Melted Vanilla Ice Cream

265 24 8
                                    

"Sebelumnya kak Flo mau minta maaf nih karena udah membangunkan kalian pagi begini padahal hari minggu." Flo bersuara pagi itu di tengah menyantap sarapan paginya.

"Emangnya kenapa kak pagi-pagi suruh bangun terus siap-siap?" tanya Aldrich.

Aquinsha yang duduk di sebelah Aldrich hanya ikut menatap Flo karena Aldrich sudah mewakilkan pertanyaan yang sudah ia pikir dari tadi.

"Pagi ini kak Flo mau ngajak kalian ke Dufan," balas Flo. "Dan kalian harus ikut."

Aldrich berhenti mengunyah. "Kenapa Al harus ikut kak?"

"Ya karena kamu harus ngajak Nathan main-main wahana yang di sana nantinya." Flo mengangkat Nathan yang sudah selesai makan—dengan wajah bulat yang belepotan.

"Dan kenapa bukan kakak yang ngajak Nathan main?" ucap Flo sebelum Aldrich kembali bertanya. "Karena kak Flo nanti harus menemani Dave bertemu dengan teman kerja nantinya."

Aldrich ingin melawan tetapi ia melihat wajah kakak iparnya—Dave—memelas terlebih dahulu.

"Come on, bro. Tolong saya," ucap Dave dengan logat bahasa yang sedikit berantakan.

"Okay, I'll help you guys," balas Aldrich singkat.

Flo menoleh ke Aquinsha. "Kamu gak apa-apa kan, Queen?"

Aquinsha memaksa senyum. "Iya, gak apa-apa kok, kak Flo."

***

Flo memberikan Nathan kepada Aquinsha setelah mereka memasuki Dufan.

Aquinsha sendiri merasa berat karena menggendong tubuh bulat Nathan, namun ia rasa berat itu hilang ketika bocah itu memeluknya erat. Dari dulu Aquinsha memang menginginkan adik lelaki.

"Kak Flo titip Nathan ya Queen, Al. Kakak janji gak bakal lama. Udah selesai nanti langsung nyusul kalian." Flo mencium Nathan di pipi bulatnya.

"You be a good boy to uncle and aunty, okay?" ucap Flo pada Nathan yang disambut anggukan oleh bocah itu.

Aquinsha tersenyum sembari melambai tangan pada Flo. Senyum di wajah kian memudar seiring dengan menghilangnya perempuan itu.

Aldrich melihat Aquinsha dari samping. Ada perasaan kasihan saat melihat tubuh Aquinsha harus menggendong bocah sebesar Nathan.

"Biar gue yang gendong Nathan." Aldrich mengambil Nathan dari pelukan Aquinsha.

Nathan sontak melawan karena ia belum nyaman dengan Aldrich. "Put me down, uncle. I want to walk."

Langsung saja Aldrich menurunkan Nathan. Ia benar-benar kesal melihat anak kecil yang melawan.

Aquinsha merasa kasihan pada Aldrich ketika melihat respon Nathan.

Aquinsha menurunkan badannya pada Nathan. "You can walk, but you hold uncle hand." Aquinsha mengarahkan tangan Nathan untuk menggenggam tangan Aldrich.

Aldrich terdiam mendapat perlakuan dari Aquinsha. Tidak tahu mengapa sentuhan perempuan itu membuat perasaannya tidak menentu. Ada perasaan senang dan gugup pada waktu bersamaan.

"And your left hand with me, okay?" pinta Aquinsha yang dituruti oleh Nathan.

"Okay aunty."

Langkah Aquinsha dan Aldrich lamban mengiringi langkah kecil Nathan. Langkah mereka mengikuti langkah Nathan ke mana bocah itu berjalan.

"Ferris Wheel. Aku mau naik ini," pinta Nathan ketika melihat kincir ria.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang