Chapter 1

3K 94 4
                                    

Ranveer Vaghela Arora

Bagai melihat pelangi di tengah rintik hujan, kau mengalihkan pandanganku saat pertama kali melihatmu♥ - Ranveer Vaghela

¤¤¤¤¤¤

Dinginnya pagi yang begitu menusuk membuatku sedikit menyesal datang terlalu awal ke sekolah. Ku langkahkan kaki menyusuri koridor sekolah yang masih terasa sepi dan senyap, aku sengaja datang lebih awal mengingat ada satu orang wanita aneh yang terus mengganggu ku setiap hari, wanita itu terus saja mengganggu tanpa henti yang tak lain hanya ingin mencari sensasi di hadapan seluruh siswa di sekolah. Aku terus berjalan menyusuri koridor jarak kelas ku yang begitu jauh membuatku harus ekstra sabar agar sampai di kelas, suasana kelas begitu sepi seakan hanya aku saja yang menghuni kelas ini, dan aku pun memutuskan untuk berjalan ke kantin.

" Pagi Den Ranveer." Ucap bu Inah

" Pagi Bi." Jawab Ranveer tersenyum

" Tumben pagi banget dateng nya Den?"

" Biasa lah Bi, you know what i mean."

" Oh Non Ritika ya? Apa Aden mau kopi?" Ucap Bi Inah

" Yes. Boleh Bi sama satu nasi goreng nya ya." Ucapku, aku meneguk kopi di hadapanku dan mulai menyantap nasi goreng.

Sinat matahari semakin menampakkan cahayanya siswa-siswi mulai berdatangan, aku kembali berjalan di koridor menuju kelasku tapi sayang sebelum aku sampai di kelas wanita aneh itu sudah menghentikan langkahku.

" Pagi Ranveer." Ucap Ritika

" Pagi." Jawabku singkat

" Kamu darimana?"

" Bukan urusan lo." Ucapku langsung pergi meninggalkan wanita aneh ini, setiap hari selalu saja mengganggu.

" Ranveer tunggu.." Ritika mengendus kesal.

Sesampainya aku dikelas ternyata para teman sekelasku sudah penuh termasuk sahabatku Shikar, aku menghampiri Shikar yang tengah menggoda Shivanya di bangku pojok sana. Dia memang terkenal dengan sebutan playboy kelas kakap, tapi sebenarnya Shikar hanya mencintai Neha Swami pacarnya yang berbeda sekolah dengan kita. Menggoda wanita di kelas hanya menjadi sensasi nya saja agar Shikar bisa dekat dengan teman sekelas.

" Godain aja terus." Ucapku

" Wess bro! Abis darimana?" Tanya Shikar sembari menepuk bahu Ranveer

" Kantin, tapi di jalan gue ketemu nenek sihir." Jawab ku dengan nada ketus

" Si Ritika? Gila orang itu tidak ada habisnya gangguin lo bro." Ucap Shikar, belum sempat Ranveer berbicara ternyata Pak Thakkar sudah berada di kelas dengan wajah sumringah padahal biasanya Pak Thakkar selalu memasang wajah kesal ketika masuk ke kelas IPA 3 ini yang di cap sebagai kelas paling "Menyebalkan " tapi hari ini beliau begitu senang entah ada angin apa sehingga ia begitu bahagia.

" Selamat pagi anak-anak." Sapa guru paruh baya berambut tipis itu.

" Pagi Pak." Seru teman sekelasku.

" Pagi ini saya membawa kabar baik." Ucapnya

" Kabar apa Pak?" Tanya Shikar dengan semangat

" Hari ini kita kedatangan murid baru yang berasal dari Bandung, Nak silahkan masuk." Ucap Pak Thakkar, Wanita itu mulai melangkahkan kakinya kedalam dan juga tubuhnya. Semua mata tertuju padanya, bahkan Shikar sampai tidak berkedip melihat wanita disamping Pak Thakkar itu, wanita itu mulai maju dan memperkenalkan dirinya.

" Selamat pagi semua." Sapa wanita itu, wanita dengan mata coklat terang, hidung mancung serta wajah yang mulus ia sangat terlihat cantik dengan kacamata minus dimatanya.

" Pagi." Seru teman sekelasku.

" Perkenalkan nama saya Ishani Parekh, asal dari Bandung. Saya harap kalian bisa bekerjasama dengan saya." Ucapnya. Aku terus memandangi wajahnya, wanita itu benar-benar sangat cantik terutama mata hazelnya suaranya begitu lembut sehingga orang yang mendengar pun akan langsung terpanah padanya.

" Baiklah Nak Ishani silahkan duduk di bangku yang kosong." Ucap Pak Thakkar

Wanita yang bernama Ishani itu berjalan mendekat kearahku karena bangku yang kosong tersisa hanya bangku yang aku tempati karena Shikar pindah dan duduk bersama Shivanya, aku terus memandangi penampilannya dari atas sampai bawah sampai tidak berkedip.

" Apa aku boleh duduk disini?" Tanya nya begitu lembut

" Iya silahkan." Jawabku

" Terimakasih." Ucapnya lagi.

****

Hari semakin sore dan aku belum juga selesai menuntaskan rapat Osis yang sedari pulang sekolah diadakan, untung saja wanita aneh itu tidak mengikutiku keruang osis. Sebenarnya Ritika itu cantik dan dia sangat di gandrungi oleh para kaum laki-laki di sekolah tapi entah kenapa dia tidak ada hentinya menggangguku. Aku memandangi jendela diruang osis langit sudah menampakkan awan hitam sepertinya sebentar lagi akan hujan deras dan pandanganku terhenti saat melihat wanita bermata hazel itu sedang berjalan menuju parkiran sepertinya ia akan pulang tapi kenapa sesore ini? Entahlah.

Rapat osis pun selesai tapi diluar sedang hujan deras, aku memutuskan untuk menunggu hingga hujan reda. Waktu sudah menunjukan pukul 17.40 sebentar lagi mulai malam tapi hujan belum juga reda, tanpa berpikir panjang aku langsung berlari menuju parkiran motor untuk segera bergegas pulang tidak peduli dengan hujan yang semakin deras. Aku melajukan motor dengan kecepatan tinggi menerobos hujan agar cepat sampai dirumah.

Sesampainya dirumah aku tidak melihat mobil terparkir di halaman rumah, apa Ibuku tidak ada? Ya! Aku hanya tinggal berdua dengan Ibuku karena Ayahku sudah terlebih dahulu meninggalkan dunia yang fana ini, beliau meninggal dalam kecelakaan pesawat beberapa tahun yang lalu saat ia akan terbang ke Austria untuk menemui rekan bisnisnya. Ibuku adalah orang pekerja keras sampai-sampai dia tidak ingat bahwa dirumah ada aku, ia sering berpergian keluar kota bahkan keluar negeri, aku tidak masalah karena dia bekerja untuk ku juga tetapi aku tidak bisa menghadapi ini sepanjang hidupku. Aku melangkahkan kaki ku, rumah tampak begitu sepi dengan rumah sebesar ini aku selalu sendiri, aku termasuk pria yang tidak sering bermain diluar kalaupun begitu aku hanya pergi bersama Shikar atau menginap dirumah Shikar begitu pun sebaliknya.

" Den Ranveer baru pulang." Tanya Bi Inem

" Iya Bi, tadi rapat osis lama jadi saya terlambat pulang dan hujan-hujanan."

" Ya sudah Aden cepet mandi nanti Bibi siapin teh anget sama sup ayam."

" Baik Bi." Hanya Bi Inem yang selalu memperhatikan ku dirumah, beliau sudah seperti ibu bagiku karena kasih sayang nya yang begitu tulus, tentu saja karena Bi Inem sudah lama ikut bersama kami dan aku sudah menganggapnya seperti ibuku.

Setelah selesai membersihkan diri aku menjatuhkan tubuhku ke ranjang, rasanya hari ini begitu penat dan kepala ku sedikit pusing karena kehujanan. Ingatanku kembali pada murid baru bermata hazel itu, oh ya! Namanya Ishani Parekh Madan nama yang indah dan orangnya pun begitu indah, sepertinya Ishani adalah wanita yang berbeda dari wanita lain. Dari nada bicara sampai sikapnya begitu lembut dan santun tidak seperti kebanyakan di kelasku.

Tok..tok..tok.

Suara ketukan pintu menyadarkan lamunanku pasti itu Bi Inem dan ternyata benar.

" Den ini sup ayam dan teh nya." Ucap Bi Inem membawa semangkuk sup ayam dan teh manis hangat.

" Terimakasih ya Bi."

" Sama-sama ganteng, Bibi tinggal dulu ya."

" Siap Bi." Aku menatap punggung kepergian Bi Inem lalu menyantap sup buatannya.

Setelah menyantap sup,aku membaringkan tubuhku di ranjang sambil terus mengingat wajah wanita yang membuatku terpesona untuk pertama kalinya. Wanita itu adalah Ishani, dia seperti penyihir yang sudah menyihir hatiku. Ea

****

BAGAIMANA KISAH KASIH CINTA ANTARA RANVEER DAN ISHANI ?

Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang