Change My Feeling

267 32 6
                                    

Aquinsha tengah menatap kosong buku kumpulan soal matematika. Ia tidak membenci matematika, tetapi ia benci pada satu bab yang ada pada pelajaran matematika: persamaan fungsi kuadrat.

Sudah berulang kali Aquinsha menjawab pertanyaan yang sama, namun ia masih belum bisa menemukan jawaban yang tepat dengan pilihan yang ada. Pandangan Aquinsha akhirnya jatuh pada ponselnya. Sudah sejam yang lalu Aquinsha mengirim soal yang sulit tersebut pada Theo, namun masih belum ada jawaban apapun.

"Okay, gue coba sekali lagi. Kalau gue tetap gak bisa, gue tinggalin lo!" Aquinsha berbicara sendiri pada buku matematika.

Baru saja Aquinsha akan mengerjakan kembali soal-soal tersebut, seseorang mengetuk pintu kamarnya. Belum sempat ia mempersilakan, Aldrich seenaknya saja memasuki kamar Aquinsha.

Aquinsha menatap kesal Aldrich. Ketika ia ingin memaki lelaki itu, Aldrich terlebih dahulu memberi isyarat pada Aquinsha. Nampak bibir Aldrich bergerak tanpa bersuara 'nyokap lagi video call sama gue'.

Wajah Aquinsha yang tadinya kesal kemudian berganti dengan senyuman.

Aldrich mengambil kursi kosong lalu menempatkannya di sebelah Aquinsha.

"Ini ma, Queen lagi belajar."

Aldrich menoleh lalu tersenyum sejenak. Aquinsha dengan terpaksa membalas kembali senyum Aldrich.

"Halo tante. Apa kabar?" Aquinsha melambai ke layar ponsel Aldrich.

"Baik kok sayang. Mama kamu juga baik-baik saja kalau kamu penasaran. Tadi ada mama kamu, tapi dia lagi ke toilet." Ryanti berhenti sejenak lalu meneguk minumannya. "Tante ganggu kamu belajar, ya?"

Aquinsha menggeleng. "Gak kok, tante. Ini juga mau selesai."

"Tante senang deh dengarnya. Apa lagi liat Queen sama Al juga masih akur-akur saja. Lihat Flo, kakaknya Aldrich sama cucu tante, Nathan. Tante jadi lega. Ya sudah, tante lanjut jalan-jalan bareng Regina nih. Sampai ketemu ya Al, Queen." Ryanti mengakhiri panggilan video.

Senyum di wajah Aldrich dan Aquinsha bertahan cukup lama hingga panggilan benar-benar putus dengan Regina. Setelah layar ponsel Aldrich menghitam, senyum di wajah mereka ikut memudar.

Aldrich baru bangkit dari kursinya, namun dengan cepat Aquinsha menahan lengan Aldrich.

"Setelah gue menyelamatkan hidup lo, dengan enaknya lo kabur begitu aja?"

Aldrich memutar bola matanya, ia terlihat kesal. "Gue menyelamatkan nyawa kita berdua."

Aquinsha masih menatap menyaratkan dirinya mengancam Aldrich.

Dengan malas Aldrich kembali duduk di sebelah Aquinsha.

"Lo mau apa sih?"

Aquinsha tersenyum sejenak. "Lo bantu selamatkan nyawa gue!"

Aldrich mengernyit dahi hingga kedua alisnya menyatu. "Maksud lo?"

Pandangan Aquinsha jatuh pada buku matematika yang ada di meja belajar. Matanya sibuk mencari soal-soal fungsi persamaan kuadrat yang dianggapnya susah.

Telunjuk Aquinsha berhenti pada satu soal. "Ajarin gue soal ini, dong!"

"Matematika?" Aldrich berhenti sejenak. Detik berikutnya dia tertawa sinis. "Mana bisa gue."

Saat itu juga Aquinsha ingin rasanya melayangkan pukulan pada wajah tampan Aldrich, tetapi ia tahan.

"Lo bohong sama orang yang duduk satu bangku sama lo? Lo itu pintar dan bego pada waktu bersamaan tau gak?"

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang