10

88 15 0
                                    

"apa yang mereka lakukan?" tanya junsu.

seokmin menghela nafas-nya. ia tidak mau mengingat kejadian itu lagi.

----------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------


Keempat orang dihadapan-nya terkejut luar biasa. Seokmin menceritakan semua-nya tanpa ada yang terlewatkan. "benarkah namjoon sunbae seperti itu? setahuku dia tidak akan melakukan pada orang asing. kau tau sendiri dia sangat sombong dan ya tidak bisa tersentuh dengan mudah." jelas seungkwan yang menopang dagu-nya dengan punggung tangan. Ia berpikir dengan cepat menyimpulkan cerita Seokmin.

Hani membenarkan perkataan Seungkwan. Apalagi dia pernah 1 organisasi dengan Namjoon. Sudah pasti sifat maupun perilaku Namjoon diketahui oleh-nya dengan baik. Junsu dan Mingyu masih dengan keterdiaman mereka. "aku serius. dari warna rambut-nya saja aku sudah kenal betul dengan Namjoon sunbae. apalagi postur badan-nya meski dia dalam keadaan duduk sekalipun." Seokmin meyakinkan penglihatan-nya kepada teman-teman di depan-nya.

"dan asal kalian tau, aku juga menganggap Namjoon sunbae itu..... seperti-nya punya keinginan tersendiri."

Hani, Seungkwan, Mingyu, dan Junsu merasa ambigu dengan pernyataan Seokmin.

"entahlah" jawab Seokmin singkat sambil melanjutkan acara makan-nya.

merasa tidak mendapat jawaban yang memuaskan, mereka semua melanjutkan makan dalam diam.


SKIP

"terima kasih ahjumma"

"ne vernon-ah"

Vernon mendapatkan makanan yang diincar-nya beberapa hari yang lalu.  ia memakan makanan itu dengan pelan agar tidak cepat habis. sudah beberapa minggu ia menyisihkan uang jajan-nya hanya untuk makanan yang disantap-nya. selama sibuk dengan makanan-nya, sebuah benda berbentuk persegi jatuh tepat di depan kaki-nya. langkah ringan vernon berhenti dan badan-nya membungkuk untuk mengambil benda tersebut.

Disaat yang bersamaan, sebuah tangan menyentuh telapak atas tangan vernon. bak drama, suasanan hening menyelimuti keduanya. orang-orang seakan membeku di tempat. hanya kedua orang itu yang saling bertatap dan tidak bergerak sama sekali. seakan waktu berhenti sesukanya agar kedua orang itu jatuh hati.

Getaran handphone vernon di saku kanan lebih dulu menyadarkan-nya. dengan cepat ia mengambil benda persegi yang jatuh, lalu menegakkan badan-nya dan menyodorkan benda tersebut kepada si pemilik.

"thanks", balasan orang itu kepada vernon.

vernon hanya mengangguk dan langsung meninggalkan orang tersebut.

'vernon-ah'

That One PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang