Prolog

9.3K 902 9
                                    

Angin musim dingin menerbangkan helaian rambut seorang gadis disana.
Disana, dibawah pohon maple itu, dia dan keluarga kecilnya tengah berpiknik bersama.
Tapi ini sudah malam! Apa masuk akal piknik di jam begini jika gadis itu tidak memiliki alasan?

Benar, dia memiliki alsan.
Alasannya karena inilah mimpinya, keluarga kecil yang ia impikan. Keluarga yang tidak ia dapatkan dipernikahan sebelumnya.

"Ayolah sena, ini sudah malam. Tidak ada orang yang berpiknik di jam segini." Rengek chanyeol.

"Daddy bagaimana sih? Lalu kita apa? Hantu?" gadis kecilnya menimpali.

"Hyeri pintar. Kau itu kan laki-laki. Manja sekali. Lagipula dia masih ingin berpiknik bersama daddy nya."
Sena mengelus lembut perut buncitnya.

Wajah chanyeol merah sampai telinga. Pemuda itu menutupi pipinya diiringi senyum idiot malu-malunya.
Dan mereka menggelak tawa bersama.

Mungkin orang lain  yang melihat itu mengira bahwa mereka keluarga bahagia tanpa cacat. Tapi mereka salah.
Sebelum tawa dan senyuman yang mereka tampilkan, mereka lebih dulu menelan tangis dan kekecewaan akibat kebodohan mereka sendiri, juga kebodohan orang lain.
Kehilangan adalah sesuatu yang biasa mereka alami dulu.
Dulu.
Tidak dengan sekarang. Mereka juga berhak mengecap rasa manis setelah pahit. Mereka punya hak itu.
Dan kisah mereka berawal dengan kebodohan seseorang yang sudah menjadi masa lalu.
Ya, masa lalu.
Tidak perlu dikenang tapi cukup diingat. Tidak lebih. Karena yang terpenting disini adalah masa depan. Hanya itu.

TBC

Silahkan tinggalkan jejak

September 2016

Regard
Ecenggondhok #^_^#

Fool Again✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang