[Barista] Regret

69 16 10
                                    

Title: Regret

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Title: Regret

Author: Instyy

Genre: Angst, sad(?)

Rating: T

Disclaimer : FF ini murni karya ikah, dan bukan merupakan hasil jiplakan/copy-an. FF ini milik ikah, Castnya hanya ikah pinjam.

***

Ketika terabaikan begitu menyayat hati.

Ketika mengabaikan menimbulkan sejuta penyesalan.

***

"Hana ... hana, dia--"

"Waeyo Ahjumma? Hana kenapa? Tolong bicara yang jelas."

"Hana ... hana sudah tidak ada, dia--"

Pluk.

"Yeoboseyo ... Yeoboseyo ... Taemin-ah, kau masih di sana? Tolong cepat datang, mayatnya akan segera di kremasi."

Taemin terlihat sangat terpukul, matanya terus menatap lurus ke depan. Waktu seakan berhenti di hidupnya. Benar-benar kenyataan pahit yang menyayat hati.

Ia lantas bangkit dan segera berlari ke rumah gadisnya, ke rumah gadisnya yang sudah tak bernyawa. Ia berlari tanpa mempedulikan orang-orang yang berlalu-lalang. Sedikit mendapat cacian karena tingkahnya itu. Taemin tak bisa berpikir jernih lagi.

Sampai akhirnya ia sampai di rumah gadisnya itu. Sepertinya sudah selesai di kremasi. Matanya tak bisa lepas memandang semua yang berada di hadapannya. Seakan berada dalam mimpi buruk yang menghancurkan segala kebahagiannya.

Taemin benar-benar mengeluarkan air matanya. Ia tak menghampiri orang-orang yang sedang sibuk dengan mayat kekasihnya itu. Langkah kakinya seakan berat, Ia tak mampu melihat lebih dekat lagi.

Taemin mengeluarkan ponselnya, ingin melihat pesan atau panggilan terakhir dari Hana. Ia sempat terpaku dengan wallpaper ponselnya, gambarnya dengan Hana. Memang sudah dua hari ia tak melihat ponselnya karena sedang ada sedikit masalah dengan Hana, juga karena kesibukannya di kantor.

Ada beberapa pesan suara yang di kirim Hana, ia mulai mendengarkannya satu per satu.

"Chagiya, sunbae itu meninggalkanku, aku tidak tahu ini di mana, tolong angkat teleponnya walaupun kau sibuk."

"Chagiya, tempat ini sangat gelap. Aku takut."

"Chagiya angkat teleponnya, aku mohon."

"Chagiya, sepertinya aku berjalan terlalu jauh."

"Chagiya, sepertinya ada yang mengikutiku."

"Chagiyaaaaaaaaa ...."

Taemin sedikit berteriak, ia melempar ponselnya itu. Semua mata tertuju pada Taemin. Tak terkecuali Ahjumma yang sedang menangisi putrinya. Ahjumma itu menghampiri Taemin. Tanpa basa-basi Taemin memeluk Ahjumma itu.

"Mian, mianhae, mianhae Ahjumma ... mianhae, semua ini salahku semuanya salahku," ucap Taemin benar-benar terisak.

Ahjumma juga semakin terisak namun ia mengentikan tangisnya. "Jangan salahkan dirimu sendiri, semua ini sudah takdir. Kau tidak perlu menyesalinya, kumohon jangan seperti ini Taemin-ah. Aku mohon ...."

"Mianhae, Ahjumma."

Fin

Tijel, wkwk. Makasih udah mau baca, ini absurdnya parah wkwkwk. Tinggalin krisarnya yahh

[SEPTEMBER] Regular MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang