Gelsemium Ignatia amara : Surat Kepada Belahan Jiwa

915 61 4
                                    

Cinta bukanlah mencari seseorang untuk hidup bersama. Cinta adalah mencari seseorang yang Anda tidak bisa hidup tanpanya. - Rafael Ortiz

Tujuan dari hubungan yang sebenarnya adalah tumbuh bersama sehingga masing-masing dari Anda menjadi manusia terbaik yang bisa Anda capai. Ketika dua jiwa bersatu dalam cinta sejati, keduanya menjadi lebih baik, lebih terang. - Gary Gwilliam

Ada yang mulai menebak arah pembicaraan saya? Ya. Ini tentang dua anak manusia yang saling mencinta tetapi diinterupsi oleh situasi serta kondisi.

Sahabat yang baik, saya sebenarnya sudah mencoba menahan diri untuk tidak menulis perihal "pemberitaan" yang beberapa waktu belakangan santer sekali diperbincangkan. Saya paham, dunia Show Biz tidak selalu bisa berwajah ramah. Tetapi bukan itu yang menjadi fokus saya, melainkan perihal orang-orang yang sebagian besar menjelma menjadi mata batin dengan cara yang keliru sehingga berbicara seolah sabda penghulu zaman. Meluapkan emosi di media sosial seolah kertas putih antinoda.

Sahabat, kita yang pernah menjalin hubungan dengan orientasi serius tentu tahu urusan perasaan tidak lagi sesederhana masa cinta merah jambu. Tidak mudah untuk melepas komitmen, ada yang banyak dipertaruhkan dan dipertimbangkan. Saya pikir itu pula yang sedang dijalani oleh lelaki Barat dan perempuan Timur ini. Usia mereka memang masih amat belia, namun sepertinya orientasi hubungan mereka bukan lagi sebagaimana anak muda lain yang hanya sekadar untuk telepon, sms, chat, tanya sudah makan atau belum, sedang apa, dan mengucap selamat tidur.

Keduanya sudah mulai memandang hubungan yang sakral, sehingga sulit untuk saling mengikhlaskan (hakikatnya lebih berat daripada melepaskan). Fisik mereka bisa jadi tetap hidup, tetapi urusan kehidupan batin siapa yang sanggup menjamin? Ketika dua jiwa telah ditautkan Tuhan, tentu hanya Dia pula yang sanggup mencerainya. Hal ini berbeda ketika hubungan hanya sebatas pacaran ala anak merah jambu.

Adik-adik sayang, saya mengerti ketika kalian menyayangi Abang dengan euforia luar biasa. Tetapi, Dik, Abangmu itu memiliki kehidupan yang tidak seluruhnya bisa kita pahami, sayang. Yang paling mengenal dirinya adalah dia sendiri. Alangkah lebih baik kita menghormati keputusannya untuk memaafkan perempuan yang barangkali kelak menjadi tempat Tuhan semayamkan jiwa-jiwa kecil mereka, sebagaimana doa banyak orang di luar sana.

Mereka sedang bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik di usia yang belia sekali. Trial and error wajar adanya. Cinta sejati itulah yang akan menuntun keduanya menjadi lebih baik, lebih terang, dan lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan.

Apa pun yang terjadi saat ini, saya yakin bukan Tuhan buat tanpa rencana matang. Ada maksud dan tujuan tersendiri yang tidak semuanya mampu kita terka atau pahami. Satu dari itu semua, saya bersyukur akhirnya dua keluarga saling bertemu, dengan begitu beban hubungan tidak lagi menjadi pikulan mereka berdua saja, keluarga turut menjadi penyokong.

Tiada yang tahu ujung hubungan mereka nantinya, jangankan itu, apa yang terjadi lima menit ke depan saja kita tak bisa memastikan. Hal ini mutlak difirmankan Tuhan sebagai keterbatasan manusia. Hanya saja, mendoakan hati mereka dikokohkan untuk saling menjaga bukanlah sesuatu yang keliru. Selanjutnya biar menjadi urusan Tuhan menuntun mereka bersatu dengan cara-Nya.

Belajarlah tidak menjadi hakim bagi kehidupan orang lain, sayang. Terlepas apakah ia keliru atau benar, karena sesungguhnya mata kita terbatas untuk melihat alasan seseorang melakukan tindakan.

Dokter hanya tahu kondisi pasien dari apa yang ia keluhkan, nyeri yang tampak tidak selalu menunjukkan lokasi kerusakan jaringan sebenarnya. Itu prinsip yang senantiasa berusaha saya genggam.

Sahabat, mangga busuk sekalipun masih menyimpan kebaikan bila kita beri kesempatan bijinya untuk ditanam dan dirawat agar menjadi mangga lain yang lebih manis.

Saya tahu masalah dalam hidup ini tidak akan pernah ada habisnya selama Tuhan izinkan napas kita berembus. Tetapi bukankah Tuhan juga menjanjikan bahagia usai coba dan uji dari-Nya?

Saya yakin, selama mereka terus bersama, saling menguatkan, masalah apa pun akan dapat diselesaikan. Semoga.

---
Shared on April 22nd 2016

Gelsemium : obat untuk mengatasi syok

Ignatia amara : ekstrak kacang beracun untuk mengatasi gangguan emosi akibat kejadian mengecewakan

Homeopati SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang