Sixth

1.8K 86 2
                                    

Nah, chapter ke enam ini khusus buat pembaca tersayang, semoga suka yaaa :D. Jangan lupa buat komen biar makin semangat nulisnyaaaa :D

I had to find you

Tell you I need you, Tell you I set you apart

Tell me your secrets, And ask me your questions

Oh, let’s go back to the start

(Scientist – Coldplay)

          Dayna memperhatikan papan pemberitahuan, setelah mengetahui mata kuliah apa saja yang harus diambilnya untuk semester pertama ini Dayna pun memutuskan untuk pulang.

          Jam sudah menunjukkan pukul 13.15. Dayna ingin melangkahkan kakinya menuju Fakultas Hukum namun segera diurungkan niatnya. “ Untuk apa kesana?” batin Dayna bertanya.

          Dayna berjalan kearah yang berlawanan dari jalan yang biasanya dia lalui untuk pulang ke kostan. Tanpa sadar kaki Dayna melangkah menuju Fakultas Teknik yang sudah berada didepan matanya. Perlahan Dayna memasuki wilayah fakultas itu.

          Mungkinkah Dayna dapat menemukan orang itu di fakultas ini? Dayna mengedarkan pandangannya, dengan teliti diamatinya satu persatu mahasiswa disini. Dayna terus mencari dan berharap.

          Namun sudah 2 jam dia mencari, tak ada seorang pun yang Dayna kenal. Akhirnya Dayna menyerah dan berbalik untuk berjalan pulang. Dayna menendang kerikil di depannya tanpa minat. Pandangannya menerawang jauh.

          Dayna menyadari kebodohannya. Betapa cara ini tak akan membuahkan hasil sama sekali.

•••

          Dayna melamun menunggu pesanan nasi kucingnya datang. Dia menopang dagunya. Rasanya dia ingin menangis. Bagaimana jika dia tidak berhasil menemukannya? Bagaimana jika dia tidak akan bertemu dengannya lagi?

          Setetes air mata mengalir di pipi Dayna. Dia merindukan sosok itu. Sosok yang telah lima tahun lamanya menghilang dan tak bisa dijangkau lagi. Dayna menunduk menutupi wajahnya karena tangisnya semakin menjadi.

          Lagi. Rasa kesepian dan kesendirian itu menyergapnya. Dia rindu senyuman orang itu, dia rindu bagaimana cara orang itu menenangkan Dayna saat dia sedang menangis, dia rindu sekali berbagi cerita padanya.

          Kenapa lelaki itu sangat keras kepala dan memutuskan untuk pergi? Taukah dia bahwa bukan cuma hati Dayna yang hancur. Namun hati Mama Dayna lebih hancur.

          “Dek.” Dayna mendongak, berharap ada keajaiban.

          “ Ini nasi kucingnya.” Dayna menghelas nafas, dan tersenyum ramah pada penjual itu.

          Tragis. Berharap dia datang dan menemukan Dayna disini. Bodoh! Dayna menyesali harapannya yang sia-sia.

          Dayna menyuapkan nasi kucing itu dengan tidak semangat. Rasa laparnya seketika menghilang. Dia benci rasa ini, kesepian yang sering Dayna rasakan. Namun jika bukan Dayna, maka siapa lagi yang dapat menemukan sosok itu?

          “Jangan nyerah Dayna.” Dayna memotivasi dirinya sendiri. Berharap itu akan berhasil.

•••

          Dayna berjalan memasuki gerbang kostan tanpa minat. Mata Dayna masih sembab. Dayna berjalan menunduk untuk menutupi kedua matanya yang lumayan bengkak.

'RAIN' - Biarkan rasa kita berceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang