Setelah kejadian itu, dia menjadi lebih sering mendatangiku secara tiba-tiba ketika aku sedang sendirian. Setiap aku sedang bersama teman-temanku yang lain, dia tidak pernah berusaha untuk ikut bergabung. Padahal teman-temanku lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan.
Selama ini aku berusaha untuk menyimpan kejadian-kejadian yang aku lalui bersama dengan Setya dari Karina. Entah kenapa, aku merasa belum siap untuk bercerita banyak mengenai Setya ke Karina.
Saat aku tidak ikut antar jemput karena ada ekstra kulikuler di sekolah, aku terpaksa harus pulang sendiri. Karena orang tuaku juga tidak bisa menjemputku.
Ojek di depan sekolah juga tumben sekali tidak ada yang mangkal. Jadi aku harus berjalan keluar dari sekolah sekitar satu kilometer untuk mencari ojek.
Aku lalu keluar sendiri. Karena Karina sudah pulang terlebih dahulu dengan Eja. Tiba-tiba sosok Setya hadir lagi di samping aku. Dengan khas sapaan dia.
"Hai." sapa dia sambil menyamakan langkahnya dengan langkahku.
"Hai." aku sudah semakin terbiasa dengan keberadaan dia yang suka tiba-tiba hadir di sampingku.
"Ga dapet ojek ya?" tanyanya lagi.
"Iya. Kan tadi udah lihat di depan sekolah ga ada ojek." jawabku.
"O iya, lupa. Abisnya gue cuma konsen ngeliatin lo aja. Gue ga suka ngeliatin ojek. Ga keren." serunya sambil melirik ke arahku.
"Ini orang kenapa sih aneh banget ngomong gitu ke aku." seruku dalam hati dan seperti biasa aku tidak menjawab dia
"Gue temenin ya sampai dapet ojek." tanyanya
"Kalau gue jawab ga usah juga, lo pasti akan tetap ada di sebelah gue kan?" tanyaku sambil melirik Setya sambil tersenyum
"Itu lo udah tahu. Lo kan keren kaya cat women." jawab dia asal.
"Ihhh. Apaan sih Lo. Ga jelas banget. Cat women?" aku tertawa.
Aku merasa nyaman sekali berada di sampingnya. Aku merasa dijaga olehnya. Setiap aku sendiri, dia selalu ada dan menemaniku. Mungkinkah aku jatuh cinta? Aku tidak tahu, aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya.
--**--
Hari selanjutnya, aku menuju kantin terlebih dahulu sebelum naik ke kelas untuk membeli minuman. Setelah keluar dari kantin aku bertemu dengan kakak kelas aku.
Namanya Sigit. Dia laki-laki tampan yang lumayan populer di sekolah. Karena dibalik ketampanannya, dia juga sangat ramah. Dia adalah mantan ketua OSIS di sekolahku.
"Diva, baru sampe sekolah? Boleh ngobrol sebentar?" tanyanya lagi.
"Boleh kak. Kenapa kak?" tanyaku.
"Ya udah, duduk dulu aja yuk disini. Kan belum bel ini." seru dia sambil membawaku untuk mengikutnya duduk di meja sebelah lapangan basket.
"Diva tahu ga, selama ini aku itu ngeliatin Diva." Sigit bercerita dengan malu-malu.
"O ya kak? Kenapa ngeliatin aku kak? Aku aneh ya? Hahaha." tanyaku berusaha mencairkan suasana yang tegang.
"Hahaha. Kamu itu emang selalu ketawa ya?." serunya.
"Ahh. Kakak ga pernah liat aja aku marah. Aku pernah marah tahu. Waktu makanan aku dicuri sama kucingku." jawabku asal.
"Kamu itu kalau ditanya pasti ada aja jawabannya." kata Sigit sambil mencubit pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY CINTAKU
Teen FictionDiary Cinta dari seorang gadis remaja yang memiliki hubungan percintaan dimasa remaja hingga menemukan cinta terakhirnya. Bagaimana pertemuan antara dia dengan kisah cintanya yang pada akhirnya hubungan percintaan dimasa remajanya menjadi cerita...