[Barista] Home-Coming

153 25 71
                                    

HOME-COMING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HOME-COMING

©haeminchan 

Cast: BTS' V as Kim Taehyung, FDM's AiV___ as Seo Nara

Genre: Angst, Sad, Romance, slight!Riddle

Rating: PG-13

Length: a 496-words fiction

Disclaimer: Kim Taehyung dan Seo Nara adalah milik Tuhan dan milik keluarganya. Tetapi cerita ini murni milik saya. Saya sangat menghargai kritik dan saran, tapi saya sangat membenci apabila karya saya ini dijiplak.

.

.

.

Dua tahun telah berlalu semenjak tragedi itu dan Taehyung tidak percaya dirinya dapat bertahan tanpa sosok Nara dan fokus pada kariernya selama dua tahun penuh.

Menahan berbagai macam rindu yang sudah mengubun-ubun, pemuda itu tidak dapat berhenti bertanya-tanya di dalam benaknya. Seperti apakah sosok kesayangannya itu sekarang? Apakah masih sama seperti dua tahun yang lalu? Ataukah ia kini bertambah lebih cantik? Lebih dewasa? Dan berbagai pertanyaan lain yang masih setia bermunculan di benaknya.

Namun, di sisi lain—di saat yang sama, hatinya dihantam perasaan bersalah yang begitu mendalam pada Sang Gadis. Ia sudah meninggalkan gadis itu begitu saja. Tanpa perpisahan. Tanpa kabar yang jelas dan dapat menghapus rasa khawatir berlebihan dari Sang Gadis untuknya. Hanya dua-tiga lembar surat yang sempat ia kirimkan di setiap akhir tahunlah satu-satunya hal yang masih menghubungkan keduanya.

"Memikirkan Nara Noona, Hyung?"

Sebuah anggukan cepat dari kepala Taehyung sebagai jawaban atas pertanyaan Jungkook, membuat Jimin dan Jungkook mengulum senyum sendu. Paham mengapa Taehyung bertingkah seperti ini.

"Semua akan baik-baik saja Taehyung-ah ...," Jimin yang ada di sisi kanannya kini merangkul pundak Taehyun dan mengusapnya perlahan. Mencoba memberikan kenyamanan yang dibutuhkan oleh sahabatnya itu. "Semua akan baik-baik saja ...."

"Aku harap seperti itu Jimin-ah ... aku sungguh berharap seperti itu."

.

.

.

Kini, sosok yang sudah lebih dewasa, sudah berubah menjadi sosok lelaki yang jauh lebih baik—begitulah yang berulang-ulang kali terucap di benak Taehyung—berdiri dengan begitu gugup di hadapan sebuah pintu kayu yang sangat familiar, yang selalu ia rindukan, yang akan mempertemukan dirinya dengan sosok yang selalu memenuhi setiap sel dalam otaknya. Yang akan mempertemukan dirinya dengan Seo Nara—gadis pujaannya.

Bayangan sebuah senyuman yang begitu manis, alunan suara yang begitu lembut, dan dekapan hangat mulai berlarian dan menari-nari di benaknya. Menciptakan sebuah senyuman yang sangat menawan di wajah pria tampan tersebut.

Namun, dengan semakin banyak langkah yang diambil Taehyung ke dalam dunia kecil di balik pintu itu, semua perasaan yang dirasakan sirna. Senyum yang tadinya merekah dengan begitu indah, kini menghilang, layu, lenyap saat pemuda itu melihat pemandangan serba hitam di depannya.

Detik demi detik berlalu dengan sosok Taehyung yang masih bergeming. Pandangan matanya menyapu ke seluruh penjuru tempat tersebut dengan hati yang tercabik-cabik. Terasa begitu perih. Pikirannya kosong. Otaknya membeku.

Hingga tanpa disadarinya, sebuah tangan kini telah menariknya masuk ke sebuah ruangan—ruangan kecil yang begitu menyesakkan. Satu per satu informasi yang tak mau diterima oleh setiap inci sel dalam otaknya mulai beterbangan memenuhi kepalanya. Menyebabkan derai air mata dan teriakan pilu memenuhi udara di sekitarnya.

Dan hari itu, untuk pertama kalinya, Taehyung menyesali keputusannya untuk mengejar mimpinya. Meninggalkan Nara dalam kesepian—dalam kesendirian di dunia paling dingin di seberang sana.

.

.

.

Tak tahukah kau, bahwa "selamat datang" adalah satu frasa yang selama ini selalu kutunggu darimu, Nara-ya ....

Namun mengapa ... mengapa di saat aku berpikir dapat kembali mendengar itu darimu, hanya angin sepoi yang menyapaku? Membisikkan "selamat tinggal" seolah-olah menggantikan dirimu yang tak bisa mengucapkannya secara langsung?

.

.

.

END.

A/N.

Ini bikin di coret-coret kertas di tengah studio yang bikin nangis darah dan udah khawatir banget kalo ternyata apa yang ada di kertas saya lebih dari 500 kata :")))

Dan alhamdulillah, ternyata—walau cerita yang diedit ini udah ditambahin beberapa kalimat, dia masih bisa masuk dalam rentang 100-500 kata :")))
#kusenang

Cerita ini dibuat khusus untuk Kak Ai tercinta yang sepertinya sedang pusing dengan kesibukan di real-life sampai jarang muncul di grup FDM :"))) #missyouMamih
Tapi Yasmin minta maaf karena bikinnya malah nggak seceria sebagaimana cerita TaeNara biasanya ya Mih, mohon dimaklumi, ini Yasmin bikinnya ditengah-tengah ke-frustasi-an yang Yasmin alami di studio :""""

Semoga Mamih suka sama cerita ini, semoga kalian siapa pun yang membaca cerita ini suka dan sudi untuk meninggalkan vote/comment di cerita ini :")))
Terima kasih.

With love,
Yayas. Yasmin. Mimin.

PS. Cerita ini dibuat untuk memperingati Hari Perhubungan Indonesia (17/09), Hari Pos Telekomunikasi Telegram (27/09), dan Hari Tani (24/09).

[SEPTEMBER] Regular MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang