"oh iyaa.. ayo masuk.." jawab Hani, Seungkwan, dan Minggyu bersamaan. Setelah sadar, mereka bertiga tertawa terbahak. Seokmin hanya tersenyum, ia memandangi Vernon yang juga melihat ketiga kawan – nya. "Vernon, kita tinggalkan saja orang – orang idiot itu.. ayo masuk kelas.." ajak Seokmin kepada Vernon. Vernon mengangguk dan mengikuti Seokmin dari belakang. Merasa ditinggalkan, ketiga orang itu langsung berjalan dengan cepat menyusul kedua – nya.
Suasana hening melanda lab kimia. Hanya ada suara dentingan jam, dan sentuhan antara spidol dan papan tulis. Semua murid – murid memperhatikan pelajaran dengan teliti. Jika salah sedikit saja, lab akan meledak dan yaaa semua peralatan yang rusak harus diganti. Sudah pasti itu adalah mimpi buruk seorang murid yang lalai dalam menjaga kondisi lab.
"psstt oii.. oiii.." sebuah suara bisikan di dengar oleh Joy yang sedang sibuk menulis rumus. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Seulgi menuliskan sesuatu. Kertas itu dilempar dan tepat mengenai tangan Joy. Ia membuka kertas dan tertawa kecil. Kertas itu diremas dan dimasukkan ke dalam kantung seragam – nya. Sebelum itu, ia memberikan sinyal anggukan kepada Seulgi dan dibalas oleh ancungan jempol. Setelah 2 jam berlalu, bel istirahat pun berbunyi. Murid – murid keluar dari lab dengan tertib.
Seulgi dan Joy pergi menuju ke kelas Irene. Pandangan Joy tertuju pada gundukan (?) manusia yang tertidur diatas meja paling belakang. Ia tersenyum kecil tapi sedetik kemudian ia menghilangkan senyum itu. "aku lapar.. aku juga ingin minum cold pressed juice di kantin" , ujar Seulgi sedih sambil mengelus perut – nya yang sudah bersuara. Irene tertawa. Sudah menjadi kebiasaan Seulgi makan banyak. Padahal sudah makan sebelum berangkat sekolah.
"KUDAAAAA..!!!" suara lantang sangat mengagetkan ketiga – nya, terlebih Seulgi yang memang sangat parno dengan suara keras. Pemilik suara lantang itu siapa lagi kalau bukan Seungkwan, sang diva sekolah. Respon yang didapat oleh Seungkwan adalah hening. Biasa – nya Seokmin akan melempari – nya dengan pensil atau buku untuk mengusir biang kerok seperti diri – nya. Seungkwan menggoyangkan badan Seokmin. Minggyu dan Hani pun menyusul ke kelas Seokmin dan menatap heran gelagat Seungkwan. Ketiga gadis di depan hanya menonton tanpa ikut campur. "Kenapa sayang..?" tanya Minggyu heran. Seungkwan menoleh, "si kuda ini aku teriyaki tidak bangun. Biasanya dia akan bangun dengan teriakan – ku.." ujar Seungkwan yang kembali menggoyangkan tubuh Seokmin. Hani pun maju dan meraba punggung Seokmin.
"Astaga..! badan Seokmin panas..!!" Hani dengan kekuatan – nya memapah Seokmin yang berat badan – nya lebih berat karena lemas.
Seungkwan yang panic membantu memapah tubuh lemas Seokmin diikuti Minggyu dari belakang. Irene serta Seulgi melihat kearah Joy. Mereka tahu. Sangat tahu.
Merasa diamati, Joy melihat kedua – nya. Irene dan Seulgi panic dan melihat kearah lain. Joy tersenyum tipis dan bersikap biasa. "kata – nya mau ke kantin..?? ayo keburu masuk.." ajak Joy santai. Irene dan Seulgi saling bertatapan dan tersenyum canggung.
KANTIN
Seorang gadis blasteran duduk rapi di pinggiran meja. Ia melihat buku dan menyesap jus yang baru dipesan – nya tadi. Hansol Vernon Chwe. Gadis itu begitu elegan, dan terlihat dingin. Terlihat dari cara dia berjalan bahkan duduk di kursi. Banyak namja maupun yeoja yang melihat kearah – nya saat memesan jus maupun duduk di kursi kantin. Vernon tidak merasa rishi dengan tatapan – tatapan seperti itu. Ia melanjutkan kegiatan tenang – nya.
"Vernon – ah.."
Vernon menengok kearah kiri dan mendapati Hani berdiri tidak jauh dari meja – nya. "annyeong sunbae.. ada perlu apa..??" saut Vernon dengan sopan dan intonasi yang tenang. Hani merasa sangat nyaman mendengar sapaan Vernon yang terkesan formal tetapi bersahabat. "Si kuda ngg maksud – ku Seokmin sedang sakit.. bisakah kamu membantu kami merawat – nya..?" pinta Hani kepada Vernon. Ia menaikkan satu alis – nya keatas. Merasa suasana mulai tidak enak, Hani langsung memberikan penjelasan yang membuat Vernon menuruti permintaan sunabe – nya itu.
UKS
Disinilah mereka sekarang. Ruang UKS, dimana ada Minggyu, Seungkwan, Hani, dan Dokter Byun. Vernon hanya melihat dan tidak melakukan apa – apa. Ia bukan – nya malas berbaur, tetapi ia takut salah langkah. Setelah diperiksa oleh Dokter Byun, mereka berempat merapat dan melihat keadaan Seokmin. Seungkwan yang sudah sangat mengenal Seokmin hanya bisa menahan air mata – nya. Minggyu dan Hani hanya menatap perih Seokmin yang masih terbaring lemas. Vernon melihat raut wajah mereka lalu bergantian menatap Seokmin. Jujur, dalam hati ia merasa sakit dan sangat khawatir kepada Seokmin. Entah darimana datang – nya rasa peduli ini.
"Aku akan membelikan makanan untuk kalian.." Kata Vernon sambil tersenyum tipis.
"Aku ikut.." Saut Seungkwan yang sudah menghapus air mata – nya. Ia menoleh kearah Hani dan Minggyu. Mengerti akan tatapan Seungkwan, kedua – nya pun mengangguk.
RUANG DANCESeorang gadis menari dengan penuh percaya diri. Gerakan tubuh – nya mengikuti irama yang mengalun cepat. Gadis itu bisa diperkirakan sangat lihai dalam hal menari. Tiap seminggu 3x ia pergi ke ruang dance untuk mengasah kemampuan – nya. Di belakang – nya ada seorang laki – laki yang meminum cola sambil mengawasi gerakan si gadis.
PIK!
Lagu pun diberhentikan oleh sang laki – laki. Ia membawa handuk dan mendatangi gadis tersebut. Ia menyodorkan handuk dan si gadis mengambil handuk itu. Ia mengusap peluh yang mengalur di wajah dan leher – nya.
"sudah berapa lama kau berlatih Irene – sshi..?" gadis itu, Irene mengangkat kepala – nya dan menatap sang lawan bicara. Ia memikirkan kira – kira berapa lama ia menari tadi. "lupa.. yang penting badan – ku sehat dan segar saat menari.." ucap Irene dengan senyum yang mengembang. "heh beagle king.. tumben sekali mau menemani – ku disini.." cuap Irene dengan nada remeh. Seungcheol, sang laki – laki itu hanya terkekeh geli mendengar nada bicara Irene. "Aku hanya ingin menjalankan tugas sebagai calon – mu, Irene nunna.." jawab Seungcheol tanpa dosa. Tidak tahu kah jawaban – nya itu bisa membuat gadis di depan – nya grogi tak karuan..? tapi beruntung – lah Irene dengan skill acting – nya yang baik. Ia bisa menutup semua perasaan – nya.
Seungcheol tanpa ragu menggandeng tangan Irene menuju tempat tadi dan merapikan seluruh barang yang dibawa. Ia mengambil tas Irene dan memberikan – nya kepada sanga pemilik. "nunna lapar..?? aku ada rekomendasi restoran di dekat sini.." tawar Seungcheol yang masih sibuk mengepack barang bawaan – nya. Irene hanya mengangguk dan berdehem pelan. Mendapat reaksi itu, Seungcheol menoleh ke belakang dan tertawa keras. Irene begitu lucu dimata – nya. Diluar – nya saja yang dingin dan cuek, asli – nya sih Irene begitu lembut, lucu, dan mempesona. "Ayo nunn.. keburu kita gak dapet tempat duduk.." Seungcheol sudah menunggu di depan pintu keluar. Irene merasa heran, kenapa laki – laki ini cepat sekali selesai mengepack dan cepat dalam berjalan..? bahkan ia tidak berkedip sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
That One Person
Fanfiction"Aku berjanji akan melindungi-mu dan tidak akan membiarkan kamu sendirian, karna kamu adalah cahaya hatiku.." - Seokmin "Terima kasih sudah memberikan warna di hidupku.." - Vernon