Chapter 21 - Feel So Lost

135 16 3
                                    

Aku tidak tau dimana, dan sejak kapan ia mulai mencintaiku. Tapi dari segala hal yang ia lakukan untukku, membuatku tersadar akan perasaannya.
Sejak ia membantuku membuang karung sampahku didepan kompleks dihari pertamaku ada di Fear street. Sejak ia membantuku menjemput adikku Neil, mengantarku pulang, dan mengajak Neil bermain di taman kota demi membantuku menyelesaikan misiku. Sejak ia selalu menjagaku ketika aku sakit. Sejak ia selalu mencoba melindungiku.

Aku benar-benar menyayanginya.

Aku bodoh, aku memang bodoh. Ia sudah sering memperingatkanku untuk tidak masuk kedalam Ghoster Club, meskipun aku baru saja tau alasannya karena ada Ken disana. Aku selalu menentangnya untuk tidak berbicara hal buruk tentang Ghoster Club. Kini aku tau kalau tujuannya hanya untuk mencoba melindungiku.

Dan jika saja aku tidak pernah mengenal Ken dan terjebak atas muslihatnya... Dean tidak akan pergi.

Kurasakan aku menangis lagi. Entah sudah berapa banyak air mata yang keluar. Bahkan dalam tidurku pun aku menangis.

"Charity..."

Seseorang memanggil namaku. Membuatku mencoba membuka mataku.

Mom, Dad, Paman dan Bibi ada disana. Dan aku telah berada ditempat tidurku.

"Bagaimana aku bisa berada disini?"

Aku terkekeh, "Ternyata aku hanya bermimpi! Harusnya aku tau itu!"

Aku bangkit dari tidurku dan terduduk. Melihat kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 5.20. Aku harus bergegas pergi kesekolah karena aku merasa sudah baikan dan tak sabar untuk bertemu dengan Dean.

Paman dan Bibi tampak saling memandang.

"Sayang, apa yang kau lakukan diatap rumah Dean semalam? Dan kemana Dean?" Mom bertanya, membuat jantungku berdetak sangat kencang.

Jadi semalam itu bukanlah mimpi? Dean benar-benar telah pergi?
Aku menangis lagi.

"Hey, hey, Charity kau kenapa?"

Dad tampak panik melihatku menangis.

Aku menggeleng, "Apa yang terjadi padaku?"

"Kami mencarimu sejak kemarin malam, tapi tak juga menemukanmu. Kami telah menghubungi ponselmu dan Dean namun tak ada yang mengangkatnya dan ternyata kau tidak membawa ponselmu. Kami mendatangi kantor polisi untuk melaporkan hilangnya dirimu, kami khawatir padamu karena kau sedang sakit. Namun polisi berkata, ini membutuhkan waktu 1x24 jam untuk melapor. Lalu kami berpikiran untuk mencarimu dirumah Dean, kami memanggil namun tak ada yang menjawab. Pintu rumah Dean tak terkunci dan kami menemukanmu pingsan diatap rumahnya. Jadi apa yang kau lakukan disana? Dan kemana Dean?"

Aku menutup mataku dengan telapak tangan dan menangis sesegukan lagi.

"Char, katakan kepada kami, apa yang kau lakukan disana dan kemana Dean?" Suara tenang Dad membuatku berpikir.

Aku harus tampak biasa saja, tak boleh ada yang curiga tentangku atau tentang Dean. Lebih baik aku harus lebih tenang, lagipula Dean percaya padaku kalau aku adalah gadis yang kuat, dan yeah aku memang —harus— kuat.

Beberapa detik kemudian aku membuka tanganku dan menatap mereka mantap satu-persatu. "Aku baik-baik saja. Dean? Ia harus kembali ke Kanada karena ibunya sedang sakit dan aku tidak tahu ia akan kembali kesini lagi atau tidak tapi dia telah menitipkan rumah beserta isinya dan mobil kepadaku. Lalu, kemarin setelah kepergian Dean aku melihat-lihat sekeliling rumah tapi saat tiba di atap tiba-tiba kepalaku serasa berputar lalu semuanya gelap dan aku terbangun ditempat tidurku." Jelasku panjang lebar, kuharap mereka percaya pada alasanku. "... errr dan maaf karena kabur, aku hanya ingin bertemu dengan Dean untuk terakhir kalinya."

Fear Street: CharityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang