#BERSAMA VICKY#

494 14 2
                                    



Setelah perkenalanku dengan Vicky, setiap bertemu dengan Vicky pasti Vicky akan tersenyum dan menyapaku. Sampai akhirnya, Vicky mencoba mendatangiku yang sedang berdiri sendiri di pinggir tembok depan kelasku. Kebetulan kelasku di lantai tiga, jadi aku bisa sangat leluasa memandang lapangan olah raga sekolahku dengan sangat jelas.

"Hi, Diva. Lagi ngapain?" tanya Vicky sambil berdiri di sampingku.

"Eh, lo Vic. Lagi ngeliatin yang lagi pada main basket." Jawabku sambil menunjuk ke arah lapangan.

"Loh, tapi kok lo ga ikutan main basket? Tumben. Biasanya lo main basket," tanyaku lagi.

"Ga lah, lagi cape. Terus, gue liat lo lagi sendirian. Jadi gue samperin aja deh." serunya sambil tersenyum ke arahku.

"Ooo." jawabku lagi, hanya kalimat itu yang keluar dari mulutku. Karena aku bingung harus menjawab apa.

"Eh, yuk ikut gue ke kantin. Gue traktir lo," serunya sambil langsung memegang tangan kiriku menuju tangga.

"Hahh. Ga usah, gue lagi ga pengen ke kantin," seruku dengan tangan yang terus dibawa oleh Vicky.

"Udah, gapapa. Ayo ikut aja. Gue kenalin sekalian sama temen-temen gue." seru Vicky.

Aku hanya bisa mengikuti Vicky menuruni tangga dan menuju kantin. Sepanjang perjalanan menuju kantin, Vicky memang terlihat mengenal banyak murid di sekolah.

Setiap berjalan, hampir semua murid disapa dan menyapa dia. Vicky berjalan denganku yang hanya anak baru dan masih terbatas temannya. Semua orang melihat ke arahku seolah bingung dan bertanya siapa aku.

Sesampainya di kantin, Vicky membelikanku minuman. Vicky langsung membawaku ke salah satu kursi kantin yang sudah penuh diisi oleh teman-temannya.

"WOY! Ngapain lo semua? Kenalin ini Diva. Anak baru dia," seru Vicky ke teman-temannya.

"Weits. Siapa nih, tumben lo bawa cewek kesini," jawab Brian, salah satu teman Vicky sambil menepuk pundak Vicky

"Udah, kenalin aja. Berisik aja lo semua. Sini Va, duduk sini aja." Seru Vicky sambil memberikan kursi di tengah-tengah mereka semua

"Hi, gue Diva." Sambil mengangkat tangan kananku dan duduk di kursi yang sudah diberikan oleh Vicky.

Aku ikut bercanda dan tertawa bersama mereka. Semua tertawa dan bercanda sampai bunyi bel masuk kelas berbunyi.

Ting teng tong..

"Eh, bel bunyi. Masuk yuk Vic. Tapi kalau lo masih mau disini gapapa. Gue duluan aja," seruku ke Vicky.

"Ga kok. gue juga mau masuk. Ayo bareng aja naiknya." Ajak Vicky.

"Lo ga mau nanti aja masuknya Vic. Biasanya juga nanti lo masuknya. Kalau udah mulai sepi kantin." Ucap Brian.

"Sssstt berisik lo. Udah gue masuk aja dulu." seru Vicky sambil memegang lagi tanganku mengajak untuk kembali ke kelas.

Aku dan Vicky berlari kecil menuju tangga yang masih memegang tanganku. Sepanjang perjalanan menuju kelas semua orang masih tetap melihat aneh ke arahku. Ada yang sinis, ada yang tersenyum.

Entah kenapa, apa mungkin karena aku berjalan bersama salah satu cowok yang cukup populer di sekolah ini. Sesampainya di lantai 3, Vicky langsung menuju kelasnya.

"Eh, Va. Nanti pulang ketemu lagi dulu yuk di kantin," seru Vicky.

"Ya udah nanti diliat ya. Mudah-mudahan pak Kardi ga cepet-cepet pulangnya." Kataku.

DIARY CINTAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang