Chapter 4 : author pov (18+)

15.9K 794 13
                                    

SAVE me !
Gay story
Written by : 24white24
=====================


    Seorang lelaki terlihat duduk di sebuah kursi depan cermin meja rias. Dia sama sekali tak menyangka kalau hal ini terjadi padanya. Sebenarnya dia ingin menangisi kepedihan nya. Tapi bagaimana bisa dia menangis kalau nanti dia akan merusak dandanan yang telah diberikan pada mukanya. Jadi yang dia lakukan hanyalah menangis dalam batin nya seraya menahan airmata yang akan mengalir dari mata indahnya.

Tak lama terdengan pintu kamar terbuka pertanda seseorang akan masuk kedalam ruangan nya.

"carrel apa kau sudah siap ?" tanya seorang perempuan kepadanya.

"i-iya bu" jawab carrel gugup padanya ibunya. Dan langsung segera carrel keluar dari ruangan nya ditemani oleh ibu tirinya.

Ketika pintu besar terbuka, carrel langsung berjalan diatas altar ditemani ibunya yang berada di samping nya. Dilihatnya di depan seorang pria dengan baju formalnya berdiri tegap disana dengan pandangan tajam tapi tetap menambah kesan menarik. Setelah sampai di depan, segera carrel meneria jabatan tangan tangan dari pria tersebut.

Kini dia berada di depan pendeta serta tamu yang datang yang sepertinya hanya dihadiri orang penting. Dia mengucapkan janji seumur sehidup kepada tuhan dan orang tersebut tak lupa juga pria tersebut mengucapkan janji dengan pasti.

"saya bersedia" ucap pria tersebut dengan lantang dan penuh keyakinan.

"sa-saya ber..sedia" ucap carrel setengah gugup. Bahkan tak terasa keringat dingin keluar dari pelipisnya.

"sekarang saya silahkan kalian berdua berciuman sebagai saksi di depan tuhan dan di depan kami semua" ucap pendeta yang menikahkan mereka berdua. Seketika itu juga pria didepan carrel menarik tengkuknya dan langsung menempelkan bibir nya dengan bibir carrel. hanya sebuah ciuman biasa tak ada nafsu atau apapun didalamnya. Seketika tepuk tangan para tamu yang menghadiri meriuhkan acara. Setelah melepaskan ciuman tadi, carrel menundukan kepalanya menahan malu serta agar muka merahnya tak terlihat.

Setelah selesai dengan acara pengucapan janji, kini carrel ditarik oleh pria yang telah resmi menjadi suaminya itu ke kerumunan para tamu yang datang.

"hai brother.. congrats for your wedding" seru tamu yang sepertinya sangat akrab dengan suami baru carrel. Carrel hanya diam melihat percakapan antara mereka berdua yang didepan nya itu.

"mr.louis selamat atas pernikahanmu" seru tamu lain seraya menjabat tangan suami carrel atau biasa panggil louis. Louis hanya menganggukan kepala nya saja saat menerima ucapan selamat atau apapun itu kepadanya.

Carrel hanya bingung dengan satu hal yaitu kemana ibu tirinya. Apakah ibu tirinya hanya menemaninya saat berjalan di altar saja. Tapi bagi carrel tidak apa kerena ibunya sempat mendampinginya saat berjalan dialtar walau dia tau kalau ibu tirinya itu terpaksa. Terlihat jelas dari raut muka yang carrel lihat dari ibunya. Carrel berpikir apakah setelah ini dia tak akan pernah bertemu dengan ibu tirinya dan adik-adiknya. Walaupun dia hanya saudara tiri bagi adiknya, tapi pasti carrel akan sangat merinduka tingah lucu adik-adik kecilnya itu.

Setelah acara selesai, carrel dan louis pulang ke kediaman mereka. Sungguh walaupun sehari saja, tapi rasa capek yang menderanya berlipat-lipat. Sampai ke kediaman mereka, carrel langsung melenggang peri ke kamatrnya karena ingin mengistirahatkan dirinya. Sampai kamar dia segera melepas jas yang sangat membuatnya gerah dari tadi.

tok...tok...tok...

Baru saja carrel ingin menyegarkan badanya, bunyi ketukan pintu mengagetkan nya. Segera dia berjalan ke pintu kamarnya dan membuka pintu tersebut.

"iya bi ada apa ?" tanya nya pada seorang pembantu yang sepertinya mengetuk pintunya tadi.

"tuan carrel dipanggil tuan louis untuk kekamarnya" ucap perempuan setengah baya tersebut.

Save meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang