part 17

185 1 0
                                    

"Konsen dong dan. " ucap nya pada diri sendiri
Saat ini Dandy sudah masuk kekantornya karna hanya meliburkan diri sehari.

To:  Alfi aldiansyah

Temuin gue diruangan gue.

Saat ini hanya Alfi yang dapat meredakan kegelisahannya, karna hanya Alfi yang mengetahui semua permasalahan Dandy dan hanya Alfi yang sudah menjadi keluarga nya.

"Gue kaget dapet sms dari lo." Ucap Alfi langsung nyelonong tanpa mengetuk pintu.

"biasa aja kali al dan ketok dulu sebelum masuk." Balas Dandy dengan malas.

"Abis nya lu bikin gue kaget dikira masih cuti bukannya lo mau liburan yah sama Nana." Ucap Alfi dan duduk dikursi depan meja Dandy.

"Gue tunda al."

"Ada apalagi sih dan."

"yang lo katakan dimalam repsesi itu semua salah Al." Ucap Dandy dengan lemah.

Alfi sudah memahami yang dikatakan Dandy arah nya pada Nana.

"Lu tau dari mana?"

"Disaat gue bertekad malam itu dan disitu pun gue jatuh. "

"Jatuh? Apa yang luka?"

"Bego."

"Gue khawatir malah dikatain bego."

"Bukan jatuh dalam artiaan jatuh seperti kecelakaan tapi tekad gue jatuh dan mungkin tak akan bangun kembali."

"Gue kagak ngerti." Alfi dengan tampang yang polos dan Dandy hanya mendengus.

"Dimalam itu gue denger percakapan Nana dengan sahabat nya ditelpon dan gue denger bahwa Cinta nya hanya untuk guru sialan itu."

"Apa lo akan stuck disini? Hanya dengan dua Bulan saja? Dandy dandy lo kaya yang baru ngerasain jatuh Cinta."

"Maksud lo apa?"

"Ada seseorang yang pernah berkata ' melupakan tak semudah mencintai ' ."

"Sialan itu kata kata gue."

"Lo harusnya ngerti mungkin Nana masih terbayang-bayang guru nya itu ."

"Tapi gue pengen liat Nana bahagia."

"Apa lo akan melepaskan Nana?"

"Jika itu membuat nya bahagia gue lakuin Al."

"Apa lo yakin? Lo rela? Lo bisa hidup tanpa nya?"

"Gue gak akan bisa hidup tanpa nya tapi gue akan belajar demi kebahagiaan Nana." Ucap Dandy dan tanpa disadari nya bulir bulir air matanya meluncur.

"Tapi jika itu membuat Nana tersiksa apa yang akan lo lakuin?" Tanya Alfi dengan serius.

"Gak mungkin Al engga mungkin gitu, mereka saling mencintai mana mungkin tersiksa." Balas Dandy lemah.

"Dan mungkin yang lo denger saat itu belum tentu benar dan apa lo denger semua percakapannya? "

"Gue langsung pergi disaat Nana berucap Cinta pertama nya guru nya dan tanpa mendengar kata kata selanjutnya."

"Bodoh. yang setengah gitu gak akan bener dan gue yakin lo gak mungkin melepas Nana gitu aja." Ucap Alfi.

---------

Nana pikir setelah pernikahannya diperkuat dengan hukum, Dandy tidak akan dingin tapi Dandy makin dingin dengan kata -kata formal yang selalu dilontarkannya.

Siang ini Nana berniat untuk mengantarkan kotak makan siang pada Dandy ke kantornya. Awalnya Nana hanya beniat ke supermarket membeli bahan-bahan dapur yang sudah habis tapi ide itu muncul. Meski rasa takut menyelimuti dirinya karna baru pertama kekantor suaminya dengan membawa kotak makan siang tapi Nana berpikir positif menjadikan tekad kuat untuk kekantor suaminya.

Forced Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang