*****
"JANGAN SENTUH DIA, DASAR SIAL!" aku berteriak lantang sambil berlari.
Tapi suara parau yang keluar dari mulutku kalah riuh oleh sorak sorai penonton dan jeritan melengking yang dikeluarkan Ara.
Adik ku berontak sekuat tenaga, namun jari - jari tangan anak yang menggenggam lengan Ara tak juga terlepas.
Aku berlari semakin liar, menabrak beberapa orang hingga mereka terjatuh, lalu melesak kedalam kerumunan itu.
Begitu tiba didekatnya, aku melempar tas yang tersampir di bahu tepat ke wajah si anak berengsek yang mencoba mencium Ara. Orang itu lepas cengkeramannya dari lengan adikku dan mencoba menangkapnya.
lalu ketika anak brengsek itu terhalang oleh tas yang ku lempar kearah wajahnya, aku langsung menerjang, menghantamkan sebuah tendangan di tubuhnya sambil melompat.
Anak itu jatuh tersungkur, terpental beberapa langkah ke belakang. Kerumunan terpecah menjadi lebih luas. Orang - orang memberikan ruang lebih besar, demi menonton pertarungan antara seorang anak bejat yang mencoba mencium gadis melawan orang asing yang menjadi sang penyelamat. Perkelahian tak dapat dihindari.
Wajahku mengeras, benar - benar tegang luar biasa. Aku benar - benar kalap menyaksikan adikku dilecehkan secara seksual didepan mataku sendiri.
"Mau sok jadi pahlawan, heh?! Kamu tahu nggak, siapa aku? TAHU NGGAK, HAH?!" bocah berengsek itu bangun sambil mengeluarkan nada mengancam.
Siapapun dia, aku benar - benar tidak mempedulikannya. Satu - satunya keinginanku adalah menghajar wajah mesum dan menghapus senyumnya yang menjijikan itu dengan kepalan tanganku sendiri.
Begitu ia tegak berdiri, aku kembali maju menyerangnya.
Ku arahkan kepalan tangan, mencoba meninju wajahnya. Meleset.
Ku angkat kaki mengincar perutnya, ia menghindar dengan mudah.
Aku terus memberikan pukulan demi pukulan yang dengan mudah bisa dihindarinya. Hampir saja aku frustasi, karena setiap seranganku sia - sia.
Anak ini sepertinya sangat terlatih untuk menghadapi pertarungan dengan tenang. Hingga pada saat ku melancarkan tinju ke dadanya, dia menangkap lenganku dan membantingku ke tanah.
BRUK!
Aku melenguh kesakitan. Sekelebat pikiran melintas di dalam benak ku. Sepertinya aku mengenal gerak bantingan ini. Aku sering menontonnya di televisi. Setelah ini, dia akan memukul tengkuk kepalaku untuk mengakhiri serangannya.
BRUK!
Dan prediksi ku menjadi kenyataan.Kepalan tangannya mendarat telak di tengkuk kepalaku. Terlalu cepat hingga aku tak bisa menghindar meski sudah memperkirakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STATERA
Science FictionBegitu sixth sense nya bangkit, Orion ditugaskan untuk bertualang dan mengumpulkan anggota yang akan disebut sebagai 'SAINTS' demi menyeimbangkan alam semesta. Tak ada seorangpun yang tahu bahwa dia memang 'disiapkan' untuk melindungi dunianya dari...