[Part 18] Arkana Putra Rizaldi Hamidjoyo

739 65 18
                                    

"Lima menitmu sudah habis, Vin."

"Aal.... Please."

"Silakan pergi."

"Alea...."

"Pergi, Vin."

"Bisa kamu kasih alasan kenapa aku harus pergi?"

"Kita gak akan berhasil, Vin. Sejak awal, aku sama kamu emang bukan 'kita'. Alvin buat kamu. Aku ikhlas."

"Alvin bukan barang Alea. Dia butuh mamanya."

"Kamu bilang aku bukan ibunya. Dan ya... Aku sadar sekarang. Aku gak pernah benar-benar menjadi ibu untuk dia. Selama aku hamil, aku gak merhatiin kondisi aku. Aku gak mau makan, aku buang vitamin aku, aku berusaha menggugurkannya dengan beraktivitas terlalu berat. Aku... Aku..."

Kevin tidak sanggup melihat Alea terengah menahan isakannya. Namun wanita itu menolak untuk didekati.

"Aal...."

"Aku bahkan gak pernah menyusui dia. Aku gak pernah merawatnya. Lalu tiba-tiba, dia sudah besar. Dan.... Aku sadar aku gak berhak."

"Alea, maafin aku. Tolong. Aku minta maaf. Aku tahu aku salah bicara sekasar itu sama kamu. Tapi-"

"Kamu boleh pergi, Vin."

Alea beranjak dari tempatnya berdiri tapi Kevin keburu menahannya.

"Aal!"

"Lepasin!"

"Dengar, Aal! Dengar!" Kevin menolak melepaskan cengkeramannya. "Aku tahu kamu benci aku. Aku tahu aku salah. Aku sudah berusaha. Aku melepaskan kamu berkali-kali, tapi tetap... Tetap kamu yang mengisi hati dan pikiranku, Aal. Kamu. Selama ini, aku tahu sikap insecureku sudah menyakiti kamu. Tapi please.... Kasih aku kesempatan terakhir. Aku akan buat kamu jatuh cinta sama aku."

Alea menatap Kevin tajam. Airmatanya mengalir semakin deras. Pria ini tetap saja tidak peka. Dia tidak tahu Alea sudah mencintainya begitu dalam. Sampai rasanya mau mati. Alea menggeleng.

"Kita cuma butuh saling percaya." Suara Kevin memelan. "Please...."

Alea tetap menggeleng. Dia ingin percaya. Tidak. Dia percaya. Tapi pria ini tidak pernah bisa mempercayainya.

"Apa kamu mau kembali dengan Erick?"

See?

Alea menahan rasa sakit yang mendera sisi perut bagian bawah. Tangan kirinya refleks menekan sisi itu pelan.

"Aku lihat kamu sama Erick. Apa kamu mau kembali dengan dia?"

Rasa sakit diperut Alea semakin menjadi. Dan itu terasa berkali-kali lipat lebih sakit karena ucapan Kevin.

"Pergi dari rumahku. Pergi!!!"

Kevin melepaskan cengkeramannya dilengan Alea dan melangkah mundur.

"Jadi Erick alasannya?" Ia tersenyum miris. Kevin menghela napas panjang sembari mengangguk-anggukkan kepalanya. "Oke."

Kapan kamu pergi? Perutku udah sakit banget.

Alea mengernyit. Ini tidak biasanya. Dia memang sering mengalami kram perut tapi tidak sampai terasa sakit seperti ini. Hanya tegang biasa. Tapi ini terasa perih dan dia tidak sanggup bernapas panjang.

"Kalau memang kamu bisa lebih bahagia sama dia."

Bahagia my ass!

Alea menekan bagian bawah perutnya semakin keras, berusaha menahan rasa sakit itu sampai Kevin pergi. Dia tidak ingin terlihat lemah.

IT HAS TO BE YOU《JACKSON YI》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang