Chapter 16 - Patah

165 17 1
                                    

"Aku memberikan informasi penting." Ucap Ken setibanya dia diruangan.

Kami sedang berada di Basecamp Ghoster's Club sekarang di jam istirahat. Shadyside high school mempunyai waktu istirahat yang cukup lama sekitar satu jam daripada sekolah lain yang hanya 15-30 menit.

Alasan kami berkumpul disini hari ini adalah membahas kejadian kematian Julian kemarin di gymnasium. Para Ghoster's Club berkumpul disini terkecuali Bobby yang masih tidak masuk sekolah karena sangat terpukul atas kematian saudara kembarnya itu. Kami? Tentu saja kami semua penghuni Shadyside high school juga bersedih dan sangat kehilangan sosok Julian, khususnya anggota Ghoster's Club yang memiliki lebih banyak ikatan dengan lelaki pemberani berambut tajam itu.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya ia melanjutkan kalimatnya.

"Polisi belum juga menemukan tanda-tanda penyebab kematian Kyle, Garry, Lee dan Julian."

Alis kami saling bertautan, "Lalu?"

Ken memutarkan kedua bola matanya, "Oh ayolah teman-teman tidakkah kalian mengerti? Itu artinya adalah dalang dari pembunuhan mereka memang hantu!"

Kami semua tercekat setelahnya.

Benar juga apa kata Ken. Tapi siapa pembunuhnya? Hantu mana yang membunuhnya? Apakah hantu satpam yang sering kulihat dipos satpam setiap pagi, atau hantu anak kecil yang sering berkeliaran, atau hantu ular dikamar mandi wanita? Aku menggeleng, hampir dari mereka sudah kutanya kemarin, dan mereka tampak tak memiliki andil atas kejadian-kejadian ini karena mereka tampak lebih takut akan sesuatu. Lagipula apa dendam siapapun itu terhadap teman-temanku itu? Atau jangan-jangan...

"Aku permisi dulu, ingin buang air." Aku langsung bergegas keluar dari Basecamp sambil merogoh ponsel di saku celanaku tanpa menghiraukan ekspresi bingung dari anggota klub yang lain. Mencari nama kontak Dean disana dan mengetikkan pesan untuknya;

'Temui aku di perpustakaan sekarang.'

Tanpa pikir panjang aku langsung menuju perpustakaan yang berada diluar gedung pembelajaran. Sekolahku memang punya gedung perpustakaan tersendiri, meskipun aku tak suka berada di perpustakaan tapi setidaknya disitulah satu-satunya tempat yang tenang di lingkungan sekolah.

"Selamat pagi Miss Russell, ada yang kau perlukan?"

Ny. Eliza selaku penjaga perpustakaan menyapaku begitu aku melewati pintu masuk perpustakaan.

Aku menggeleng dan tersenyum, "Aku sedang ingin membaca buku."

Ny. Eliza tersenyum, "Itu lebih baik daripada berlalu-lalang atau berada dikantin dan berbuat onar. Selamat membaca, ada novel-novel baru dilemari P.17-20."

"Terimakasih Nyonya Eliza."

Ia hanya mengangguk, kemudian embali mengecek dan melabeli buku-buku dimeja kerjanya.

Sambil menunggu Dean datang, aku mengambil buku asal dan duduk dikursi meja berbentuk persegi panjang. Membukanya asal sambil berpura-pura membaca begitu ada orang lain yang menoleh kearahku.

Yang selanjutnya kulakukan adalah beradu dengan pikiranku sendiri.

Bagaimana jika memang Dean-lah pembunuh dibalik semua ini? Tapi mengapa Dean? Memangnya apa masalahnya sampai harus tega melakukan hal ini? Aku menggeleng cepat, tidak, ini bukan Dean. Ini pasti bukan Dean. Tidak ada untungnya untuk dirinya jika harus membunuh anggota Ghoster Club.

Aku jadi bergidik ngeri membayangkan bagaimana jika memang dirinya dan dengan ia yang memutarbalikan leher-leher mereka dengan tanpa belas kasihan. Lagipula dia hantu, tentu saja dia tak punya rasa belas kasihan.

Fear Street: CharityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang