Fourth

1.8K 86 5
                                    

Hai, cuma mau tau pendapat kalian tentang novelku ini. Semoga suka yaa... Tolong kasih kritik dan masukan ya. Ditunggu loh :D :)

*** 

I dare you to let me be your, your one and only

Promise I’m worthy, to hold in your arms

So come on and give me the chance

To prove I am the one who can walk that mile

(One and Only – Adele)

     Dayna lelah karena hari ini dia telah berlari kesana kemari akibat sang senior yang memerintahkannya untuk meminta tanda tangan kepada senior yang lain. Dayna duduk sebentar sambil menjadikan buku yang sedang dipegangnya sebagai kipas.

          Dayna kembali mendengar Seniornya yang menyuruh agar berbaris lagi. Dengan terpaksa Dayna melangkahkan kakinya menuju barisan. Senior segera memberi pengarahan singkat sebelum menyuruh juniornya kembali ke rumah untuk mempersiapkan ospek terakhir mereka.

          Dayna menghela nafas lega lalu berjalan keluar dari fakultasnya. Dayna melihat Laras yang sedang berjalan kearahnya.

          “ Mau ke FH lagi?” tawar Laras padanya.

          Dayna menggeleng.

          “ Aku mau langsung pulang, Ras. Capek.” Ujar Dayna.

          “ Oh, yaudah. Hati-hati ya, Na.” ucap Laras lalu melangkah menuju kearah gedung Fakultas Hukum.

          Dayna segera berjalan kaki lagi agar cepat sampai kostan dan mengistirahatkan tubuhnya. Sinar matahari terasa sangat menyengat kulit Dayna.

          “ Heh, anak baru!”

          Dayna tetap berjalan.

          “ Elo yang baru pulang ospek!”

          Dayna menengok kearah belakang dan mendapati Rain yang sedang duduk diatas motor hitamnya. Wajah Dayna bersemu merah.

          “ Sini.” Rain memanggil Dayna lagi.

          Dayna tetap diam ditempatnya.

          “ Mck, cepetan.” Rain berdecak. Mau tak mau Dayna melangkahkan kakinya mendekat ke arah Rain.

          “ Mau kemana?” tanya Rain setelah Dayna didekatnya.

          “ Pulang.” Jawab Dayna singkat.

          “ Naik. Gue butuh bantuan lo.”

          “ Hah?” Dayna bengong.

          “ Naik, cepet.” Karena melihat tatapan tajam Rain yang mengintimidasi, Dayna pun memutuskan untuk naik keatas motornya.

          Rain menjalankan motornya pelan keluar dari wilayah Universitas tersebut.

•••

          Dayna duduk dibawah pohon akasia sambil asyik menikmati somay dipiringnya. Disamping Dayna terdapat Rain yang sedang menikmati porsi somay  keduanya. Sesekali Rain menyeruput es teh yang tergeletak disamping bangkunya.

          “ Mau minta bantuan apa?” tanya Dayna membuka percakapan.

          “ Ini.” Jawab Rain santai.

'RAIN' - Biarkan rasa kita berceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang