"THE SEARCH" - PART 14 -

97 11 0
                                    


*****


Gerombolan Rusalka memekik bersahutan di atas langit. Sambil berseliweran di udara, mereka melempar gumpalan api kearah tuan Svetovid di bawahnya. Dentuman demi dentuman meledak, api berjatuhan dari langit dan memuncratkan tumpukan salju dari tanah.

"Nina!"

Tuan Svetovid menyerukan nama anaknya yang bersembunyi di lingkaran kedua. Gadis berambut merah itu keluar dari tempat persembunyiannya dan berlari merapat ke sisi sang ayah. Satu tangannya menggenggam pedang bersinar biru, tangannya yang lain terangkat ke atas, menciptakan kubah perisai dari cahaya biru transparan, memayungi mereka dari hujan api yang dilontarkan puluhan Rusalka dari langit.

Dalam posisi terjebak seperti itu, duo Svetovid sama sekali tidak sempat membalas serangan mereka. Nina terlalu fokus mempertahankan Armor Shield, sementara tuan Svetovid sibuk berpikir sambil mengadah memandangi kerumunan Rusalka di langit. Monster-monster itu terbang berputar, tampak seperti gerombolan kalelawar raksasa mengitari mangsanya. Sejenak kemudian, tuan Svetovid berseru lantang.

"Sirius, kemarilah!"

Sebuah lubang hitam muncul di dalam kubah Armor Shield, Johann muncul dari dalamnya dan melompat ke sisi tuan Svetovid. Dewa perang bangsa Slavic itu menaruh tangannya di pundak Johann, lalu mendekatkan wajahnya ke sisi telinga Astro pengguna blackhole itu. Wajahnya mengeras mendengar bisikan dari tuan Svetovid.

Johann mengangguk paham, entah instruksi apa yang diberikan padanya. Dia menciptakan pintu Warp Space diatas tanah, lalu tuan Svetovid melompat kedalamnya.

SSRRRIIINNGGG...

cahaya ungu kembali bersinar, kali ini berasal dari atas langit. Oh, jadi begitu rupanya. Johann membuka ujung Warp Spacenya di udara, tepat di tengah kerumunan Rusalka yang terbang bergerombol.

Begitu tuan Svetovid melompat masuk dari pintu Warp space di atas salju, ia akan meluncur dan keluar dari ujung gerbang yang ditempatkan di langit. Begitu tubuhnya menelusup keluar, tuan Svetovid langsung mengaktifkan Sense karunianya. Dari jarak sejauh ini, aku bisa melihat bahwa bias cahaya ungu itu meledak dan memuntahkan sulur – sulur petir yang membuncah ke segala arah dengan suara menggelegar.

Para Rusalka yang tersambar petir Sense itu langsung meledak, menghamburkan potongan anggota tubuh dan memuncratkan darah mereka yang berwarna hijau. Aku terpukau melihat kemampuan bertarung tuan Svetovid.

Sense karunia miliknya sungguh luar biasa, mampu membunuh puluhan monster dalam satu serangan. Jika saja potongan tubuh yang berjatuhan itu adalah tubuh manusia, mungkin aku sudah muntah berkali – kali.

Nina melepaskan Seventh Sense berbentuk kubah yang melingkupinya, kemudian menciptakan dinding biru transparan dalam bentuk yang lain lagi. Dia membuat sebuah jalur perosotan persis dibawah tuan Svetovid yang sedang jatuh dari ketinggian. Dewa perang Slavic itu mendarat mulus dan meluncur turun memakai jalur perosotan dari dinding biru transparan yang dibuat oleh Sense anaknya.

"KYAAAAA...!!!"

Suara melengking bergema dari kejauhan. Asal suara itu berada di belakangku, Rusalka yang lain? Bukan, jeritan Rusalka tidak seperti ini!

"Eridanus! Adikmu, hmm!"

Astaga, aku melupakan Ara samasekali! Segera saja aku berbalik dan lari kearah jeritan tadi. Dengan sekuat tenaga, aku melempar langkah jauh – jauh untuk mempercepat lari. Tapi timbunan salju ini menyulitkan. Pijakanku langsung terbenam dan aku langsung kelelahan dibuatnya. Kecepatan lariku tak bisa diandalkan kalau begini, sedangkan adikku sedang dalam bahaya!

STATERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang