Bab 06

152 3 1
                                    

Denganmu, ku temukan cahaya

Di antara ruang hati yang penuh kegelapan

Denganmu, ku temukan cinta

Di antara relung hati yang terhimpit sepi


Terhitung mulai esok, Ratman menambah satu agenda baru hariannya: hadir di tempat mengaji anak-anak rel kereta api setiap sore hari. Tak perlu dipertanyakan lagi apa alasannya meskipun pekerjaannya setiap hari sudah begitu melelahkan. Walaupun ia tahu, tak mudah mendapatkan izin selesai kerja lebih awal karena peraturan ketat Koh Tiong. Tapi, kalau sudah urusan cinta, semua orang bisa mendadak jadi kreatif.

Seperti misalnya sore itu, hari ke empat setelah perkenalannya dengan Rina.

"Ebot, antarkan barang-barang ini ke stasiun. Ajak si Tarjo. Keceng yang jadi supir. Segera ya!" Abdu memberikan instruksi pada para kuli.

Ebot dan Tarjo mengangguk patuh. Keceng langsung memanaskan mesin mobil kol milik Koh Tiong.

"Mas Tarjo, Mas Tarjo!"

Mendengar seseorang yang membisikkan namanya, Tarjo menoleh.

"Ono opo, Man?" rupanya Ratman yang memanggilnya.

"Emmm... Bagaimana kalau saya yang ganti nemenin Mas Ebot sama Keceng ke stasiun? Mas Tarjo di sini saja. Nanti uang tipnya saya kasih ke Mas Tarjo." tawar Ratman.

Tarjo terlihat kebingungan, "Koe kenapa toh, le? Tiap sore menjelang bubaran, kalau ada antaran barang ke stasiun, pasti koe yang minta tugas. Kemarin juga begitu, kan? Isnain yang mau berangkat, koe juga minta ganti. Dan selalu setelah tugas, koe nggak balik lagi ke sini." ia menggelengkan kepalanya, tak mengerti dengan sikap Ratman.

Ratman terdiam. Tak tahu harus menjawab apa. Ia hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ada apa ini?" Abdu datang menghampiri mereka."Oi Tarjo, bukannya siap-siap. Itu Ebot sudah mau naik kol."

"Ini Bos. Si Ratman minta tukeran sama inyong. Nyong heran, tiap sore, kie bocah minta tugas nganter ke stasiun terus."

Mendengar ucapan Tarjo, Abdu baru menyadari ada sesuatu yang tak biasa dari Ratman akhir-akhir ini.

"Hmm... bener kamu, Jo. Aku juga baru sadar, kenapa bujang kita akhir-akhir ini terutama sore hari, selalu minta untuk dapat tugas ke stasiun dan nggak balik lagi ke sini."

Keringat dingin mulai bercucuran di dahi Ratman. Ia semakin terpojok.

"Aku sih tidak keberatan, Man. Tapi, setiap orang sudah punya jadwal kerja masing-masing. Apalagi, tugas luar itu dapat bonus tambahan. Kalau begitu, kamu sama saja mengambil jatah orang lain. Itu..."

"Saya cuma gantiin tugas saja, Mas Abdu. Tip yang saya dapatkan selalu saya kasih semua ke yang bertugas hari itu." potong Ratman.

Dahi Abdu lantas berkerut mendengar itu, "Lah, kenapa sampai segitunya kamu rela mengganti tugas kuli lain, bahkan sampai memberikan tipmu?"

Ratman kembali terdiam. Ia bingung untuk mengarang sembarang alasan karena masih enggan mengakui alasan sesungguhnya.

"Hei, yuh berangkat, Jo! Tunggu apa lagi?" Ebot sudah terlihat tak sabar.

"Sek, sek. Ini ada masalah bentar!" Tarjo menyahut balik.

Mendengar itu, Ebot langsung turun dari bak kol dan datang mendekat, "Ah, ada apa, sih? Ayo berangkat! Nanti keburu pulangnya kemalaman." tanyanya tak sabaran.

Juz Amma yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang