangnya. Sisi maskulinnya menaungi sisi feminim ku. tapi sekarang, aku merasa terganggu. Harusnya ia meletakkan semua barangnya di pojok yang telah kami setujui. Bukannya malah meletakkannya sembarangan. Pakaian kotornya juga seharusnya ada di keranjang baju kotor miliknya sendiri, bukannya di lantai kamar mandi. Astaga! bagaimana mungkin dulu aku bahagia dengan semua ini.

Tak lama ku dengar suara kunci beradu dengan pintu. Leo pulang. Aku lalu dengan cepat mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Aku tidak mau bertemu dia.

Tepat setelah aku mengunci kamar mandi, pintu kamar dibuka.

"Win." panggilnya yang ku jawab dengan suara air dari kran wastafel. Hening. tak ada lagi suara.  Aku menghela napas. Ku tatap wajahku di cermin wastafel. ku hapus make up ku dengan tissue hingga dapat ku lihat wajah asliku. Wajah pucat tanpa topeng.

Ku buka kran shower lalu masuk ke dalamnya. Aku lelah. Ku rasakan air mata menyatu dengan air yang mengalir dari shower. Seharusnya pernikahan kami tidak begini. Dia seharusnya tidak meminta apa yang tidak bisa ku berikan! Tak tau kah dia betapa patah hatiku ini ketika dia meminta hal itu? Ini salahnya! Salahnya! Ini salah Leo!

Aku berjongkok di bawah shower. Ku peluk lututku dan membiarkan uap menutupi tubuhku.

    

W'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang