*****
Pagi harinya, aku masih terlelap dalam selimut di atas kasur nyaman yang kurindukan selama ini, seketika hancur disaat adikku yang konyol itu masuk dan menghancurkan mimpi indahku yang bahkan masih setengah jalan.“Bangun, pemalas! Kiamat tidak menunggu kau tidur sampai kenyang! Cepat bangun dan cuci muka, sana!” dengan kasar, Ara menyingkirkan selimut dan menarikku hingga terjatuh dari atas kasur.
Aku menggerutu, memaki pelan sambil mengusap wajah dan berjalan kekamar mandi di sisi kamarku. Setelah membersihkan sisa-sisa tidur dan berganti baju, aku turun ke bawah untuk sarapan pertama di rumah ini, setelah beberapa hari makan daging serigala bakar terus selama aku di Siberia.
“Nah! Akhirnya anak dewa Atlantis ini bangun juga… Good Morning, Son! Sebenarnya aku malu, kau bisa tidur nyenyak sedangkan di beberapa bagian bumi yang lain sedang luluh lantak. Kiamat sudah dimulai, nak. Dunia bergantung pada kita dan kau malah menikmati waktu senggangmu.” Ayah menyapaku dari meja dapur. Disebelahnya, sudah terduduk Kolonel Martin yang tersenyum miring dan Johann yang sibuk memainkan ponselnya. lalu diseberangnya, Nina sedang duduk dan fokus menikmati sepotong kue yang aromanya menguar ke seluruh ruangan.
“Selamat pagi tuan-tuan… hei, Mom. Aku mau satu yang seperti Nina! Waffle Cranberries, porsi besar!” Aku berseru pada ibuku yang masih berkutat dengan peralatan masak dihadapannya. Ia merespon hanya dengan mengangkat jempolnya keudara tanpa perlu berpaling kearahku. Sengaja aku mengalihkan topik pembicaraan ayah. Dia tidak paham bagaimana rasanya tidur diatas salju Siberia sambil berburu sepasukan monster. Huh!
Aku mengambil kursi di sebelah Nina, memainkan serumpun rambut merahnya yang keriting dengan melilitkannya ke jariku. Nina menoleh, yang ku sambut dengan senyuman terbaikku hari itu. “Adios, my lady. Hehehe…”
Nina membulatkan matanya sejenak, lalu membalas. “Pfffftttt… Dobraye Ootra, Solnyshko~ hmmm…” lalu dia melanjutkan suapan Waffle nya yang tertunda. Aku memiringkan wajah dan memicingkan mata. “Dora – apa?”
Nina menaruh sendoknya keatas piring sambil menoleh padaku. “Adios itu bahasa spanyol, Orion. Di Rusia, kami mengucapkan Dob – ra – ye, Oot – ra. Artinya sama saja sih. Hmmm.” Nina mengambil gelas berisi jus jeruk dan menyesapnya.
“Lalu kata selanjutnya itu apa? Kau mengucapkan tiga suku kata yang kudengar. Dora – Ootra – Sony, sesuatu apalah itu.” Nina hanya mengerdikkan bahunya sambil kembali bergumam mengabaikan pertanyaanku barusan.
Lalu tanpa sadar, ibuku sudah berada dibelakangku, beliau berdiri diantara kursi yang di duduki aku dan Nina, membungkukkan tubuh sambil menaruh sepiring Waffle panas seraya berbisik padaku dengan bibir tersenyum. “Dobraye Ootra, Solnyshko… itu artinya adalah, Selamat Pagi, Sayang.” Kemudian Mom berlalu sambil bersenandung dan sudut mata yang mengerling genit kepadaku.
Wajahku merah padam mendengar ucapan Mom barusan. Nina membuang muka ke sisi lain, aku tahu dia sedang tersenyum juga. Aku lupa kalau Mom juga pernah lama tinggal di Negara penuh salju itu. Jadi ia mengerti yang diucapkan Nina barusan.
Lalu entah sejak kapan Ara masuk ke ruangan, tiba-tiba saja dia muncul dan menyodok kepalaku dari samping. Aku menoleh dan mendapati ekspresinya yang melotot sambil menggerakkan bibir tanpa suara membentuk beberapa huruf, ‘O – L – I – V – I – A’. mengingatkanku pada satu gadis yang pernah dekat denganku beberapa tahun belakangan.
Aku mendecakkan lidah, lalu mengabaikannya. Seraya memotong selapis Waffle yang tersaji didepanku ini, aku membuka pembicaraan.”Ah, iya. Mom, Dad, tuan Martin. Aku belum memperkenalkan Nina secara resmi pada kalian. Perkenalkan, ini namanya Nina Svetovid. Satu-satunya keturunan Astro Nikita Svetovid, legenda dewa perang Slavic. Yang namanya tertulis di nomor dua dari daftar pencarian kita.”
KAMU SEDANG MEMBACA
STATERA
Science FictionBegitu sixth sense nya bangkit, Orion ditugaskan untuk bertualang dan mengumpulkan anggota yang akan disebut sebagai 'SAINTS' demi menyeimbangkan alam semesta. Tak ada seorangpun yang tahu bahwa dia memang 'disiapkan' untuk melindungi dunianya dari...