Hari-hari terus berlalu dan tiba disaat aku harus masuk kuliah pertamaku. Aku lalui hari pertama kuliahku bersama Karina dan teman-teman baruku.
Hari pertamaku di kampus itu, aku merasakan sedikit berbeda. Aku selalu membayangkan ada Setya disampingku yang akan membantuku setiap ada permasalahan.
Tiba-tiba aku melihat sosok laki-laki yang aku kenal melewati kampusku bersama teman-temannya. Aku sedang melakukan ospek di sekolahku. Seperti biasa, hari pertamaku di kampus masih ada kegiatan ospek untuk mahasiswa baru.
Aku tersenyum bahagia melihat keberadaan dia ketika berada ada di depanku. Aku langsung menghampiri dia yang berada di luar pagar kampusku.
"Hi, kok lo disini? Emang ga ada kegiatan di kampus?" tanyaku terkejut melihat Setya ada di area kampusku.
"Hi, gue pengen ngeliat lo. Makanya gue kesini. Katanya nanti kita ketemu di sekolah?" tanyaku lagi.
"Iya, gue mau jemput lo. Nanti kita bareng aja ke sekolahnya." jawabnya lagi.
"O ya udah kalau gitu. Tapi, gue masih belum selesai loh. Nanti lo nunggu dimana?" tanyaku.
"Ya udah, nanti lo gw tunggu di warung depan aja ya?" serunya sambil menunjuk arah warung di depan kampus.
"Oke kalau gitu. Tunggu disana ya?" jawabku lagi.
"Oke, jangan capek-capek bersih-bersihnya. Nanti juga kotor lagi." Serunya sambil tersenyum
"Ih, nyebelin." Jawabku yang sedang memegang sapu karena memang kegiatanku sedang bersih-bersih kampus.
Lalu Setya langsung menghilang menuju warung depan kampusku. Setelah selesai kegiatan kampus, aku langsung menghampiri Setya yang sudah menungguku di warung depan kampus.
Aku serasa menjadi perempuan yang sangat bahagia. Karena, Setya tetap menyayangiku dan tidak berubah sedikitpun.
Kita langsung berjalan menuju sekolahku dan berbicang seperti biasa dalam perjalanan. Hari ini Setya membawa mobilnya. Setya bersama dengan Topan seperti biasa dan aku mengajak Karina untuk pulang bersamaku.
"Tadi kayanya pada kerja keras banget bersih-bersih? Cocok banget pada jadi inem," serunya sambil tersenyum.
"Ih, nyebelin banget lo! Udah cakep-cakep gini, mana mungkin jadi inem. Mana ada inem yang cakep kaya kita. Ya ga Kar?" tanyaku sambil tertawa.
"Iya lah, mana ada inem yang kece kaya kita. Berani bayar berapa mereka?" seru Karina.
Sepanjang perjalanan kita tertawa sambil bercanda. Selama kita menjadi mahasiswa, Setya tidak pernah lepas mengabari aku baik melalui telpon maupun datang untuk sekedar bertemu denganku.
Aku selalu merasa Setya akan tetap menjadi yang terbaik untukku. Aku merasa tidak ada laki-laki di kampusku yang bisa membuatku berpaling dari Setya. Waktu terus berlalu, aku sudah resmi menjadi mahasiswi baru di kampus itu. Aku mulai merasa ada sosok yang memperhatikan aku.
Aku mulai berteman dengan teman-teman baruku. Tapi, tetap tidak bisa aku tinggalkan Karina di kehidupanku. Karena, dia salah satu penyemangat aku selama ini.
Hubunganku dan Setya juga berlangsung baik. Tanpa ada hambatan sedikitpun. .Tapi, aku tidak pernah bercerita sedikitpun ke Setya bahwa ada salah seorang laki-laki yang sepertinya menyukaiku. Namanya Adi.
Aku satu kelas dengan dia bersama Karina. Aku merasa dia terus memperhatikan aku. Tapi, aku tidak pernah mempedulikan orang lain. Ini mungkin perbedaan hubungan aku dengan laki-laki yang pernah menjalin hubungan denganku. Aku akan menceritakan sedikit tentang Adi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY CINTAKU
Teen FictionDiary Cinta dari seorang gadis remaja yang memiliki hubungan percintaan dimasa remaja hingga menemukan cinta terakhirnya. Bagaimana pertemuan antara dia dengan kisah cintanya yang pada akhirnya hubungan percintaan dimasa remajanya menjadi cerita...