*****
Ara melangkah mendekat kedepan naga yang sedang bersantai diatas salju ini. Bjorn menoleh, lalu menjulurkan kepalanya mendekati adikku. Arah mengusapkan tangannya di moncong dan dagu sang naga. Bjorn menutup mata, menikmati setiap jengkal belaian yang diberikan Ara padanya.
Tak lama kemudian, pintu pondok terbuka. Tuan Svetovid muncul dan keluar. Dia melangkah kearah kami yang berkumpul tak berapa jauh di tepi hutan. Beberapa saat setelahnya, Nina muncul dari dalam pondok, dengan sang ibu yang mengutit dibelakang. Dia berbincang sebentar, lalu memeluk ibunya untuk berpamitan. Sang ibu mengecup puncak kepalanya berkali-kali sambil berkata "Ya Tebya Lyublyu..."
Setelah mengusap matanya sekali, Nina menghela napas, lalu tersenyum pada ibunya dan berjalan kearah kami. "Aku pergi dulu, Mama..." ucapnya.
Setelah itu, aku memberikan arahan pada Johann, untuk membuka gerbang Warp Space di tengah hutan kecil yang ada dibelakang rumahku di Minnesota. Alasannya karena disana tidak ada orang yang akan menjerit ketakutan karena tiba-tiba muncul sekelompok anak muda dan seekor naga yang keluar dari dalam lubang hitam diudara.
Johann mengangguk paham. Lalu menutup matanya untuk membayangkan lokasi yang kumaksud. Sejenak kemudian, lengannya diangkat, lalu memunculkan sebuah lubang Warp yang lumayan besar. Awan-awan kelabu bergelung di tepian lubangnya, memunculkan lompatan listrik kecil. Kami sudah siap.
Tuan Svetovid mengusap puncak kepala Nina sambil berkata. "Berjuanglah, nak. Apapun yang terjadi, kuatkan hatimu dan jangan ragu sedikitpun. Hidup kita semua bergantung pada apa yang sedang kita perjuangkan. Raihlah Statera, keseimbangan alam semesta seperti sedia kala."
"Sudah kuduga, kau tak punya rasa haru sedikitpun, Papa... hehehe..." Nina menyeringai sambil meninju perut tuan Svetovid dengan lembut. "Aku pergi dulu. Tolong jaga Mama, ya?"
Tak ada peluk perpisahan diantara ayah dan anak perempuannya ini, tapi aku pribadi yang merasa sedikit melankolis. Tuan Svetovid berpaling kearahku, lalu meyodorkan tangannya. Aku menyambut, menggenggamkan jemari dan mengayunkannya dengan pasti. "Kupercayakan sisanya pada kalian. Dan jangan sampai mati, oke?" ujarnya sambil menatap mataku dalam-dalam.
Aku mengangguk. "Sampai jumpa, Tuan dan Nyonya Svetovid. Terima kasih atas bantuan kalian." Ara melambaikan tangan kearah nyonya Svetovid yang berdiri di muka pintu, lalu melompat masuk kedalam portal. Johann menyusul adikku setelah sebelumnya mengucapkan terima kasih. Aku menyuruh Bjorn untuk masuk kedalam portal. Naga itu menurut, mengangkat tubuh lalu menggoyangnya sebentar untuk menyingkirkan salju yang menumpuk di sela-sela sayapnya. Kemudian dia berlari masuk kedalam Warp Space.
Nina menarik lenganku sambil berjalan kearah portal seraya berseloroh santai. "Sekarang giliran kita. Sudahlah, ayo pergi! Aku tak sabar ingin melihat seperti apa Minnesota itu. Dan juga, aku ingin berjumpa dengan nyonya Asteria. Legenda tentang ibumu seperti yang dikatakan Papaku benar-benar bikin penasaran!"
"Oh? Well... baiklah, sampai nanti, tuan Svetovid. Serahkan sisanya pada kami." Aku memberi hormat kearahnya seraya memberikan senyum ringan. Lalu kami berdua melompat masuk kedalam Portal dan mulai meluncur didalam lorongnya yang berwarna lembayung gelap.
***
WUUSSSHHH...
SPLASH !!!
"GYAAA..!!!" Jeritan Nina bergema. Sesudah meluncur dari dalam lorong Warp Space untuk beberapa saat, entah kenapa kini Nina dan aku keluar dari portal dan mendarat diatas air. Diseberang sana, suara tawa dari mulut adikku yang konyol mengalahkan suara dengung serangga malam ditengah hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STATERA
Science FictionBegitu sixth sense nya bangkit, Orion ditugaskan untuk bertualang dan mengumpulkan anggota yang akan disebut sebagai 'SAINTS' demi menyeimbangkan alam semesta. Tak ada seorangpun yang tahu bahwa dia memang 'disiapkan' untuk melindungi dunianya dari...