That..

1.5K 152 14
                                    

mian chingu jika part kemarin sudah menguras perasaan kalian.. tapi di part ini Vie sedikit lega mengkisahkannya.. semoga chingu masih setia dengan kisah ini sampai endingnya nanti, mohon dukungannya yach..

gumawo..

and..

mianhamnida..

karena tidak bisa membalas semua komen yang ada, tapi semuanya di baca kok.. semua perasaan kalian tersampaikan ke hati Vie yang juga ikut deg2an setiap baca ff ini,.

sekali lagi.. gumapta chingu2 semuanya.. ^^

hepi riding!

::

Dia tak pernah beranjak dari tempatnya. Duduk di kursi roda dan menghadap keluar jendela. Walau tak bisa melihat setidaknya ia bisa merasakan angin atau membau tanah jika hari sedang hujan. Hanya diam yang bisa dilakukan.. ia tak bisa protes lagi, mencoba kaburpun percuma.. bunuh diri? Tidak ada benda tajam yang bisa ia tancapkan di tubuhnya. Loncat dari jendela? Ia bahkan tak tahu di lantai berapa ia sekarang, apakah ia bisa langsung mati atau malah memperburuk keadaan?

Donghae melenguh..

Kalau bukan karena JungSoo ia sudah melakukan semua pikirannya tadi. Hidupnya sungguh berantakan. Ia tak sanggup jika tidak ada seseorang yang mengaku 'hyung' dan terus bersamanya itu.

"Hae.. hey, kenapa kau masih di sini? Tidak dingin eoh?" usapnya lembut di pucuk kepalanya. Ia hanya menggeleng..

"arraseo.. bagaimana kalau hyung menyuapimu? Tadi Ajjuhma membuat makanan untukmu.. kau belum makan bukan?"

Kali ini ia mengangguk.. JungSoo tersenyum samar, paling tidak dia sudah mau makan. Karena sejak ia bangun belum banyak makanan yang masuk ke tubuhmu. Hanya cairan infuse itu yang membantunya bertahan.

"eoh, bagaimana kalau kita ke taman.. kau bisa menghirup udara segar di sana.." mendengar kata taman, Donghae lebih semangat mengangguk.

"aigooo.. kau tahu, kau lebih tampan jika seperti itu.." puji JungSoo. Kemudian ia mendorong kursi itu menuju taman yang dimaksud.

::

::

JungSoo benar, udara di luar berbeda daripada di kamarnya.. ia bahkan bisa mencium bau daun dan bunga yang ada di sana..

Suasana itu membuatnya tak terasa jika ia sudah menghabiskan separo dari porsi makannya.. dan berhenti di sana karena baginya rasa makanan sudah mulai hambar. Ya, memang begitu.. Jungsoo tak memaksakan..

"habiskan susunya.." ia menyodorkan kotak susu cokelat yang dibelinya tadi.

Tanpa mereka tahu, sebenarnya sejak tadi ada sepasang mata yang memperhatikan semua gerakan itu. Matanya berkaca-kaca melihatnya..

'Donghae-ya.. mianhae.. Appa tidak bermaksud seperti itu..'

Jung Hyun Jae, sama pengecutnya dengan Il woo. Tak berani mendekat pada Donghae dan hanya mampu memandang dari jauh.

"appa macam apa aku ini?? Yeobo.. mianhae.. aku membuat uri adeul menderita.." bisiknya.

Ia cepat bersembunyi saat JungSoo kembali membawa Donghae ke kamarnya.

::

::

::

::

Hampir seminggu keadaannya seperti itu. Donghae kembali menutup mulutnya. Ia pasrah pada apapun yang dilakukan JungSoo dan Ajjuhma padanya. Ia merasa sudah tak berhak atas tubuhnya sendiri. Ia tak lagi berteriak histeris saat terbangun dan tetap gelap yang ditemuinya. Sebenarnya ingin sekali ia membaca buku, kini Henry atau JungSoo lah yang membacakannya setiap kali ia akan tidur.

High Haneul Deep Bada ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang