Di saat semua orang memiliki ritual bangun siang setiap hari minggunya, Aquinsha mau tidak mau harus bangun pagi sekali. Pada hari minggu.
"Ya Tuhah, Queen! Kamu belum beberes juga?" teriak Regina saat melihat semua barang-barang Queen masih tersusun rapi pada tempatnya.
Regina mendekati Aquinsha yang masih tertidur. "Queen, sayang. Bangun nak! Gak ada malas-malasan untuk satu hari ini." Regina lanjut mengguncang tubuh Queen.
Aquinsha bangun dengan kepala terasa berat. Ia sadar alasan mengapa kepalanya berat karena semalam ia tidur larut. Alasan kenapa Aquinsha tidur larut juga karena Theo. Seperti halnya orang baru berpacaran, Aquinsha dan Theo saling enggan mengakhiri pembicaraan mereka.
"Emang kamu semalam tidur jam berapa sih, nak?"
Bukannya menjawab pertanyaan Regina, Aquinsha sibuk mencari ponselnya. Ia melihat waktu yang tertera di layar ponselnya. Jam 7 pagi.
"Mom, still early to get up. Queen masih ngantuk!" ucapnya dengan mata setengah terbuka.
Regina menyisir rambut anaknya. "Mama juga gak tega bangunin kamu, sayang. Tapi kamu harus bangun karena kamu harus pack barang kamu. Dan itu mama udah kasih tahu 2 hari yang lalu."
Aquinsha yang masih tidak mengerti ucapan Regina bertanya. "Pack barang? Kita mau ke mana ma?"
"Kamu masih muda udah pelupa aja. Hari ini kan kamu harus pindah ke rumah Rashard dan Ryanti."
Rasa kantuk Aquinsha terkalahkan oleh rasa terkejutnya. Dengan gerakan cepat ia bangkit dari posisinya kemudian duduk menghadap Regina.
"Hari ini ma?"
"Iya, sayang. Besok pagi sekali mama juga udah berangkat ikut papa ke Paris."
Kepala Aquinsha yang tadinya terasa berat malah semakin berat. Harusnya selama seminggu itu Aquinsha sudah harus menemukan jawaban untuk menghindari kepindahannya sementara ke rumah itu. Saat itu, Aquinsha hanya memiliki satu senjata agar tidak jadi pindah.
"Ma, mama harus pergi ya?" tanyanya diikuti gerakan lengan yang melingkari pinggang ibunya.
Regina kembali memeluk anaknya. Jemarinya kembali menyisir rambut anak perempuan satu-satunya. "Terus, kamu mau mama biarin papa selama 2 bulan di sana, gak ada yang ngurusin?"
Mendengar ucapan mamanya, Aquinsha merasa tidak tega menahan ibunya itu.
"2 bulan ya ma?"
Regina mengangguk. "Iya sayang, 2 bulan aja kok."
Aquinsha yang tadinya duduk kemudian bangkit. Matanya mengitari kamar bernuansa ungu muda itu sembari berpikir barang apa yang harus ia kemasi terlebih dahulu.
Regina kemudian bangkit. Membiarkan anaknya untuk beres-beres. "Ya udah, mama ke bawah dulu ya. Nanti kalau sudah selesai kabari mama ya."
Aquinsha mengangguk lemah. Dipandanginya kembali kamarnya. Tiba-tiba ia merasa sedih haru meninggalkan tempat itu dalam waktu 2 bulan.
"Sampai ketemu 2 bulan lagi."
***
Tidak memerlukan waktu yang lama bagi Aquinsha untuk bersiap-siap karena ia hanya membawa sedikit barang.
Regina tadinya menyambut Aquinsha dengan hangat, kemudian heran juga.
"Queen, kamu Cuma bawa 2 koper untuk 2 bulan, nak? Apa itu cukup?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You
Novela JuvenilKembalinya Aldrich dari masa lalu Aquinsha tidak pernah ia bayangkan, bahkan ia impikan. Aquinsha tidak menyukai Aldrich. Alasannya? Jangan ditanya. Hanya saja, Aquinsha benci Aldrich. Di saat Aquinsha memiliki beribu alasan untuk menjaga jarak dari...