"Jadi ini salah Kevin? Iya?"
"Ya salah siapa lagi kalau bukan salah kamu, Vin?"
Airlangga menggeleng. Perdebatan istri dan anaknya sudah berlangsung selama satu jam. Ia menghela napas melihat jam dinding menunjukkan pukul 9 malam. Alvin sudah tertidur setelah merengek berjam-jam karena ingin bertemu Alea.
"Ya Kevin aja gak tahu kenapa dia jadi begitu!"
"Ya cari tahu lah!"
Airlangga tak tahan lagi. "Sudah sudah! Cukup! Kalian ribut disini juga Alea gak bakalan pulang. Kamu harusnya jemput dia ke rumah mertuamu, Vin. Apa perlu papa dan mama yang jemput? Kebetulan sekali sekian tahun besanan tapi tidak pernah bertemu membahas anak-anak."
Kevin tahu Airlangga menyindirnya. Ia memang selalu menolak wacana pertemuan antara orangtuanya dengan orangtua Alea. Untuk apa? Itu akan mempersulit keadaan. Alea tidak mencintainya. Itu sudah jelas. Jadi pernikahan ini hanya dipaksa untuk bertahan karena keadaan.
Ia masih bingung apa keputusan yang harus diambilnya. Ketika ia bertekad mempertahankan Alea, wanita itu justru terlihat tidak bahagia. Perasaannya tidak bersambut.
"Kamu tidak akan tahu kenapa Alea bersikap seperti itu jika kamu tidak mencari tahu."
"Kevin sudah menanyakan penyebabnya. Tapi dia malah pergi."
Airlangga dan Natasha kompak menghela napas kesal. Kenapa Kevin terlalu lamban?
***
"Terakhir kali kamu pergi, kamu menyesalinya bertahun-tahun."
Sellina mengelus-elus punggung Alea yang sedang terisak ditempat tidur.
"Alea pikir tidak apa-apa hidup dalam penyesalan dibanding patah hati setiap hari."
"Alea.... Mama rasa kalian perlu bicara. Dari hati ke hati."
"Gimana mau bicara? Dia dekat sama Alea aja kelihatan malas banget. Terpaksa gitu."
"Masa sih?"
"Ma... Anak mama Alea atau Kevin sih? Dari tadi mama kayak ngebelain dia terus."
Sellina tersenyum.
"Le.... Kamu adalah putri mama. Kevin, dia menantu mama. Tidak ada orangtua yang ingin melihat anaknya berpisah."
"Alea bisa hidup dengan anak ini, ma. Adil kan? Alvin buat Kevin, bayi ini buat Alea. Sudah. Selesai sampai disini saja."
"Alea..." Sellina menarik tubuh putrinya agar menghadap kearahnya. "Jangan bicara seperti itu. Alvin itu anak kamu. Kalau kamu memutuskan semua ikatan diantara kalian, apa yang akan terjadi pada Alvin? Enam tahun tanpa ibu saja dia harus menghadapi banyak cemoohan dari teman-temannya. Lalu bagaimana dia bisa melanjutkan hidupnya? Kamu harus pertimbangkan perkembangan mentalnya juga. Apa kamu tega?"
Alea tidak menjawab. Hanya isakan yang kembali menyapa pendengaran Sellina.
"Mama tidak akan menghalangi Kevin jika dia datang kesini."
"Dia gak bakalan datang."
***
"Apa kamu selalu secantik ini?"
Alea mendongak. Mendapati seraut wajah familiar didekat tempatnya berjongkok.
"Erick? Ya ampun Erick!!" Ia nyaris melonjak antusias jika saja tidak ingat dengan apa yang ada diperutnya, juga apa yang sudah terjadi dulu. Alea meletakkan susu yang baru saja diambilnya kedalam troli. "Kita perlu bicara, Rick."
Setelah membayar semua belanjaannya, Erick membantu Alea menenteng semua bungkusan itu ke foodcourt terdekat.
"Kamu... Hamil ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IT HAS TO BE YOU《JACKSON YI》END
RomansaJatuh cinta itu apa? Ya jatuh.... Jatuh begitu saja. 17+ untuk beberapa kata kasar dan eksplisit