Harry memamerkan dua lesung pipinya di depan cermin. Jujur, bercermin bukan gaya dia sama sekali. Dia tahu tanpa bersolek pun dia tetap akan mempesona. Tapi malam ini pengecualian, dia bahkan memakai suit sekarang.
Malam ini dia akan dinner dengan si itik yang baru beberapa jam berubah jadi angsa. Bukan gadis itu tapi yang menarik perhatian Harry, dia tahu gadis yang dia incar tinggal satu tempat di rumah gadis yang jadi bonekanya. Dia ingin kelihatan mempesona di hati dua wanita itu.
Cara dia memang licik, tapi cara itu bisa membuat Bridgette luluh lantak di pelukannya. Dia bahkan yakin tak butuh waktu lama agar Bridgette melunakkan sikap keras kepalanya dan bisa jatuh cinta pada pesona luar biasa Harry.
"Kau benar-benar akan dinner dengan gadis itu?" tanya Niall ketika Harry baru saja turun tangga.
Niall, Zayn, dan Louis sedang duduk di ruang tengah rumah besar Harry. Mereka memang menjadikan rumah Harry sebagai tempat favorit mereka. Bahkan dilihat dai statistik, mereka tinggal lebih lama di rumah Harry daripada rumah mereka sendiri.
"Gadis itu punya nama, namanya Emily."
"Aku kira kau hanya tertarik pada Bridgette."
Harry menyeringai, "I do have a plan."
Louis menggoyangkan red wine di gelasnya, "Jadi kau akan menggunakan gadis ini untuk bisa dekat dengan Bridgette?"
"You'll see."
"Bagaimana kalau kau jatuh cinta dengan keduanya?"
Harry tertawa kencang. Pertanyaan konyol itu lelucon terburuk yang pernah telinga dia dengar. Dia bahkan tidak yakin akan jatuh cinta dengan satu dari gadis itu. Dia hanya tertarik... tertarik bukanlah sinonim dari jatuh cinta.
"Maka keduanya akan aku miliki. Sesederhana itu." Harry tidak benar-benar serius dengan ucapannya tapi ketiga temannya selalu percaya mentah-mentah apa yang keluar dari mulutnya.
"Dude, kalau kau tetap dengan Brie, biarkan Emily jadi milikku."
"Boleh saja asal kau suka bekasku."
"Bekas atau tidak, aku suka dengannya. Aku jadi penasaran apa dia masih virgin atau tidak."
"Kau mau hal sepele ini jadi semakin menarik?"
"Taruhan lagi?"
"Ya...gadis itu akan mudah aku dapatkan bahkan dalam satu malam. Kau mau aku mengeceknya?"
"Baiklah... aku yakin dia masih virgin."
"Aku juga yakin."
Zayn mengangkat tangannya memberi usul, "Bagaimana kalau kalian memberi tenggat waktu untuk membuktikan teori gadis itu masih virgin atau tidak."
"Well... aku akan melonggarkan personaku. Akan aku buat dia menyerah pada tubuhnya dalam dua bulan. Kalau aku tidak bisa membuat dia luluh, kau bisa meminta apapun dariku. Asal permintaan itu masuk akal."
"Setuju!" di pikirannya Niall sudah memimpikan Maybach dan sebuah penthouse mahal Harry di Las Vegas, "Tapi jika kau menang?"
Harry berpikir cukup lama. Suara seraknya lalu membuat seluruh teman-teman dia tercengang, "Aku mau kau memberikan aku adikmu."
"What? But she's fourteen!!!"
"I don't care. Still in or out?"
Niall mengambil botol wine di genggaman Louis kasar. Langsung dia teguk wine itu dari botolnya. Salah besar dia bermain dengan setan macam Harry. Harusnya dia sudah belajar dari pengalaman Louis kemarin!
KAMU SEDANG MEMBACA
When Devil Meets The Angels
FanfictionIt's about Harry who is being so unforgivable jerks and love to bully everyone around him. And that is why he met the angels. One is the one who always rescue Harry's victims and the other one is Harry's doll to make the other one can look at him as...