9

89 11 0
                                    

Seungkwan dan vernon sedang membereskan beberapa rak buku di perpustakaan. Ini bukan hukuman. Mereka sama-sama kalem dan cerdas, so? Ngapain mereka harus dihukum?
Ini adalah kegiatan bulanan.

Mereka berdua memang iseng merapikan rak-rak buku sekaligus mencuri kesempatan untuk membaca buku-buku dari rak tersebut.
Jadi jangan heran jika pengetahuan mereka lebih banyak dari yang dibawakan di kelas. Seungkwan dengan tenang membaca buku tentang hewan sambil berdiri. Sesekali ia menggumamkan sesuatu. Entah itu kalimat yang fantastis ataupun kalimat paling ngaco.

Vernon? Dia membaca buku tentang psikologi. Entah apa tujuan-nya, yang penting dia membaca saja. Buat menambah ilmu.

"Kalian berdua tidak bosan membaca buku dan merapikan rak-nya? Saya saja rada bosan." Sapa Nona Bae sang pustakawati. Dia sudah tau kegiatan seungkwan dan vernon. Apalagi kedua siswi tersebut sangat membantu pekerjaan-nya. Jangan menganggap Miss. Bae jahanam, dia justru sangat baik.

Kadang dia menyuruh kedua-nya untuk tidak ke perpustakaan karna dia tidak mau seungkwan dan vernon memotong jam pelajaran mereka. Tapi jawaban yang dilontarkan selalu sama, "kami mau menambah ilmu. Buku itu menarik." Nona Bae hanya cengo dan ngangguk. Setiap seungkwan dan vernon datang, dia membawa makanan ringan atau cookies dan air putih sebagai pengganjal perut untuk seungkwan, vernon, dan juga dirinya. Nona Bae sudah menganggap kedua anak itu sebagai anak angkat. Setelah bergelut 1,5 jam di perpustakaan, seungkwan dan vernon minta izin untuk keluar.

- skip -

Di lapangan sekolah yang besar dan megah, ada seorang laki-laki dengan baju olahraga yang gombrong. Ia mendrabble bola basket-nya dan melempar-nya sangat jauh ke arah ring. Bola itu tepat masuk ke dalam ring basket. Hal itu membuat si laki-laki mencetak senyum kemenangan. Mata-nya tidak sengaja melihat gadis blasteran dan gadis berpipi gembul berjalan melewati lapangan. Sang laki-laki tersenyum dan terpanah melihat salah satu gadis itu.

"Woy namjoon!"

Merasa nama-nya dipanggil, laki-laki yang bernama namjoon melihat siapa yang memanggil-nya. Oh ternyata seokjin. Kakak tingkat-nya.

"Melihat dia lagi?"

Namjoon hanya mengangguk dan melihat lagi ke arah kedua gadis tersebut.

"Menyerahlah. Kamu memiliki saingan berat. Dia juga seperti-nya tidak tertarik denganmu." Saut seokjin dengan tenang. Harus namjoon benarkan fakta tersebut. Waktu ia datang ke rumah vernon, reaksi yang dia dapatkan adalah flat. Tidak ada tanggapan. Itu sama saja dia ditolak kan? Meski secara tidak langsung.

Namjoon hanya diam dan membelokkan dirinya ke arah kantin.

-----------

Seokmin membereskan barang-barangnya. Sekarang sudah jam pulang. "Seokmin-ah, yuk ke MCD. Ada es krim baru loh. " kata hani. Di belakang-nya sudah ada kim junsu, senior sekaligus pacar hani. Baik junsu dan seokmin sudah sangat akrab. Menyusul lagi mingyu dan seungkwan di belakang junsu. Mereka berlima memang suka menghabiskan waktu berlima.

"Wah. Sepertinya menarik. Boleh. Tapi junsu hyung yang bayarin ya. Kan sudah dapat pekerjaan sambilan :P " ledek seokmin. Junsu yang dibicarakan hanya memasang wajah flat.

PLETAK!

"YAK JUNSU HYUNG. SAKIT ELAH."
"Lebay ck."

Seokmin yang dibilang lebay hanya memonyongkan bibir-nya. Mingyu, seungkwan, dan hani hanya tertawa keras. Sudah biasa melihat keributan junsu dan seokmin.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Sedari tadi, seokmin hanya mengaduk-adukkan es krim-nya. Hani yang melihat kegiatan seokmin langsung menyenggol junsu. yang disenggol hampir tersedak es krim sendiri karna lagi duel maut dengan mingyu. junsu lalu menoleh ke arah sang kekasih. Hani hanya memberikan kode lewat lirikan tanpa bersuara. mengerti dengan kode itu, junsu langsung menepuk lengan leher seokmin.

seokmin kaget dan menatap keempat teman-nya.

"seokmin-ah, kamu kenapa hum? kamu sama sekali memakan es krim itu sesendok pun." kata hani sambil melihat mangkok es krim seokmin. seungkwan melirik ke arah seokmin, dan benar saja es krim seokmin masih penuh bahkan sekarang meleleh. mingyu masih sjaa makan es krim milik-nya, dia tidak menghiraukan suasana.

"vernon. aku memikirkannya." saut seokmin

"memang kenapa dengan-nya?" tanya junsu penasaran. wajar saja hanya dia yang tidak tau siapa itu "vernon".

"kamu pernah aku ceritakan tentang gadis blasteran di ruang uks chagi? itu vernon." jawab hani.

"seperti apa rupanya" tanya junsu lagi.

"bentuknya seperti manusia." jawab hani dengan asal.

mendengar jawaban sang kekasih, junsu langsung menjitaki kepala hani. mignyu dan seungkwan hanya menggelengkan kepala-nya saja. seokmin tersenyum kecil sembari melihat hani-junsu bertengkar kecil. "aku tidak tau kenapa dia sangat tertutup padaku. aku pernah mengirimi dia pesan, mengajak dia berbicara, menemani dia, tapi nihil. dia sangat clueless. misterius lah." kata seokmin dengan nada frustasi. "kamu sudah mendatangi rumahnya min?" jawab seungkwan. seokmin hanya diam. "mustahil bagimu untuk tidak mengetahui rumah siswa / siswi di sekolah kita." lanjut mingyu

yang lain hanya mengangguk tanda percaya yang dibicarakan oleh mingyu tadi.

"namjoon sunbae. aku kemarin melihat dia di dalam rumah vernon." jawab seokmin yang kini kembali menunduk.

seungkwan dan hani melebarkan mata-nya.

mingyu mengangkat 1 alis.

junsu masih mikir.

"buat apa namjoon sunbae ke rumah vernon aku yakin sekali jika ada kabar bahwa namjoon sunbae menyukai vernon maka vernon dalam bahaya." cerocos seungkwan dalam sekali nafas.

seokmin hanya tersenyum kecut. "lalu kamu melihat mereka? kamu masuk juga ke dalam rumah-nya?" tanya hani. seokmin mengangguk pelan. "aku hanya masuk dan berdiri di depan ruang tamu. untung mereka berdua tidak merasakan kehadiranku. tapi yang aku lihat sangat menyakitkan." seokmin ingin menangis. tapi ditahan.

"apa yang mereka lakukan?" tanya junsu.

seokmin menghela nafas-nya. ia tidak mau mengingat kejadian itu lagi.

That One PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang