#BERSAMA RANDY KURNIAWAN#

152 5 0
                                    


Setelah aku selesai sholat, aku berdoa kepada Tuhan hari itu. Aku meminta jodoh yang terbaik untuk aku. Dan kalau memang aku bertemu dengan Randy setelah aku sholat berarti memang dia jodohku.

Kalau tidak, aku tidak akan mencoba untuk mendekati dia. Aku turun dari tangga setelah aku sholat dan yang membuat aku kaget. Setelah aku selesai sholat, aku bertemu dengan Randy.

Randy orang yang selama ini membuat aku kesal dan penasaran. Dia melewati aku setelah aku selesai memohon ke Tuhan untuk mendapatkan jodoh yang baik.

Kalau memang Randy jodohku, aku pasti akan bertemu dia setelah sholat dan ternyata itu terjadi. Aku hanya terdiam melihat Randy melewati aku.

Aku masih tidak percaya bahwa yang barusan melewati aku adalah Randy. Aku langsung menoleh ke atas. Dan segera berbasa basi bertanya untuk memastikan bahwa aku tidak bermimpi.

"Mas Randy!" seruku dari bawah tangga. Aku melihat dia sudah berada di pertengahan tangga menuju lantai tiga.

"Eh, iya. Kenapa?" serunya sambil menoleh ke arah bawah tangga."

"Ga, sorry mas. Tadi, printer ruangan aku udah bener ya?" seruku ragu-ragu sambil terus menoleh ke arah atas.

"O iya, udah mba. Ini barusan sekalian naro printernya ke ruangan mba." Serunya lagi.

"O ya udah kalau gitu. Terima kasih." Seruku tersenyum.

"Sama-sama." Randy juga tersenyum

Aku baru kali ini melihat Randy tersenyum. Ternyata senyum dia manis juga. Sosok Randy memang misterius. Laki-laki cool, yang jarang ngobrol bahkan jarang tersenyum. Perawakannya yang lumayan tinggi dan manis membuat orang sering menoleh ke arah dia ketika dia sedang lewat.

Setelah aku merasa bahwa aku harus mencari tahu Randy seperti apa. Aku segera mencari tahu nomer telpon Randy di database karyawan.

Aku mendapatkannya. Aku berusaha untuk sms dia dengan berbagai alasan. Tapi, benar saja sms aku tidak pernah dibalasnya. Keesokan harinya, aku lalu menanyakan ke Usi sebenarnya no telpon dia berapa.

"Teh, aku boleh tahu nomer telpon Randy ga?" tanyaku.

"Eh, ngapain cari nomer telpon Randy?" serunya lagi curiga.

"Gapapa. Pengen tahu aja." Seruku

"Ini no telpon dia gue catetin." Sambil mencatat dan memberikan secarik kertas kepadaku.

Aku langsung mencatat no telponnya dan aku berfikir besok aku akan sms dia. Karena, pas sekali hari ini dia tidak masuk kantor.

--**--

Esok harinya aku memberanikan diri untuk sms Randy.

To: Randy

"Mas Randy, kemarin ga masuk ya? Sakit? Ini Diva."

Berharap dia membalas sms dari aku. Ternyata tidak lama ringtone sms aku berbunyi dan aku merasakan serangan panik yang tidak terkira. Lalu ketika aku buka layar ponsel aku, aku melihat nama Randy tertera di layarku.

Aku berusaha menarik nafas dan berdoa mudah-mudahan jawabannya tidak sesingkat orangnya.

From: Randy

"Iya Mba Diva. Kemarin sakit. Jadi ga masuk.

Aku terkejut melihat sms balasan dari dia. Dia menanyakan aku sedang apa? Perasaan yang aneh mulai terasa. Aku merasa harus mencoba mendekati dia. Karena, aku tidak pernah ditolak selama ini dan hanya Randy yang tidak pernah merespon aku sama sekali.

DIARY CINTAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang