[PART 5] A SECOND CHANCE

318 54 1
                                    

Setelah adegan tarik-menarik antara satpam dan Alea yang jelas saja dimenangkan oleh satpamnya, Kevin menarik napas lega. Dia menutup pintu dibelakangnya diiringi senyuman sinis. Wanita itu tidak perlu kembali. Sudah terlambat. Sudah sangat terlambat.

"Papa...." Senyuman Kevin luntur. "Apa benar tante Alea itu mama Alvin?"

Damn!!

Putranya berdiri ragu disisi sofa ruang tamu mereka yang luas. Kevin melangkah maju dengan kemarahan luar biasa sedangkan anaknya berdiri menunggu dengan waspada. Ia tahu ayahnya akan meledak setelah ini. Satu.... Dua.... Tiga....

"Kamu berjanji untuk tidak turun, Alvin Hamidjoyo!!" Suara Kevin menggelegar. Ia lepas kontrol. "Kenapa kamu turun??!"

Mbok Ina berlari memeluk tuan kecilnya yang gemetar ketakutan begitu mendengar teriakan pertama. "T-tuan... Den Alvin baru saja dari ruang makan untuk minum susu saat... Saat...." Wanita tua itu tak melanjutkan ucapannya.

Kevin tahu. Itu pasti maksudnya saat Alea bicara soal anak, ibu dan segala macamnya tadi. Emosinya mendadak terjun bebas kala melihat tubuh putranya yang gemetar. Mata anak itu merah namun ia tidak menangis. Kevin berlutut. Menjamah tubuh putranya namun yang ia dapati adalah Alvin bergerak mundur dan merapatkan tubuhnya dalam dekapan mbok Ina.

"Maafin, papa..." Kevin tak menyerah. Ia menyeret lututnya maju. "Alvin... Maafin, papa. Please...."

"Apa itu benar?" Suara anak lelakinya terdengar lirih. "Apa benar tante Alea mama Alvin?" Ia mengulang pertanyaan yang sama.

"Papa akan jawab tapi kamu harus kesini." Kevin membuka kedua tangannya. "Peluk papa dulu." Alvin menatapnya ragu. Kevin menganggukkan kepalanya. "Ayo, anak papa."

Satu detik...

Dua detik....

Kevin nyaris menangis saat Alvin merangsek masuk dalam pelukannya. Diusapnya pelan punggung anak itu tanpa mengatakan apa-apa.

"Jadi... Alvin punya mama kan sekarang?"

Kevin tak menjawab.

"Officially?"

Kevin masih diam. Ia memilih mengeratkan dekapannya ketubuh putra kesayangannya. "Itu gak akan ngerubah apapun, sayang. Kita akan tetap begini. Sampai papa tua, sampai kamu dewasa. Kamu dan papa. Juga eyang dan nainai."

Mbok Ina menyusut airmatanya menyaksikan ayah dan anak itu. Jika ia punya hak bicara, dia akan minta Kevin mengizinkan Alea kembali pada mereka. Kevin dan Alvin jelas membutuhkan itu demi hati mereka sendiri.

***

Sarapan pagi yang hening. Alvin tak banyak bicara hari ini. Ia menikmati rotinya dengan kunyahan pelan. Kevin hanya mengamati anak itu sesekali dalam diam.

"Hari ini... Kamu pulang lebih cepat. Papa bakal izin sama guru dan kepala sekolah."

"Kenapa, pa?"

"Kita kerumah eyang."

Alvin mendongak. Karena bagaimanapun, ayahnya tetap menjulang diatas kursi makan itu. "Kata papa weekend." Keningnya berkerut tipis.

"Lebih cepat sedikit. Supaya agak lamaan disananya."

"Papa.... Gak apa-apa kan?"

"Gak." Kevin menggeleng.

"Oo...."

Dan mereka kembali melanjutkan makan dalam keheningan.

***

Kau....

IT HAS TO BE YOU《JACKSON YI》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang