Chapter 1

16.4K 823 44
                                    

Terima kasih telah singgah kembali.. Semoga suka sama karakternya ya readers...

~~~~~~

Aku bukanlah wanita yang berani untuk memulai duluan jika menyapa laki-laki. Di luar pekerjaanku aku hanyalah seorang gadis yang cenderung pendiam.

Mungkin selama ini rekan kerjaku mengenal aku sebagai sosok wanita yang pandai berbicara. Tetapi itu tidak berlaku jika kakiku sudah melangkah keluar halaman kantor dan bertemu dengan setiap orang tidak ku kenal.

"Pagi mbak..." sapa seorang receptionist yang ku kenal namanya Silvia.

"Pagi juga," aku menjawab dengan sebuah senyuman.

Menurutku sebuah pagi yang indah harus ada senyuman yang manis juga. Agar seluruh keadaan bersepakat untuk bisa menjadikan hariku ini menjadi menarik.

Sesampainya aku di ruanganku...

"Mbak.. hari ini ada meeting bersama Clavaria Cooperation ya jam 10 dan diakhiri makan siang bersama."

Gita sekretarisku, memulai membacakan jadwal kegiatanku di hari ini.

"Oh okeh... bahan untuk presentasinya sudah siap?" tanyaku pada Gita.

"Sudah siap semua mbak. Materi sudah saya kirimkan juga ke email mbak."

"Oke deh, aku pelajari dulu ya!"

Gita hanya menganggukkan kepalanya. Dan aku langsung masuk ke ruanganku untuk kembali bekerja.

Hari ini tidak ada alasan untuk aku tidak tersenyum dan bersyukur.

Setelah jam tanganku menunjukkan pukul jam 9 pagi, dan aku sudah merasa paham atas materi presentasi yang tadi diberikan oleh Gita.

Aku langsung bergegas menuju kantor pusat Clavaria Corp. Kantor yang berjarak sekitar 17km dari kantorku.

Namun hal yang tidak diinginkan tiba-tiba terjadi saat aku dan Gita tiba di parkiran kantor itu.

Bruukkk....

"Aaaaaawwww...."

Gita jatuh tersungkur dengan bahan presentasi yang juga ikut jatuh berantakkan. Aku yang tengah berada dibelakang Gita pun ikut terkejut melihat sekretarisku terjatuh seperti itu.

Seseorang yang tanpa merasa berdosa tiba-tiba membuka pintu mobilnya dengan kuat hingga mendorong Gita sampai terjatuh.

"Ya ampun..." tiba-tiba ada seorang laki-laki yang keluar dari mobil itu.

"Gita? Astaghfirullah.. kamu gak apa-apa?" tanyaku sambil membantu Gita mengambil seluruh bahan presentasi yang telah jatuh itu.

"Aku gak apa-apa kok mbak."

"Tuan yang terhormat. Siapa pun anda, seharusnya anda bisa menghargai wanita yang anda tabrak ini. Setidaknya membantunya. Bukan malah diam dan menatap tajam seperti itu!"

Emosiku tumpah saat itu. Rasa kesal tiba-tiba menjalar ke dalam tubuhku karena sikap laki-laki itu.

"Saya rasa itu tidak perlu! Nona ini saja yang jalannya tidak hati-hati makanya terdorong pintu mobil saya!" ucap laki-laki itu dengan nada datar dan dingin.

"Maaf ya pak! Saya rasa pintu mobil anda tidak akan terbuka sendiri jika anda tidak mendorongnya dari dalam! Dan seharusnya jika anda masih punya mata, anda bisa lihat dari kaca spion anda, apakah ada orang yang akan lewat disamping mobil anda!"

"Teman anda ini saja yang berjalan tanpa melihat keadaan jalan! Bukan sepenuhnya salah saya kan!" ucap laki-laki itu yang dengan kesombongannya.

"Ya setidaknya meminta maaf dong! Karyawan di perusahaan ini tidak diajarkan sopan santun ya!" seru aku tidak mau kalah.

Cinta High Class (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang