Thirteenth

1.4K 77 0
                                    

Saatnya bergalau ria dimulai. Selamat membaca yaaaaaa :3

This is the way you left me,I’m not pretending

No hope, no love, no glory, No happy ending

This is the way that we love, like it’s forever

Then live the rest of our life

But not together.

(Happy Ending – Mika)

          Dayna sedang termenung dibalkon kamarnya sambil mendengarkan alunan musik dari ipodnya. Dayna memandangi bintang-bintang yang bertaburan di langit, namun setiap beberapa detik dia akan menatap ke arah bangunan sebrang tepat kamar yang bernomor 11.

          Sudah sekitar ke duabelas kalinya Dayna menatap ke pintu kamar itu, namun tetap tidak ada perubahan. Pintu itu masih tetap tertutup dan lampu balkonnya masih tetap menyala. Semuanya terlihat wajar, yang tidak wajar adalah tidak ada sosok Rain yang sedang duduk dibalkon sambil memandangi Dayna dengan teropongnya.

          Dayna menghelas nafas panjang. Dayna mendengarnya lirik Happy Ending milik Mika yang sedang mengalun merdu di telinganya. Dayna menundukkan kepalanya lalu memejamkan mata.

          Dayna merasa ada yang aneh. Dayna merasakan harinya hampa. Dayna merasa berbeda. Tidak ada Rain dan Dayna merasa ada yang kurang.

          Dayna mengambil handphonenya lalu mencari nama Rain di buku telepon. Setelah agak lama berfikir, akhirnya Dayna menyentuh tombol hijau. Dengan debar jantung yang tidak karuan Dayna menunggu telfon itu tersambung.

          Nomornya tidak aktif. Dayna segera menghentikan panggilannya dan kembali menggenggam handphonenya. Dada Dayna terasa sakit menyadari Rain yang seakan menjauhi Dayna.

          Dayna kembali menatap pintu kamar Rain, berharap pintu itu terbuka dan menunjukkan Rain disana dengan rambut acak-acakkannya. Namun tetap saja mustahil. Dayna masih menatap pintu bernomor 11 itu dengan hampa.

          Dayna merindukan Rain.

•••

          Setelah pulang kuliah, Dayna memutuskan akan pergi ke Fakultas Hukum untuk mencari Rain. Dayna menekan kuat-kuat gengsinya.

          Dayna terus berjalan menuju gedung itu, walaupun tak yakin namun Dayna terus memaksa kakinya berjalan. Sesampainya digedung Fakultas Hukum, Dayna segera mengedarkan pandangannya. Berusaha mencari-cari sosok Rain ditengah keramaian mahasiswa hukum yang lainnya.

          Sekitar 3 jam Dayna mencari, tetap saja Dayna tidak menemukan lelaki itu. Dayna kembali lagi berjalan menuju tempat parkir motor. Dayna memperhatikan motor yang terparkir rapi itu satu persatu. Namun sekali lagi Dayna harus menelan rasa kecewanya.

•••

          Dayna duduk diangkringan sambil menikmati nasi kucingnya perlahan. Dayna kembali mengedarkan pandangannya. Lalu Dayna tertegun.

          Dahulu, Rain duduk disalah satu bangku didekat angkringan ini dengan segerombolan temannya sambil mengisap rokok yang terselip dijemari lelaki itu. Dulu, Rain menatap Dayna tajam. Iya, itu dulu. Tapi sekarang tempat duduk itu kosong, tak ada siapa-siapa.

          Dayna kembali mengunyah nasi kucingnya itu tidak berminat. Setelah selesai membayar Dayna kembali berjalan menuju kostannya. Dayna sudah lelah, bukan hanya tubuhnya saja melainkan hatinya juga.

          Sebentar lagi Dayna akan sampai didepan gerbang kostannya. Dayna terus berjalan dalam diam ketika langkahnya terhenti. Dayna menatap motor itu. Motor hitam yang selalu Dayna cari-cari.

          Dayna menyipitkan matanya. Dayna melihat ada seorang gadis dibelakang jok motor yang biasanya Dayna duduki. Semakin lama Dayna semakin sadar bahwa gadis itu adalah Sisil. Dan dapat Dayna rasakan dadanya sesak. Hatinya sakit. Dayna merasa dikhianati, dia merasa dipermainkan. Untuk apa Rain memperlakukannya dengan begitu manis? Untuk apa Rain membuat peristiwa yang tak akan Dayna lupakan seumur hidupnya? Pelukan ditengah hujan? Perlakuan special dihari Ulang Tahun Dayna?

          Dayna ingin menangis, namun sekuat tenaga Dayna berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh.

          Motor hitam itu berjalan pergi meninggalkan gerbang kost dan mulai membelah jalan raya kota Yogyakarta. Dengan sudut matanya Dayna memerhatikan motor hitam itu pilu.

          Dayna kembali melangkah menuju gerbang saat Dayna mendengar Sisil memanggilnya.

          “ Kok jalan? Biasanya kan lo dianter jemput Rain.” Ucap Sisil padanya.

          “ Ups, gue lupa. Kan Rain baru aja nganterin gue ya.” Sisil terkikik.

          “ Udah gue bilang kan, kalo lo cuma maenan dia. Ya kalo dia udah bosen sama lo, jelas dia balik lagi ke gue lah. Kan gue ceweknya.” Ujar Sisil sambil tersenyum dan memandang Dayna meremehkan.

          Dayna tak memperdulikan Sisil yang terus mengoceh tak jelas. Dayna terus berjalan menuju kamar kostnya dan berusaha menulikan telinganya.

          “ Jangan didengerin. Jangan didengerin. Jangan didengerin.” Ucap Dayna dalam hati. Dayna memejamkan matanya berusaha tak melihat sosok Sisil yang walaupun berada dikegelapan namun masih terlihat sempurna.

•••

          Dayna menutup pintu kamar kostan kuat-kuat, lalu bersandar disana. Dayna berusaha menetralkan dadanya yang berkecamuk. Baru kali ini Dayna merasakan sakit seperti ini. Sakit yang mengakibatkan dadanya sesak dan ingin dia keluarkan lewat air mata.

          Namun Dayna tak ingin menangis. Untuk apa Dayna menangisi lelaki macam Rain? Tidak sudi rasanya!

          Namun dengan lancangnya air mata Dayna sudah menetes, dan lama-kelamaan terjatuh dengan derasnya. Dayna segera mengusapnya secara sembarangan. Namun air matanya tetap tak ingin berhenti.

          Dadanya sesak. Sakit. Dayna ingin berteriak. Dayna benci Rain! Dayna benci dipermainkan seperti ini! Mungkin selama ini Dayna yang salah mengartikan perhatian Rain sebagai rasa ketertarikan padanya. Salah Dayna yang mengharap bahwa Rain akan menganggap hubungan mereka akan serius. Salah Dayna yang mengira bahwa Rain juga menyukai Dayna. Dan salah Dayna yang telah membiarkan hatinya jatuh pada Rain.

          Ini semua salah Dayna. Dari awal Rani sudah memperingatkan Dayna. Namun bodohnya Dayna terpengaruh oleh kharisma lelaki itu. Dayna terus terisak. Ini pertama kalinya Dayna jatuh cinta. Dan juga ini pertama kalinya Dayna merasakan patah hati.

          Bunga dihati Dayna sudah layu sebelum bermekaran indah.

•••

'RAIN' - Biarkan rasa kita berceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang