Chapter: 14

4.4K 609 92
                                    

Tiga bulan berlalu, semuanya masih sama. Tidak ada perubahan yang berarti bagi sena, kecuali perutnya yang kini sudah seperti semangka.
Saat ini sena tengah berada ditaman belakang rumahnya dengan earphone yang ditempelkan pada perutnya.

Tak lama kemudian sulli datang bersama anaknya, sean.

"Sena, bisakah aku meminta bantuanmu?"

Sena dan sulli bukannya akrab, tapi mereka mencoba membiasakan diri.

"Kau mau kemana? Bukannya mengurus anakmu malah pergi seenaknya" ucap sena sarkastis

"Menemui seseorang, dan kau tidak perlu tau. Sekarang jaga anakku dan tutup mulutmu itu. Aku pergi" sulli meletakkan sean disamping sena.

"Aku tidak mau tau! Pulang nanti kau harus membawa Bubble tea"

Sulli hanya mengacungkan jempolnya sedangkan sena hanya terkekeh. Hubungan keduanya tidak bisa dibilang baik juga tidak bisa dibilang buruk. Mereka sama-sama berada di zona aman.

Memang begitu cara mereka membiasakan diri, saling beradu mulut, menyindir, membentak. Itu semua sudah seperti permintaan maaf tak langsung. Aneh bukan?

***


Sulli memasuki cafe tempat ia membuat janji dengan seseorang. Matanya bergulir mencari sosok yang akan ia temui.

Nah ketemu

Sulli langsung melangkahkan kakinya kearah pemuda yang tengah menunggunya itu.

"Maaf membuatmu menunggu lama" sulli duduk tepat didepan pemuda itu.

"Tidak masalah, aku sudah biasa menunggu" bukankah kata-kata suho barusan mengingatkan kita pada seseorang? Seulgi? Benarkan?

Seulgi juga sudah biasa menunggu, menunggu entah untuk apa. Penantian yang entah kapan berakhir.

"Langsung keintinya saja, lepaskan aku" suho hanya tertawa remeh

"Kenapa? Aku tidak pernah berusaha merebutmu dari baekhyun"
Suho menyesap kopinya santai

"Apa kau sadar? Kau meyakiti seulgi." Suho makin mengeraskan tawanya

"Apa peduliku? Aku tidak pernah meminta dia menungguku. Aku hanya mencintaimu sulli. Tidak ada yang lain" mata sulli memerah kemudian menyambar tangan suho yang terdapat cincin disana

"Kau lihat ini? Siapa pemilik pasangan cincin ini? Seulgi kan?"

Suho tersenyum remeh kemudian melepas cincin itu santai. Suho tidak tau seseorang melihat adegan itu dengan sangat jelas

"Cincin ini? aku bisa melepasnya jika kau mau" kemudian suho membuang asal cincin itu, yang mana cincin itu menggelinding sampai diujung kaki seseorang disana

"Kau gila?!"

Bentak sulli penuh emosi

"YA! AKU GILA! AKU GILA KARENAMU! AKU MENCINTAIMU DAN SEKARANG APA?! KAU MEMINTA AKU MENYERAH? TIDAK AKAN" suho berteriak seperti orang gila, mengabaikan tatapan pengunjung lain.

"Terserah, aku sudah tidak mencintaimu. Carilah kebahagiaanmu bersama seulgi. Kau tidak akan pernah bisa melihat kebahagiaan itu jika kau terus menutup matamu" sulli menyambar tasnya kemudian berlalu pergi meninggalkam suho yang masih berteriak

"AARRRGGHH"

kemudian suho pergi dari tempat itu, seseorang masih disana dengan air mata yang mulai menetes dalam diam. Dia menggenggam erat cincin yang suho buang tadi.

***

Suho memasuki bar mewah itu, yang sekarang ia mau adalah melupakan sejenak pikirannya. Seulgi mengukuti suho dari belakang, ya, seseorang di cafe tadi itu seulgi

Fool Again✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang