An Accident

8.3K 433 97
                                    

Siapa saja kemarin yang kabur saat mas Evan marah-marah?

Kurang galak ya mas Evan marahnya? hehehe

Selamat Menikmati :)

~~~~~~~~

Ketika bayangan Andika menghilang perlahan, ia pun menghubungi kepala keamanan yang ada di perusahaannya.

"Hafalkan wajah laki-laki yang tadi membuat keributan di ruangan saya. Jangan sampai dia menginjakkan kakinya lagi di kantor ini. Mengerti!" seru Evan menahan emosinya.

Setelah menghubungi si kepala keamanan, ia kembali mengambil ponselnya.

"Ikuti terus kegiatan dan gerak gerik laki-laki yang kemarin bersama Sera. Jangan sampai ia datang ke acara pernikahanku nanti, bagaimana pun caranya!" seru Evan pada seseorang yang sudah menjadi mata-matanya.

Kepalan tangan Evan yang semakin kuat cukup mewakili amarahnya. Ia terus berusaha menahan emosinya agar tak semakin mempermalukan diri di kantornya sendiri.

'Sera... kamu akan jadi milikku, harus menjadi milikku. Cepat atau lambat aku yang akan menyingkirkan Andika.'

Gumam Evan sambil menyentuh pelan foto Sera yang ada di atas meja kerjanya.

***

Pagi ini, seperti biasa Naifa menyiapkan menu sarapan yang sederhana untuk keluarganya.

Hanya Irfan saja yang tak nampak di meja makan, karena kesibukkannya di rumah sakit yang mengharuskan laki-laki itu untuk datang lebih awal.

"Ra, hari ini kamu mau berangkat juga? emang belum minta cuti sama bos kamu?" tanya Naifa.

"Udah kok, mah. Hari ini terakhir aku masuk kantor, jadi aku mau menyelesaikan pekerjaanku dulu sebelum aku cuti nanti."

"Kamu berangkat sendiri?" tanya Farhan sambil menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

"Iya, pah."

"Kamu gak minta anterin aja sama Evan?" tanya Naifa yang mulai merapihkan piring kotor.

"Gak, takutnya dia sibuk. Pasti dia juga menyelesaikan pekerjaannya di kantor sebelum ambil cuti,"

"Pamali sih sebenernya kalau kamu masih berkeliaran kayak gini, Ra."

"Pamali gimana?" tanya Sera khawatir.

"Pernikahan kamu tinggal 4 hari, kalau kata orang sih harusnya kamu udah di pingit," ucap Naifa memperingatkan.

"Aku cuma menyelesaikan pekerjaan aku kok, mah. Lagipula aku gak ketemu Evan sampai saatnya pernikahan itu tiba."

Kedua orangtua Sera pun hanya bisa diam mendengarkan penjelasan daru sang anak. Namun, sejujurnya ada suatu hal yang sangat mengganjal di hati mereka saat ini.

Setelah berpamitan dengan kedua orangtuanya, Sera pun mengendarai mobilnya.

Naifa yang masih dalam hati khawatir terus mengusap pelan dadanya. Ia berharap tidak ada hal buruk yang akan terjadi.

"Mamah kenapa?" tanya Farhan pada istrinya.

"Perasaanku kok gak enak ya, pah. Aku takut terjadi sesuatu pada Sera."

"Jangan mikir yang aneh-aneh. Insyaallah Sera baik-baik aja."

***

Di ruangannya, Sera terus berkutat dengan layar komputer. Ia sampai tak sadar bahwa ada yang masuk ke ruangannya tanpa permisi.

Cinta High Class (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang