Brie heran dengan sikap ayah dan ibunya. Mereka itu jarang menonton televisi, well, siaran favorit mereka hanyalah berita dan pertandingan sepak bola. Tapi kali ini, mereka malah mengajak Brie duduk di depan TV untuk menonton bersama. Dan yang benar saja, mereka malah menonton acara talkshow selebriti Hollywood!!! Benar-benar aneh."Astaga, kau pucat sekali, sayang. Sebentar Mom akan ambil sedikit make up untuk memperbaiki penampilanmu."
Alis Brie berkerut. Ayahnya pun ikut pergi dari ruang keluarga dengan alasan ingin mengambil sesuatu di kamarnya. Sekali lagi, sangat aneh.
Acara talk show yang di tonton ibunya ini sudah selesai dengan bintang tamu pertama. Mereka jeda sesaat untuk mengganti bintang tamu. Dan Brie sangat terkejut saat tahu yang menjadi bintang tamu selanjutnya adalah Harry Styles, kekasihnya.
Ya, kekasih.
Sudah dua tahun mereka bersama. Well, walaupun teknisnya mereka tidak banyak bertemu. Harry sibuk dengan kegiatan dia menjadi Produser musik di London, sedang Brie masih belum mau beranjak dari Paris, apalagi setelah dia bekerja menjadi guru taman kanak-kanak, Brie sangat menyukai pekerjaan dan anak-anak lucu itu. Jadi, Brie terus menolak tawaran Harry untuk tinggal bersama di London.Harry kini sedang duduk di kursi dengan seorang pemain gitar bertopi di sampingnya. Oh, baiklah... jadi Harry akan bernyanyi? Ini sangat jarang terjadi... Harry memang punya suara yang bagus tapi dia tidak pernah mau mempublikasikan suaranya itu. Padahal Brie sudah menyuruh Harry memproduseri suaranya sendiri tapi Harry bilang dia masih di bawah standar dan tidak layak.
"Ini pertama kalinya aku bernyanyi di depan umum karena biasanya suaraku hanya spesial untuk satu orang gadis di dunia ini."
Bibir Brie terangkat keatas, dia menutup wajahnya menahan senyum. Walaupun Harry ada jauh disana tapi Brie tetap malu sekali.
"Bridgette Padget. Lagu ini aku persembahkan padamu sebagai kado hari jadi kita ke 777 hari."
Brie tertawa. Dasar Harry, dia tetap gila seperti biasanya.
Suara petikan gitar mulai melantun merdu, Harry ternyata menyanyikan lagu True Colors. Suara Harry sangat seksi dan romantis, Brie tidak bisa menghentikan senyum gilanya sekarang. How lucky she is right now!
Perjuangan cinta mereka tidaklah mulus. Mereka sempat lama tidak bertemu setelah pertemuan di kuil cinta. Lalu, beberapa bulan kemudian Harry kembali datang ke Paris dan tinggal di sana selama tiga bulan. Dia bilang dia sedang mengurus calon penyanyi berbakat di Paris, Brie percaya saja padahal dia sedang ditipu saat itu. Di tiga bulan itu, mereka selalu bersama kemanapun sampai membuat Brie mengasihani calon artis yang ditelantarkan Produsernya seperti itu.
Tepat di hari ulang tahun Brie yang ke 26, Harry membawa Brie kembali ke kuil cinta dan menghias kuil itu dengan ratusan lilin terang. Disanalah, Harry kembali mengatakan cintanya ke Brie. Dan Brie pun menerima. Dia sudah tidak mempedulikan masa lalu lagi, Brie hanya ingin bahagia. Brie tahu kalau hanya Harry yang bisa mengisi bahagia itu.
Di tengah lagu, Ibu Brie datang dan membawa persediaan make-up nya. Dia agak terburu-buru membubuhkan bedak ke pipi Brie, dan memoleskan lipstick berwarna soft ke bibir Brie.
"Sebaiknya kau mengganti baju, sayang."
Brie melirik piyama Mickey Mouse nya dan menggeleng cepat. Buat apa dia mengganti bajunya? Hari sudah malam, sebentar lagi dia akan tidur, buat apa dia mengganti pakaian? Dan buat apapula dia tidur memakai make up? Ini tidak sehat untuk kulit.
"Mom, ada apa sebenarnya?"
Mom tidak menjawab. Dia malah melihat Harry di layar TV, "Akhirnya dia menggunting rambut premannya itu. Dia terlihat jauh lebih tampan dengan rambut seperti ini. Terlihat lebih muda dan sopan."
Mom beberapa bulan ini sudah menerima Harry. Dia dulu yang paling semangat memberitahu Brie untuk menghentikan hubungannya dengan Harry. Tapi Harry dengan segala tingkahnya berhasil membuktikan ke ibunya kalau dia layak menjadi kekasih Brie.
Ayah Brie datang tak lama kemudian. Dia membawa satu kamera besar, yang biasanya dipakai oleh orang-orang untuk merekam sebuah film atau wawancara.
"Dad, apa yang sedang kau lakukan?!"
Ada apa dengan mereka semua ini? Apa mereka sudah gila?
"Jadi... di acara ini, aku ingin memberitahu bahwa aku sangat mencintai kekasihku. Terlalu mencintai sampai rasanya begitu menyenangkan bisa menjadi di bagian spesial hatinya."
Suara Harry di televisi sukses mencuri perhatian Brie. Mata Harry dengan lembut menatap ke dalam matanya, walaupun mereka terpisah jarak yang sangat jauh tapi hati mereka terasa seperti di tempat yang sama.
"On..." Ayahnya bicara. Dan seketika kamera itu pun menyala dengan fokus arahnya ke Brie. Ibunya pun sudah menjauh dari sofa dan berdiri bersama ayahnya.
"Dam, Mom... stop it! Apa yang kalian lakukan?"
Brie kaget setelah melihat ada dirinya di televisi. Terlihat sangat acak-acakan. Rambutnya belum sempat disisir, piyama Mickey Mouse yang tidak pantas dengan make up di wajahnya. Astaga, apa yang sedang terjadi sekarang?!
"Brie, ada hadiah untukmu di belakang bantalan sofa tempatmu duduk."
Brie benar-benar malu sekarang, dia ingin berlari menjauh dan memperbaiki penampilannya sedikit tapi ini sudah disiarkan Live dan ditonton oleh banyak orang. Brie sudah terjebak, jadi dia pun mencari apa yang Harry sudah siapkan untuknya.
Mata Brie terbelalak saat tangannya mengambil sebuah kotak beludru berwarna merah.
"Apa ini?"
"Buka, Brie."
Brie perlahan membukanya, napasnya terhenti begitu melihat cincin yang sangat indah bersemat di dalam kotak mungil itu.
"Harry... apa ini?"
Harry tiba-tiba berlutut di acara itu. "Aku bukan orang yang suka dengan publikasi. Aku bahkan membencinya. Tapi aku rasa publikasi dengan seluruh dunia menonton akan lebih spesial. Brie, pernyataan ini disaksikan seluruh dunia. Will you marry me?"
Brie membekap mulutnya masih tak percaya dengan segala kejadian ini. Dia bahkan lupa dengan penampilan tidak layaknya sekarang. Dia tidak bisa menghentikan bibirnya untuk terangkat ke atas dan membentuk sebuah senyuman.
"Jawablah, sayang." suruh ibunya yang sudah menangis menyaksikan momen langka putri semata wayang mereka.
Brie juga tidak bisa membendung air matanya lagi. Ini hal terbahagia yang pernah dia alami. Harry selalu berhasil membuat setiap momen mereka begitu penting.
"I will." Dia belum gila. Dia bukan gadis bodoh. Mana mungkin dia menolak Harry. Di hadapan mata dunia.
Dia mencintai Harry. Sangat mencintainya. Dan rasanya menikah dengan Harry akan terasa sangat membahagiakan.Harry berdiri dan berlari dengan tangan terangkat ke atas seperti tengah merayakan selebrasi pemain sepakbola yang berhasil mencetak gol ke gawang lain.
Brie ikut tertawa. Dia melihat ke arah ayah dan ibunya. Mereka serempak mengangkat jempol mereka. Brie sungguh berharap kebahagiaan ini tidak berhenti sampai disini. Dia percaya sekarang kalau semua orang berhak merasa bahagia, masa lalu itu bukan untuk ditakutkan. Memang layak kita sesali tapi bukan berarti kita tunduk dan menghentikan kehidupan kita. Selama masih bisa membuat perubahan, kita berhak mendapat hadiah yang paling baik : kebahagiaan.
Dan sekarang bahagia Brie sudah sangat sempurna. Ada Harry, ayah, dan ibunya. Melihat senyum mereka, Brie merasa terlalu bahagia.
***
A/N :Selesai!!!!
Gue nggak bohong kalau endingnya bakal bahagia kan?
Dan sesuai janji cuma dikit kan... wkwk...
Dan maaf karena gaje...
KAMU SEDANG MEMBACA
When Devil Meets The Angels
FanfictionIt's about Harry who is being so unforgivable jerks and love to bully everyone around him. And that is why he met the angels. One is the one who always rescue Harry's victims and the other one is Harry's doll to make the other one can look at him as...