Lunch and A Surprising Fact

299 51 9
                                    


Aldrich dan Aquinsha menatap kedua orang tua mereka tidak percaya.

Tadinya baik Aldrich dan Aquinsha sama-sama panik mendengar kedua orang tua mereka berada di rumah sakit, tetapi rumah sakit yang dimaksud oleh Ryanti bukanlah UGD, ruang rawat inap, apapun itu yang berhubungan dengan kesehatan orang tua mereka.

Baik Rashard dan Ryanti, maupun Reggie dan Regina tampak baik-baik saja. Terlihat sangat. Tidak bohong ketika Ryanti berkata demikian, tetapi rumah sakit yang ia maksud lebih tepatnya adalah restauran yang satu bangunan dengan rumah sakit.

"Kalian kok diam aja? Mukanya gak enak gitu? Sekolah melelahkan ya?" tanya Ryanti yang melihat Aquinsha dan Aldrich makan dengan lesu.

"Kirain Aldrich mama sakit, siapa yang sakit, gitu. Kita udah panik dan langsung ke rumah sakit tadinya." Aldrich menjawab pertanyaan ibunya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana ia terlihat konyol saat panik tadi. Apalagi saat ia menggenggam jemari Aquinsha.

"Loh, kan Ryanti gak bohong juga. Lagian, kalian kenapa bisa salah prespsi gitu, tapi gak apa-apa deh, kalian bisa jadi ke sini barengan." Kali ini Regina bersuara.

Tentu saja Aquinsha membela diri. "Tapi ma, tadi itu aku kira ada apa. Jadi aku nurut aja sama dia. Bagaimana pun, Aquinsha tetap senang lihat kalian sehat-sehat aja."

"Benar ya Re, taktik kita berhasil juga ya. Akhirnya Aldrich dan Aquinsha bisa pergi bareng." Ryanti tampak begitu senang.

Aldrich dan Aquinsha semakin tidak percaya dengan tingkah kedua ibunya.

"Ibu-ibu emang suka iseng ya." Reggie tertawa sekilas.

Rashard juga ikut tertawa melihat tingkah istrinya dan Regina. "Kalian ini, anak sendiri dikerjain. Pantas, Aldrich sama Aquinsha kelelahan sampai di sini."

Aldrich dan Aquinsha tidak memperdulikan orang tua mereka. Mereka hanya ingin menyantap semua makanan dengan cepat kemudian pulang dengan segera.

Baik Aquinsha dan Aldrich menyelesaikan makan siang dengan cepat, berharap bisa pulang ke rumah secepatnya. Namun keinginan mereka harus tertunda saat Rashard dan Reggie memulai pembicaraan yang begitu serius.

"Sebenarnya, kenapa kita bisa makan siang kali ini bukanlah hanya sekedar makan siang." Rashard membuka pembicaraan saat itu.

Reggie mengangguk kemudian menyambung ucapan Rashard. "Benar apa yang dikatakan Rashard. Ada suatu hal yang harus kami bicarakan dengan kalian, Aldrich dan Aquinsha."

Aquinsha membeku di tempat. Pikirannya melayang. Beberapa kali terakhir ia selalu membaca novel di mana dua keluarga kaya harus menikah karena salah satu terlilit hutang, atau karena perjanjian perusahaan di mana tokoh utama harus terikat dengan pernikahan. Atau bisa saja karena salah satu permintaan orang tua mereka yang sedang sakit keras.

Aquinsha tidak ingin hal itu terjadi padanya. Bukan karena apa-apa, hanya saja yang ia bayangkan bukanlah orang seperti Aldrich.

Memang dia sudah bertunangan dengan Aldrich kata orang tuanya, tetapi orang tua mereka tidak pernah mengatakan ia harus menikah dengan Aldrich. Jika tidak suka, Aquinsha bebas menolaknya.

Kali ini Aquinsha memutar otaknya.

Apa keluarga gue terlilit hutang sama keluarga Rashard? Tidak terlihat seperti itu. Bukan itu!

Apa keluarga gue punya perjanjian perusahan dengan keluarga Rashard? Ketemu aja baru kemarin, masak udah kerja sama aja. Pastinya bukan itu!

Apa papa atau pak Rashard sakit keras? Atau mama dan tante Ryanti? Gak mungkin! Tadi aja sempat ngerjain gue sama Aldrich.

Belum selesai Aquinsha berpikir, ayahnya sudah bersuara terlebih dahulu.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang