Nightmare

447 59 19
                                    

                 

Makan malam keluarga Reggie dan keluarga Rashard berlangsung dengan hangat. Namun kehangatan yang diciptakan masing-masing orang tua tidak cukup mencairkan suasana dingin antara Aldrich dan Aquinsha.

Di saat orang tua mereka mengeluarkan bersuara yang berisi tentang masa lalu mereka. Aldrich dan Aquinsha hanya mengeluarkan suara sendok garpu yang beradu dengan piring.

"Kalian kok diam aja sih?" tanya Regina saat melihat ekspresi kosong antara Aldrich dan Aquinsha.

"Mungkin mereka malu-malu kali Regina, mereka kan udah lama banget gak ketemu," tambah Ryanti.

Tampaknya usaha kedua ibu itu tidak mempengaruhi suasana hati Aldrich dan Aquinsha. Mereka masih tidak bersuara.

"Padahal kalian dulu waktu kecil banget sering mandi bareng loh!" timpal Regina. Hal itu sukses membuat Aldrich dan Aquinsha terbatuk ketika melahap makanan mereka.

"Benar banget Regina, mereka itu kalau mandi maunya bareng karena suka main air gitu, kan?" tambah Ryanti tidak mau kalayah.

Rillete dan Reggie hanya tertawa ringan saat mendengar obrolan ibu-ibu.

"Tapi kenapa kalian sekarang malah malu-malu sih?" tanya Ryanti heran dengan sikap dua anak tersebut.

"Kalian itu gak usah malu-malu lah, asal gak malu-maluin aja," tambah Regina kali ini diikuti tawa Ryanti dan suami mereka.

Aldrich dan Aquinsha hanya tidak percaya dengan apa yang dilontarkan oleh kedua orang tua mereka.

"Eh, tapi tunggu dulu. Aku pernah ingat deh kalau Aquinsha sekolah di SMA Harapan sekarang, benar gak Regina?" tanya Ryanti yang disambut anggukan Regina.

"Benar, emang kenapa Ryanti?"

"Berarti Aldrich dan Aquinsha satu sekolah dong?"

Kali ini kedua ibu mereka heboh.

"Kenapa gak cerita Aldrich satu sekolah dengan Aquinsha, Ryanti?"

"Aku juga baru ingat sekarang loh Regina. Gimana ya, setelah kita terpisah kan gak ada kontak sama sekali. Jadi gak terlalu ngeh waktu dengar cerita kamu itu. Soalnya awal masuk SMA, Aldrich masih bingung. Mendadak aja dia pilih SMA Harapan, gak kasih orang tuanya. Mentang-mentang mama sama papanya masih ada urusan di Kanada."

Regina mengangguk mengerti. "Kalau tahu dari awal, andai aja kita saling berhubungan setahun lalu, mungkin Aldrich aku suruh tinggal di rumah aja."

Thank God they just meet now, pikir Aldrich merasa beruntung.

Hal serupa juga dipikir oleh Aquinsha. Untung aja mereka ketemu baru hari ini.

"Gak perlu menyesali hari kemarin lah, Ryanti. Yang terpenting sekarang kan kita ketemu lagi. Gak sia-sia kemarin kita ketemu gak sengaja ketemuan di pernikahan anak pak Alvin di Singapura ya," ujar Regina.

"Benar banget tuh ma, untung aja ingatan mama  masih bagus, masih bisa ingat rupa Rashard dan Ryanti," kali ini Reggie bersuara.

Rashard mengangguk seolah ia setuju dengan ucapan Reggie. "Asal kamu tahu ya, saya udah lama dapat kontak kamu Reggie, tapi masih niat saja karena sibuk. Eh taunya kita ketemu di Singapura."

Aldrich dan Aquinsha hanya menahan sabar. Ingin rasanya mereka terpisah meja dan membiarkan orang tua mereka berbagi cerita.

"Jadi, kembali ke Aldrich dan Aquinsha, kamu emang gak pernah ketemu sama Aquinsha, Al?" tanya Ryanti.

Kita malah sekelas, dan sialnya sebangku. Ingin sekali Aldrich menjawab demikian tetapi ia tahan. "Hm."

"Bagus kalau gitu, kalau kamu Aquinsha, pernah ketemu Aldrich kan, nak?"

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang