[PART 1] Alvino Putra Rizaldi Hamidjoyo

2K 80 3
                                    

Haaaiiii sorry lagi lagi ini bukan ICY ataupun WILA. Heheheeeee..... Aku masih ragu mau ngepost part lanjutannya. Tapi tenang cerita yang aku post pasti aku selesein. Cumaaaaa.... agak lama. Peace.

Kevin menepuk-nepuk pipi bocah lelaki didepannya dengan sayang. "Alvin.... Bangun, nak.... Alvin harus sekolah hari ini."

"Ng...."

"Alvino Putra Rizaldi!" Kevin berseru cukup keras ditelinga putranya.

"Nghhh papa nih...." Ia mengucek matanya dengan gerakan pelan yang segera dicegah oleh Kevin.

"Ini hari Senin, anakku... Ayo cepat bangun, nanti kamu kesiangan." Kevin menarik kedua tangan putranya hingga bocah itu terduduk lemas. "Jagoan papa.... Ayo mandi dulu."

Dengan malas Alvin turun dari tempat tidur dan melangkah gontai menuju kamar mandi. Kevin tersenyum melihatnya. Bocah itu benar-benar duplikat dirinya. Badannya yang besar untuk anak seusianya. Matanya yang tajam dengan bolamata hitam pekat, hidung mancung, rambut lurus tebalnya, juga bibirnya yang tipis dan membuatnya sangat tampan jika tersenyum. Ia menyiapkan seragam putranya diatas tempat tidur dan keluar kamar untuk menunggu anak itu turun ke ruang makan. Sarapan berdua seperti yang biasa mereka lakukan.

"Anak papa mau selai rasa apa hari ini?"

"Strawberry, please...." Alvin mendudukkan dirinya dikursi.

"Aye aye, captain." Kevin mengolesi selai stroberi keatas roti. "Mang Ujo.... Tolong hidupkan mesin mobil ya...," Pintanya pada salah satu asisten rumah tangga merangkap supir pribadi jika dibutuhkan. Suara seorang pria terdengar mengiyakan permintaannya.

"Pa...."

"Hm?"

"Lusa Andrew ulang tahun."

"Alvin mau kasih kado?"

Putranya menggeleng. "Alvin gak mau dateng ah, pa."

"Loh kok?" Kevin meletakkan roti ke piring putranya dan mendekatkan gelas berisi susu tanpa rasa.

"Abisnya tiap Alvin dateng ke acara teman-teman Alvin, mereka selalu nanyain mama Alvin kemana. Mereka datengnya lengkap mulu, pa... Alvin doang yang sama papa terus." Alvin menggigit rotinya. "Emang mama kerjanya belum kelar ya, pa? Sampai kapan sih? Atau bener ya yang dibilang Juna, kalau Alvin itu sebenernya gak punya mama?"

Polos. Pertanyaan itu begitu polos. Tidak ada nada tertentu didalamnya. Tapi pertanyaan itu sangat menohok. Kevin berdehem sebelum kembali bicara. "Mama masih sibuk. Belum bisa pulang."

"Lama banget ya mama perginya, pa. Dari Alvin kecil rasanya Alvin gak pernah sekalipun liat mama pulang. Mama juga gak pernah telepon kita, pa. Mamanya Juna tuh ya, pa.... Gak sampe sehari aja udah heboh nelponin Juna. Juna sendiri yang cerita."

Kevin tersenyum masam. "Kayak sekarang kamu gak kecil aja. Udah habisin aja roti sama susumu. Nanti telat loh upacaranya. Besok kita cari kado buat Andrew ya...."

Lihat. Putranya sangat pintar dan pengertian. Anak itu kembali mengunyah rotinya tanpa bertanya lagi. Ia paham ayahnya tidak ingin membicarakan soal ini lebih jauh.

Sebenernya mama dimana sih, pa? Papa kan tinggal bilang aja kalo emang Alvin gak punya mama. Alvin gak marah kok. Kita kan bisa cari mama baru.

***

Seperti yang ia janjikan pada Alvin, Kevin membawa putranya pergi keesokan harinya. Kevin akan meresmikan salah satu cabang penjualan produk perusahaan mereka disebuah pusat perbelanjaan yang juga milik keluarganya. Sementara dia sibuk, Alvin bisa ditemani oleh Raihan, asisten Kevin, membeli kado ulang tahun Andrew.

IT HAS TO BE YOU《JACKSON YI》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang