Chapter 06 - Pekerjaan

173 22 1
                                    

Matahari terlihat terik menyengatkan panasnya tepat diatas ubun-ubunku seolah-olah tak menginginkan ada hujan badai yang akan mengganggu, terlihat seperti menyemangatiku untuk pekerjaanku hari ini. Sambil menelusuri jalanan beraspal rata dengan mantap dan menggendong tas ranselku yang hari ini lebih berat daripada biasanya aku mengetikkan sesuatu diponselku.

Charity: "Sebentar lagi aku sampai."

Tak perlu menunggu lama, ponselku bergetar dan memunculkan nama Ken disana, satu-satunya lelaki yang kukirimi pesan sekitar beberapa detik yang lalu.

Ken: "Okay."

Kumasukkan kembali ponselku kedalam saku jeans belelku dan berjalan dengan bergegas.

Dean sangat berjasa hari ini. Aku berjanji pada diriku sendiri akan mentraktirnya untuk bantuannya ini. Ia mau membantuku dengan mengajak Neil berjalan-jalan dan bermain di pusat kota sampai pekerjaanku dan para Ghoster's klub lainnya selesai. Aku sungguh berharap pekerjaan kami akan selesai sebelum matahari terbenam, tepat sebelum Mom dan Dad kembali kerumah.

Kemudian aku semakin bersemangat begitu sudah bisa melihat mereka yang berdiri dihalaman rumahku. Mereka, Ken beserta dua lelaki Ghoster's klub lainnya, Cory dan Lee sedang menyandar pada mobil toyota Alphard silver yang kukenali milik Ken. Mobil keluaran baru dan lumayan mahal yang sedang trend dan diidam-idamkan seluruh kalangan dunia disaat ini.

"Hey,"

Sapaku begitu aku sudah sampai dihalaman rumahku. Sepertinya mereka baru menyadari aku telah sampai begitu aku menyapa mereka.

"Shania mengirimiku pesan singkat, mereka telah bergegas dan sudah sampai dirumah orangtua Violet." Ken melempar ponselnya kesembarang tempat diatas jok mobilnya melewati kaca jendela mobil yang terbuka. "Ayo, sekarang giliran kita."

Ken bergegas dengan membuka bagasi mobilnya. Cory dan Lee membantu Ken membawa peralatan tukang untuk membongkar bak mandi kamarmandiku.

"Kami sudah menelpon para tukang untuk memperbaiki kamar mandimu nanti." Lee mengeluarkan perkakas dari dalam bagasi.

"Dan juga kami sudah memesan bak mandi baru untuk rumahmu. Mereka akan datang satu jam dari sekarang." Cory berkata sambil membawa masuk alat yang kuketahui bernama godam itu, sebuah alat seperti palu namun besar yang terbuat dari batu. Aku bisa melihat betapa sulitnya ia membawa alat yang sangat berat itu.

Kamipun masuk kedalam rumah, aku meringis, "Maafkan tentang betapa buruknya rumahku."

Ketiga lelaki tampan dibelakangku langsung menggeleng.

"Jangan berkata seperti itu Char, kami semua mengerti mengapa kau pindah kemari." Ken berkata diikuti oleh anggukan dari Cory dan Lee.

"Dimana kamar mandinya?" Ken bertanya.

Kamipun berjalan, dan begitu sampai di kamar mandi Lee bergumam, "Apakah Violet sekarang sedang berada disini dan memperhatikan kita?"

Aku dan Ken mendelik kedalam kamar mandi. Aku tidak menemukan tanda-tanda keberadaan gadis itu, sama seperti Ken yang langsung menoleh kearahku dan kami sama-sama bergeleng.

"Good, aku tidak perlu takut kalau begitu, bagaimanapun dia sudah menjadi hantu meskipun dia adalah temanbaikku." Lee terkekeh pelan.

"Ayo teman-teman! Lebih cepat lebih baik!"

Ken diikuti oleh Cory dan Lee mulai menghancurkan serta membobrok lapisan demi lapisan dari bak mandi serta lantai kamar mandi dirumahku yang menimbulkan suara berisik yang sangat berisik. Aku sungguh berharap tetangga-tetanggaku akan mengerti dan tidak merasa terganggu. Aku disini hanya menonton, karna mereka tidak akan membiarkanku melakukan pekerjaan berat semacam ini. Tugasku? Hanya memperhatikan kalau-kalau seseorang tiba-tiba datang dari pintu depan yang terlihat dari sini.

Fear Street: CharityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang