Regina melihat jam yang tertera di dinding. Waktu menunjukkan pukul 6.45 pagi. Ketika ia melihat suaminya sudah bersiap-siap, ia tidak melihat Aquinsha sama sekali. Biasanya anak perempuan Regina satu-satunya selalu tepat waktu. Ia pun menyelesaikan hidangan sarapan lalu berjalan ke arah kamar Aquinsha. Anaknya masih tertidur pulas.
"Wake up, Queen." Regina mengguncang badan anaknya pelan. "It's almost 7 o'clock."
Aquinsha terbangun dengan cepat setelah Regina membangunkannya. "Mom."
Regina bisa melihat kantung mata yang samar di waja Aquinsha. "Kamu semalam tidur jam berapa sih, nak? Gak biasanya kamu seperti ini."
Aquinsha mengucek matanya. "Gak ingat ma, emang sekarang jam berapa?"
"Jam 7 kurang, sayang."
Mendengar ucapan Regina, Aquinsha bangkit dari kasurnya dalam gerakan cepat. "Damn, I almost late." Aquinsha berlari ke kamar mandi.
Regina hanya menggeleng saat melihat tingkah anak perempuan satu-satunya itu. "Mama tunggu di ruang makan ya sayang." Langkah Regina kemudian meninggalkan kamar Aquinsha.
"Iya ma," teriak Aquinsha. Ia benar-benar mandi dalam gerakan cepat.
Aquinsha berargumen dengan dirinya sendiri. Tidak biasanya ia tidur terlalu larut. Tidak tahu mengapa setelah pulang dari restauran, Aquinsha tidak bisa tertidur. Pikirannya kosong. Tetapi kemudian terisi penuh oleh makan malam bersama keluarga Rashard dan...
Aldrich.
Satu-satunya manusia yang dikandidatkan oleh Aquinsha sebagai manusia terjelek di dunia. Tidak peduli bagaimana orang lain menganggapnya tampan. Bagi Aquinsha, masa bodoh dengan wajah tampan jika dengan perilaku seperti yang ia lihat semalam.
Aquinsha tidak berhenti berpikir bagaimana ia akan menghadapi Aldrich.
Tetapi, ia hanya berharap satu hal.
Tidak akan menemui lelaki itu, tidak hari itu, esok, maupun selamanya.
Itupun kalau dia bisa.
***
Di waktu yang sama Aldrich menjalani hari seperti biasa. Ia tidur dan makan dengan teratur. Dia dalam suasana hati biasa-biasa saja.
"Al, kamu kan udah ketemu lagi tuh sama Queen, kamu gak niat berangkat sekolah bareng sama dia?" tanya Ryanti di sela-sela sarapan pagi.
Aldrich menghela napas. "No thank you, mom."
Rashard hanya menggeleng melihat tingkah anaknya. "Emang kenapa, Al? Kamu kan bawa mobil sendiri, apa salahnya?"
Aldrich memutar otaknya untuk memberi alasan, hanya perlu beberapa detik ia menemukan alasan. "Rumah Aquinsha kan beda arah sama kita, ma, pa. Lagian Aldrich bentar lagi masuk." Aldrich menyelesaikan sarapan dengan gerakan cepat. "See you, ma, pa." Ia kemudian berlari meninggalkan ruang makan.
Aldrich hanya memakan seperempat dari sarapannya.
Bagi Aldrich, tidak apa-apa dia menahan lapar. Dibanding dengan sarapan dengan pertanyaan keluarganya tentang Aquinsha.
Ia tidak suka.
Bukan.
Ia membencinya.
***
Aldrich sampai terlebih dahulu di sekolah. Sekolah masih terlihat sepi. Bagaimana tidak, ia berangkat terlalu pagi dari biasanya. Dengan semangat ia melangkahkan kakinya ke kantin, untuk menyambung sarapan yang tidak ia selesaikan di rumah tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You
Ficção AdolescenteKembalinya Aldrich dari masa lalu Aquinsha tidak pernah ia bayangkan, bahkan ia impikan. Aquinsha tidak menyukai Aldrich. Alasannya? Jangan ditanya. Hanya saja, Aquinsha benci Aldrich. Di saat Aquinsha memiliki beribu alasan untuk menjaga jarak dari...