Kenapa ya kemaren Sera ngomong kayak gitu?
Yuk, dibaca alasannya! hehehe
Selamat Menikmati :) :)
~~~~~~~~~
Terdengar sangat tak sopan, memang. Tapi itulah Irfan, ia lebih suka to the point untuk apa yang akan ia maksud.
"Nikahin aku?"
"Secepatnya. Sampai kamu pulih, aku akan secepatnya meminang kamu, Ra. Kita akan lanjutin pernikahan kita yang sempat tertunda," ucap Evan serius.
Namun Sera hanya diam tertunduk.
"Kayaknya aku gak bisa ngelanjutin ini sampai ke pernikahan," lirih Sera.
"APA??" ucap Irfan dan Evan bersamaan.
"Kakak, jangan bercanda dong!" seru Irfan memegangi bahu Sera.
Perlahan wajahnya terangkat, terlihat dengan jelas mata yang berkaca-kaca itu.
"Maksud aku, aku gak bisa ngelanjutin sampai ke pernikahan untuk waktu yang lebih lama lagi."
Irfan pun terlihat sangat bahagia mendengar jawaban Sera, "yesss!!!"
Ia berdiri dari patient bed Sera yang ia duduki, bibirnya tak henti bergerak mengucapkan syukur.
"Kamu serius, Ra?" Sera mengangguk, "aku seneng banget!"
Ketika Evan hendak memeluk tubuh Sera, tiba-tiba ia di teriaki oleh laki-laki yang lebih dulu mencintai Sera, yaitu Irfan.
"Eitsss..... belom muhrim, nanti dulu, sabar kak," ucap Irfan mencegah.
***
Hari ini sudah genap seminggu masa pemulihan Sera setelah sadar dari tidur nyamannya.
Dan hari ini pula Sera sudah diizinkan oleh dokter untuk keluar dari rumah sakit, dengan masih melakukan rawat jalan.
"Ra," panggil Evan, "kamu sendirian?"
Evan mengendarkan pandangannnya ke seluruh penjuru ruangan itu, namun tak ada orang lain yang ia temukan selain gadisnya.
"Mamah sama papah lagi urus biaya administrasi, kalo Irfan kayaknya masih ada tugas."
Dengan memberikan sedikit penjelasan pada Evan, tangan Sera terus merapihkan barang-barang yang selama ini menemaninya di rumah sakit.
"Aku bantuin ya!" seru Evan langsung menyusun beberapa pakaian ganti ke dalam tas.
Sementara itu, kegiatannya malah membuat si gadis terpaku. Ia menatap penuh segala gerakan Evan.
"Ra, ini pakaian yang udah kotor apa masih bersih?" tanya Evan tanpa menatap Sera.
Satu detik...
Dua detik...
Tiga detik...
Merasa pertanyaannya tak kunjung mendapatkan jawaban, ia pun menatap basah mata Sera yang masih fokus memandanginya.
"Ra...." ucap Evan melambaikan tangan.
"Ehh... iya udah susun aja."
"Kok kamu malah melamun?" tanya Evan tersenyum, "mikirin apa?"
Sera hanya membisu, namun gerakan tangannya terus aktif merapihkan barang-barang.
"Udah Ra, kamu kan baru pulih, ini biar aku yang selesaikan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta High Class (SUDAH TERBIT)
Romansa(PRIVATE) (SUDAH TERBIT) Menikah dengan orang yang tidak aku cintai? Bagaimana bisa? Apalagi dia terlihat seperti laki-laki yang dingin dan cuek. Aku bukan wanita yang berani memulai duluan. #Anindya Seravina Atmaja Kamu bukan tidak mencintaiku, tap...