Hari ini adalah hari perpisahan sekolahku. Tidak disangka sebentar lagi aku akan meninggalkan sekolah yang sudah memberikan banyak memori indah buatku selama ini. Dengan kehadiran guru-guru yang luar biasa. Dari yang galak sampai yang baik luar biasa.
Sebelum kita berangkat menuju tempat perpisahan kita yaitu di daerah Bogor. Aku menyempatkan diri untuk memutari sekolahku ini sendirian. Aku terus memandangi seluruh area di sekolahku, sambil membayangkan akan memori yang aku miliki disetiap bagian dari sekolah ini.
Teman-temanku sudah berkumpul di pinggir lapangan sekolah untuk menaiki bis yang sudah disediakan oleh sekolah. Ada lima bis yang sudah disiapkan oleh sekolah. Setiap bis berdasarkan kelas masing-masing.
Ketika aku melihat semua teman-temanku sudah menaiki bis. Aku masih mencari Setya, ternyata dia sudah berdiri di depan pintu dan bersiap untuk menaiki bis itu sambil sesekali dia menoleh ke segala penjuru. Entah apa yang dia lakukan. Aku hanya melihat dia dari kejauhan.
Tidak lama arah pandangan dia menuju kepadaku dan dia langsung tersenyum sambil melambaikan tangannya kepadaku. Menandakan aku diminta untuk mendatangi dia agar bisa naik bis bersama. Aku langsung tersenyum sambil menggodanya sambil menggeleng.
Dia tetap tersenyum dan berhenti berjalan untuk menaiki bisnya. Terlihat dia sedang meminta teman di belakangnya untuk menaiki bis lebih dulu. Lalu aku berlari mengambil tasku yang sudah aku taruh di depan kelas kosong dan menghampiri Setya yang sudah menungguku.
"Anak kecil, ngapain disana sendiri? Emang ga mau ikut ke Bogor?" tanyanya lagi sambil tersenyum dan menarik badanku supaya bisa naik terlebih dahulu.
Aku hanya tertawa dan menaiki bis itu. Perjalanan awal menuju Bogor, aku duduk bersama Karina.
Sepanjang perjalanan, aku duduk berdua dengan dia sambil mendengarkan musik di walkman yang dia punya.
Walkman itu sejenis tape recorder untuk mendengarkan musik menggunakan kaset. Aku duduk di kursi ketiga dari belakang dan Setya duduk di depan bersama Topan.
Sesampainya di Bogor, kita berhenti dulu di Gunung Geulis untuk beristirahat. Aku turun dari bis dan melihat Setya sudah menungguku di depan bis.
"loh, lo ngapain disini? Ga naik ke atas?" tanyaku kaget.
"Ga, gue nunggu lo aja. Kita bareng naik kesana." jawabnya lagi.
Akhirnya aku, Karina dan Setya berjalan menuju bukit itu. Pelan-pelan sambil sesekali Setya menggandengku karena memang jalannya licin. Dan aku juga bergandengan dengan Karina.
Aku belum cerita bahwa disini, Karina sudah putus dengan Eja. Nanti akan aku jelaskan kisah Karina putus dengan Eja.
"Setya, licin banget ini. Becek, kotor. Hhhh." Aku mengeluh manja kepadanya.
"Manja banget sih, kaya anak kecil aja." jawabnya lagi sambil tersenyum dan menggandeng tanganku yang sedang kesusahan berjalan.
"Iya, tapi, lo liat nih. Sepatu gue kotor semua. Kena tanah semua. Ihh. Geli." jawabku sambil melihat sepatuku yang sudah penuh dengan tanah.
"Dasar anak manja. Ya udah, lo sampai sana aja. Nanti ga usah naik ke atas. Tar diatas malah tambah terjal. Tar kalau lo jatuh, gue bingung nangkepnya. Kaya gini aja udah ngeluh." jawabnya gemas kepadaku.
"Ih, biarin aja sih. Gue ga suka becek. Kalau ga becek, gue ikut lo naik ke atas. Pasti bagus di atas ya?" jawabku sambil menoleh ke arah atas bukit.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY CINTAKU
Teen FictionDiary Cinta dari seorang gadis remaja yang memiliki hubungan percintaan dimasa remaja hingga menemukan cinta terakhirnya. Bagaimana pertemuan antara dia dengan kisah cintanya yang pada akhirnya hubungan percintaan dimasa remajanya menjadi cerita...