Jika kita sudah memandang Jung Il Woo sebagai haneul maka tengok juga Jung Donghae. Putra kedua keluarga Jung, dua tahun lebih muda dari Il Woo itu sungguh nama yang sulit di tebak. Wajahnya tak kalah dari sang hyung yang mendekati kata sempurna. Kulitnya putih bahkan wajahnya sangat tidak membosankan untuk dilihat. Sayangnya ia menyimpan sejuta misteri yang tak seorangpun tahu apa sebenarnya yang terjadi.
Donghae bagaikan lautan. Ya.. laut yang tenang tetapi sesekali ombak besar menghantam pantai. Namja itu lebih pendiam, tepatnya sangat diam sampai-sampai banyak yang memanggilnya bisu! Bukan berarti ia tidak bisa berbicara, hanya malas saja mengeluarkan kata-kata yang baginya sangat mahal harganya. Ia bicara seperlunya dan jika penting saja. Tidak ada yang tahu maksud darinya melakukan ini semua. Yang jelas pasti ada alasannya!
Tidak ada yang berminat menjadi temannya kecuali satu orang. Namja dari Kanada bernama Henry Lau seakan menutup matanya sejak mereka saling kenal saat kelas dua Senior High School. Ia tak ingin melihat apapun atau mendengar apapun yang orang katakan tentang Donghae. Hanya dia yang mampu memahami sahabatnya itu, Donghae tidak pernah bercerita apapun padanya, tapi setidaknya Henry tahu jika Donghae adalah orang yang baik.
Bgghh... Henry menyodorkan susu kotak yang baru dibelinya pada Donghae.. "aku tadi beli dua.."
Donghae hanya mengangguk menerimanya lalu segera meminumnya tanpa banyak bicara.
"tidakkah kau mengucapkan terimakasih padaku?"
"euhm..." hanya kedipan mata yang teduh yang ia sampaikan.
"sampai kapan kau akan seperti ini Hae? Aku sudah lama menjadi temanmu kan.. kau bisa percaya padaku.. jadi bicaralah.. apa kau ini sebenarnya sedang melakukan pantangan untuk bicara?"
Donghae hanya tersenyum sambil meneguk tenang susu kotaknya.. sekali lagi ia tak menjawab.
"Hah, baiklah terserah kau saja.." Henry menyerah ia menghempaskan dirinya di kursi sebelah Donghae.
::
::
::
::
Donghae suka sekali sendiri.. sama seperti kali ini..
Berada di perpustakaan, duduk di lantai bersandar pada rak berisikan buku-buku yang tersusun menjulang tinggi. Otaknya selalu encer di saat seperti ini ditambah earphone yang dipakainya memutar beberapa list lagu yang sudah di aturnya.
Dan percayalah, suasana ini sangat menyenangkan... tempat Donghae duduk tepat di dekat jendela kaca yang terpasang dari lantai sampai ujung atap hampir sama seperti dinding akhirnya. Di luar sedang hujan, cuaca sedikit dingin.. ditambah keadaan hati yang sepi..
Ia sangat menikmatinya dan untuk sesaat berharap Henry tidak mengganggunya. Bahkan mungkin ia rela terkunci di perpustakaan jika rasanya seperti ini..
'Jika manusia tercipta dengan membawa hati yang dalam, maka dimanakah hati itu setelah manusia mengenal kehidupan?' tulisanya di buku yang ia pegang. Buku yang selalu menemaninya kemanapun..
'jika hati itu punya sayap mungkin ia sudah terbang tinggi sekarang.. tubuh manusia menjadi kosong dan akhirnya dikuasi hati yang lain..'
'aahkk... manusia tetap saja manusia..' batinnya 'apa aku ini manusia sekarang? Atau hatiku sudah berubah dengan milik orang lain saat milikku sendiri terbang?' Donghae memikirkan hal-hal aneh yang tak masuk di akal. Ya.. itulah dia, terlalu sering berimajinasi di dalam hidupnya.
Pluukk..
Sebatang cokelat jatuh di atas bukunya, tepatnya adalah dijatuhkan seseorang..
Pelakunya?? Donghae mendongak..
KAMU SEDANG MEMBACA
High Haneul Deep Bada ✔️
FanfictionBagaikan langit yang tinggi dan laut yang dalam.. keduanya sama-sama sulit untuk di jangkau. Hanya saja, memandang langit lebih mudah daripada mencari tahu apa yang ada di dalam laut..