Chapter 05 - Kasus Ke 27

223 24 0
                                    

"Kau tidak boleh sepenuhnya mempercayai siapapun melebihi kepercayaanmu terhadap dirimu sendiri."

Itulah satu-satunya kalimat yang saat ini ada didalam benakku. Kalimat yang sudah berkali-kali diucapkan Grandpa setiap aku mengunjunginya saat aku kecil dulu. Sekarang aku menyetujui kalimat itu dengan sangat setuju.

Aku langsung diam mematung setelah mendengar dua kalimat yang diucapkan Garry barusan. Sambil bergidik ngeri dan perlahan berjalan mundur.

"Char kau mau kemana?"

Ken bertanya begitu menyadari pergerakan dari tubuhku yang secara tiba-tiba.

Garry menoleh kearahku dengan alis mata yang saling bertautan. Tampak kebingungan dengan diriku.

"Ada apa Char? Kenapa wajahmu tiba-tiba pucat seperti itu?"

"Hey semuanya maaf aku terlambat!"

Tepat setelahnya seorang gadis masuk melalui pintu, meskipun aku tidak dapat melihatnya dengan sangat jelas karena aku sedang syok saat ini tapi aku bisa memastikan dia memiliki wajah yang mempesona dan rambut blonde terawat yang ia miliki bernilai plus untuk penampilannya yang sangat modis.

"Hey Emily!"

Semua orang menyapanya satupersatu dan gadis itu membalas sapaan mereka. Kemudian ia menoleh kearahku, satu-satunya yang tampak asing diruangan ini baginya.

"Charity Russell?"

Emily tersenyum hangat dan berjalan menghampiriku.

Aku hanya tersenyum dengan memaksa, masih sangat syok dengan hal yang baru saja kudengar.

"Astaga Charity, kau berkeringat di dalam ruangan ber-AC?" Emily bertanya yang jaraknya sudah tak cukup jauh dari tempatku terpaku sambil melihat kelantai dibawah kakiku. Kepalaku serasa berputar dan perutku mual mengetahui fakta apa yang baru saja kuketahui.

"Char, kau baik-baik saja?" Ken menghampiriku dan menggapaiku dengan memegang tanganku yang kemungkinan besar sekarang sedingin es.

Seseorang mematikan musiknya dan semua orang langsung beralih memperhatikanku. Kurasakan Ken menuntunku untuk duduk di sofa.

"Seseorang tolong ambilkan air mineral untuknya!"

Ken berteriak kepada semua orang didalam ruangan. Napasku tak beraturan, entah kenapa ruangan ini jadi serasa sesak sekali.

"Ada apa dengannya Ken?" Diane bertanya setelah memberikan segelas air mineral kepadaku dan aku meneguknya hingga habis.

Aku menarik napas panjang sambil memejamkan mataku dan menghembuskannya dengan panjang pula.

"Sudah merasa baikan?" Ken bertanya, kekhawatiran tampak diwajahnya termasuk semua orang diruangan ini. Aku tidak suka menjadi pusat perhatian seperti saat ini, menjadi pusat perhatian sungguh tidak enak.

Aku memberikan aba-aba dengan tanganku kepada mereka kalau aku sudah baik-baik saja.

"Aku harus pergi."

Setelah bergegas menggapai tas ranselku, aku beranjak pergi dari basecamp. Meninggalkan semuanya didalam basecamp dengan mimik wajah yang kebingungan.

***

Aku tak bisa tidur hingga saat ini. Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 tengah malam, Dad dan Mom akan memarahiku kalau mereka tau aku belum tidur.

Sejak pulang sekolah tadi aku hanya diam dan merenung dikamarku. Mom dan Dad bertanya bagaimana hariku disekolah baruku, dan apakah aku sudah punya teman baru saat ini. Tapi bahkan mengucapkan kalimat kalau aku bertemu dengan Stacey saja aku tak sanggup. Aku memutarbalikkan otakku untuk mengingat seluruh kejadian. Kejadian yang membuatku mendapatkan sebuah fakta kalau; Violet adalah hantu yang dibunuh oleh pacarnya dan mayatnya dikubur dikamar mandiku, dan Garry adalah pacar Violet, berarti Garry adalah pembunuh Violet! Aku tak percaya ini, salah satu anggota Ghoster's Club ternyata adalah seorang pembunuh!

Fear Street: CharityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang